Alasan Kain Kafan Jenazah Pakai Bahan Sutra di Planet Mars

Contoh kain kafan jenazah di Planet Mars yang terbuat dari sutra.
Sumber :
  • Space.com

VIVA – Proses kematian manusia di Planet Mars tengah ramai diperbincangkan. Seorang bioengineer JJ Hastings bersama perancang busana Pia Interlandi, sedang menjalankan sebuah proyek membuat kain kafan jenazah pakai bahan sutra yang bisa daur ulang manusia di luar Bumi.

Masuk Usia Kepala 4, Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kain Kafan?

Kain kafan ini disiapkan ketika manusia melakukan perjalanan ke Planet Mars atau Bulan. Pia mengaku kalau dirinya menggunakan bahan sutra karena dikenal nyaman saat dipakai serta ringan.

Mengutip situs Space, Selasa, 11 Februari 2020, kain kafan berbahan sutra ini bertujuan untuk mengkonseptualisasikan proses kematian dan berduka di Planet Mars dengan cara yang sejalan dengan hak asasi manusia (HAM).

Ahli Ungkap 7 Tanda Sekarat hingga Sebabkan Kematian, Apa Saja?

Karena sebelumnya jika ada yang meninggal dunia di luar angkasa, maka jenazahnya akan dilempar keluar pesawat luar angkasa melalui pintu khusus atau airlock. Pia menyebut material yang terbuat dari protein ulat sutra ini juga akan mudah dikenakan tubuh jenazah yang kaku.

Contoh cara menutup jenazah dengan kain kafan sutera di Planet Mars.

Kematiannya Dianggap Tak Wajar, Makam Seorang Pria di Garut Dibongkar

"Ke depannya, astronot tidak hanya akan menghabiskan waktu lama di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Rencananya akan ada juga penelitian di Bulan, selain Planet Mars. Tapi tidak ada yang tahu kapan kematian datang. Oleh sebab itu, ilmuwan harus juga memikirkan hal penting ini," kata Pia.

Kain kafan yang akan digunakan jenazah itu telah diuji coba saat misi Sensoria I di wilayah Planet Mars tiruan. Sepanjang misi, salah satu peserta tidur di atas sarung bantal dengan tulisan "Setelah kematian saya, ini semua yang akan Anda butuhkan". Di dalam sarung bantalnya ada potongan pakaian untuk jenazah.

Ilustrasi permukaan Planet Mars.

Pada kesempatan yang sama, JJ Hastings mengaku jika konsep ini sebenarnya untuk menghemat ruang sehingga para astronot akan terus membawanya dan tidak mengganggu hal-hal lainnya. Kain kafan itu memiliki empat lapis dan 100 persen diklaim dapat terurai sehingga tubuh juga akan dapat terurai dengan lebih mudah tanpa limbah tambahan.

Hastings memaparkan bahwa lapisan pertama adalah pakaian dalam. Kemudian di atasnya adalah kain yang sifatnya untuk hiasan, semi transparan yang juga terbuat dari sutra yang warna bagian atasnya putih dan semakin bawah akan memudar menjadi abu-abu gelap.

Lalu, lapisan ketiga adalah sutra tipis untuk membungkus dan menutupi wajah. Dan yang terakhir atau lapisan keempat adalah pakaian yang mencakup kerudung layaknya selimut yang masih terbuat dari sutra sederhana, namun terlihat seperti kain yang besar dan tebal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya