Begini Proses Pemakaman Jenazah di Planet Mars

Ilustrasi manusia meninggal dunia di Planet Mars.
Sumber :
  • Space.com

VIVA – Saat ini para ilmuwan tengah melakukan pendalaman bagaimana mengirim manusia dengan aman ke Planet Mars. Kemudian, ditemukan pula fakta bahwa penerbangan ke sana membutuhkan waktu enam hingga sembilan bulan. Lantas, bagaimana jika manusia meninggal dunia di tengah perjalanan?

Rumah di Bangkalan Hancur Usai Petasan Meledak, 3 Orang Jadi Korban

Dilansir dari situs Space, Jumat, 7 Februari 2020, dalam karya fiksi ilmiah, bagi mereka yang meninggal dunia di pesawat ruang angkasa dalam perjalanan menuju Planet Mars solusinya adalah membuang jenazah lewat pintu khusus atau airlock.

Tapi, jika mereka sampai mendarat di Planet Mars, maka menguburkannya menjadi pilihan yang tepat. Pun, benda-benda ditinggal jenazah juga ikut dikubur di planet merah tersebut.

Pesan Vicky Prasetyo Jika Meninggal Dunia, Minta Hal Ini ke Keluarga

Ilmuwan memperkirakan jenazah hanya akan menjadi mumi karena Mars tidak memiliki bakteri yang bisa membuat tubuh busuk, namun justru bisa membuat efek radiasi.

Dengan demikian, daripada membuang jenazah kru yang sudah mati ke luar angkasa, pilihan yang bisa diambil adalah membuat mumi di Planet Mars.

Pemprov: Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan

Hingga saat ini tercatat sudah ada tiga orang yang meninggal dunia di luar angkasa dalam melakukan misi Soyuz 11. Ketiganya adalah Georgi Dobrovolski, Viktor Patsayev dan Vladislav Volkov, yang tewas tragis pada 1971.

Ke depannya, karena akan semakin banyak waktu yang dihabiskan di Planet Mars atau Bulan, maka penting bagi ilmuwan di Bumi untuk mempertimbangkan membuat rencana soal apa yang harus dilakukan jika kru mereka mengakhiri hidupnya di luar Bumi.

Kemungkinan tidak akan ada lagi mayat yang dibuang dari airlock ketika mereka menemui ajal di dalam pesawat ruang angkasa. Oleh sebab itu, JJ Hastings bersama Pia Interlandi kini sedang melakukan penelitian pakaian ritual kematian dan daur ulang untuk manusia.

Proyek penelitian ini bertujuan untuk mengkonseptualisasikan proses kematian dan berduka di Planet Mars dengan cara yang sejalan dengan hak asasi manusia (HAM).

Pakaian itu memiliki empat lapisan dan 100 persen dapat terurai, sehingga tubuh juga bisa terurai tanpa limbah sintetis tambahan.

Materialnya terbuat dari jenis sutra karena terasa nyaman, ringan, dan terbuat dari ulat sutra. Sedangkan, ide daur ulang manusia adalah dengan membuat kompos tubuh dan mengubahnya kembali menjadi bahan baku.

"Akhirnya bisa dipakai lagi bajunya di Planet Mars. Sumber daya yang ada di tubuh manusia tidak dibuang begitu saja," papar Hastings.

Meski belum ada detail bajunya akan seperti apa tetapi sepertinya akan menggunakan konsep medis dan bidang pertanian untuk pembuangan hewan.

Caranya dengan melarutkan protein pada tubuh manusia dan meninggalkan cairan serta tulang. Cairan ini kemudian bisa digunakan untuk menutrisi tanaman yang tumbuh di Planet Mars.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya