Begini Cara Toilet Pintar Deteksi Tanda Awal Kanker pada Manusia

Toilet pintar.
Sumber :
  • Mirror

VIVA – Pergi ke toilet mungkin tidak akan pernah sama lagi. Berkat para ilmuwan yang mengklaim telah menemukan perangkat yang dapat dipasang di toilet unruk mendeteksi tanda-tanda penyakit berat seperti kanker lewat tinja dan urine. Ya, perangkat tersebut namanya toilet pintar atau smart toilet.

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

Perangkat yang dipasang di dalam mangkuk toilet itu dilengkapi dengan kamera, strip uji dan teknologi penginderaan gerak untuk menganalisis tinja dan urin, kemudian mengirimkan data ke server cloud yang aman.

Toilet pintar atau smart toilet ini dapat bermanfaat bagi seseorang yang secara genetik memiliki kecenderungan pada kondisi tertentu seperti sindrom iritasi usus, kanker prostat atau gagal ginjal.

Terpopuler: Bagian Tubuh Ini Bisa Prediksi Ukuran Penis, hingga Faktor Risiko Kanker Serviks

Dr Sanjiv Gambhir dari Fakultas Kedokteran di Universitas Stanford mengatakan konsep ini sebenarnya sudah ada sejak 15 tahun silam.

"Ketika saya membahasnya, orang-orang akan tertawa karena itu sepertinya ide menarik, tetapi juga agak aneh," ujar Gambhir, seperti dikutip dari Mirror, Rabu 8 April 2020.

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

Gawai atau gadget ini menganalisis komposisi biokimia dasar ekskreta, dengan sampel urine menjalankan analisis fisik dan molekuler, sementara penilaian feses didasarkan pada karakteristik fisik.

Menurutnya bersama para ilmuwan, data yang dikumpulkan dari sampel dapat mengungkapkan biomarker untuk 10 jenis penyakit, dari infeksi dan kanker kandung kemih hingga gagal ginjal.

Teknologi yang masuk dalam kategori pemantauan kesehatan berkelanjutan telah diuji kepada 21 peserta, tetapi para ilmuwan mengatakan potensi manfaat kesehatan dari sistem smart toilet ini perlu dinilai dalam studi klinis besar.

"Hal tentang toilet pintar ini adalah Anda tidak dapat melepasnya. Semua orang menggunakan kamar mandi dan tidak bisa menghindarinya, sehingga meningkatkan nilainya sebagai alat pendeteksi penyakit," ujar Dr Gambhir.

Teknologi ini menggunakan kombinasi pemindaian sidik jari dan bentuk anus, untuk membedakan antara pengguna.

"Kami tahu itu tampak aneh, tetapi ternyata bentuk anal setiap orang berbeda. Pemindaian jari dan non-jari digunakan sebagai sistem pengenalan untuk mencocokkan pengguna dengan data spesifik mereka," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya