Inggris Ciptakan Paru-paru Besi Pengganti Ventilator Pasien Corona

Petugas NHS Inggris sedang menangani kasus virus corona.
Sumber :
  • The Guardian

VIVA – Para ilmuwan serta petugas medis kesehatan Inggris, beberapa hari terakhir mengumumkan telah menciptakan alat baru yang mereka sebut 'Paru-paru Besi' sebagai pengganti alat ventilator yang digunakan untuk para pasien positif Virus Corona COVID-19.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Alat tersebut dapat menjadi salah satu alternatif karena pasokan persediaan ventilator selama merebaknya wabah pandemi COVID-19 mulai menipis.

Para dokter, ilmuwan dan Insinyur yang terlibat dalam penemuan ini berujar bahwa 'paru-paru besi' itu bentuknya lebih kecil dari pada alat yang banyak digunakan pada abad terakhir untuk mengobati pasien dengan penyakit polio dan membantu pasien agar terus bisa bernapas dalam ruang hampa.

Warga Kian Resah Dengan Maraknya Pelacuran di Jalanan Kota Ini

Dilansir dari situs Independent, Jumat, 3 April 2020, nama resmi dari alat itu disebut Exovent. Gugus tugas para ilmuwan telah sepakat untuk segera mengirimkan ke tiga rumah sakit dalam beberapa hari ke depan untuk dapat segera dilakukan pengujian langsung.

Salah satunya Rumah Sakit Jantung dan Paru-Paru, Royal Papworth di Cambridge. Pihak rumah sakit dikabarkan setuju untuk menjalankan tes enam mesin yang akan dikirimkan secepatnya.

Serius Berpolitik, Verrell Bramasta Mau Belajar ke Inggris Dulu Sebelum Dilantik Jadi Anggota DPR

Gugus tugas kelompok penemu alat itu yang juga didukung oleh Sir John Burn, ketua The Newcastle upon Tyne Hospitals Foundation Trust serta mantan anggota dewan National Health Service (NHS), Inggris.

Ia bercerita bahwa alat itu mereka kembangkan dalam hitungan minggu hingga harus bekerja siang dan malam. Keluarga Fisikawan ternama, Stephen Hawking, juga turut membantu pengerjaan Exovent.

Jika hak penggunaan alat itu diberi izin oleh pemerintah negeri Ratu Elizabeth II, gugus tugas mengklaim bisa memproduksi hingga 5 ribu mesin dalam seminggu.

Dr Malcolm Coulthard, seorang konsultan di Great North Children’s Hospital, Newcastle merupakan salah satu ahli yang ikut mengembangkan Exovent menuturkan cara kerja 'paru-paru besi' adalah dengan memasangkannya ke dada dan perut pasien serta ditutup saat ruang hampa digunakan.

Exovent dapat membantu pasien yang masih bisa bernapas normal sendiri tetapi membutuhkan sedikit bantuan serta pasien dengan gangguan pernapasan akut.

“Tim telah bekerja flat-out selama 10 hari terakhir. Jelas ada kebutuhan akan lebih banyak ventilator saat ini dan ini adalah metode ventilasi non-invasif yang lebih murah dan lebih mudah dan yang berfungsi setidaknya juga jika tidak lebih baik daripada ventilasi tradisional," kata Coulthard.

Ia menambahkan alat ini sejatinya mudah dibuat dengan bahan-bahan yang juga banyak tersedia. Harga pembuatannya pun sangat hemat dari pada harus membuat ventilator konvensional seperti yang dipakai sekarang.

“Kami senang untuk memberikannya. Ini murah dan mudah dan dapat dibangun dengan bahan yang tidak tersedia di Inggris. Harganya sekitar seribu poundsterling (Rp20 Juta). Ventilator standard harganya 10 kali lipat lebih mahal," jelasnya.

Laporan: Abdulah Saputra

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya