BPPT Rilis Mobile Covid Track, Tameng Tenaga Medis dari Virus Corona

Kepala BPPT, Hammam Riza.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lazuardhi Utama Rifki

VIVA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggandeng Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) meluncurkan Aplikasi Mobile Covid Track, yang ditujukan untuk melindungi tenaga medis dari potensi terkena paparan Virus Corona COVID-19.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Menurut Kepala BPPT Hammam Riza, aplikasi berbasis android ini memiliki fitur untuk melacak serta menganalisis pergerakan orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP), dan mendata penyebaran dan ketersediaan alat pelindung diri (APD).

Aplikasi Covid Track akan melindungi tenaga medis, utamanya dokter praktik mandiri, ketika dokter tersebut hendak melakukan anamnesa terhadap seorang pasien yang berkunjung.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Melalui aplikasi ini, ketika seorang dokter hendak melakukan anamnesa dan mulai mendata pasien yang berkunjung, maka berdasarkan NIK yang dimasukkan, dokter akan tahu apakah pasien tersebut sudah pernah terdata sebelumnya," kata Hammam, seperti dikutip dari situs BPPT, Jumat, 10 April 2020.

Ia melanjutkan, apabila data menunjukkan bahwa pasien berstatus PDP atau bahkan konfirmasi positif, maka aplikasi akan mengirimkan notifikasi ke dokter untuk mengambil tindakan preventif.

Hammam juga menerangkan cara kerja dari Aplikasi Mobile Covid Track ini. Pertama, untuk mendapatkan data ini maka penderita diminta untuk menginstal aplikasi ini di mana untuk selanjutnya aplikasi ini akan mengirimkan data posisi secara berkala ke server.

Alat pelindung diri (APD)

Tracing pada pasien-pasien dapat dilihat pada halaman terbatas aplikasi yang sedang dibangun. "Jadi tidak semua orang dapat melihat data tersebut," paparnya. Kedua, melakukan pendataan kebutuhan APD dari fasilitas kesehatan lainnya.

Menurutnya, PB-IDI mengelola penyaluran APD yang berdasarkan sumbangan dari masyarakat. Selain itu agar penyaluran tersebut merata dan tepat guna, maka dibutuhkan data kebutuhan harian dari fasilitas kesehatan.

"Dengan melihat data tersebut dan kemudian disandingkan dengan sekala prioritas, maka diharapkan penyaluran bantuan dapat dilakukan dengan baik," jelas dia.

Fasilitas kesehatan yang dimaksud bukan hanya fasilitas kesehatan milik pemerintah pusat ataupun daerah, tetapi juga fasilitas kesehatan yang dikelola oleh swasta.

Ketiga, membantu memberikan informasi kepada masyarakat di mana membeli APD yang sesuai standard. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat jika ingin melakukan donasi atau sumbangan APD ke fasilitas kesehatan tetapi tidak mempunyai informasi di mana harus mencarinya.

Mengenai masa rentan COVID-19 dari prediksi bahwa Mei sebagai masa puncak hingga pertengahan Agustus 2020, maka Hammam berharap Aplikasi Mobile Covid Track dapat berkontribusi secara signifikan untuk dokter dan tenaga medis lainnya dalam melakukan penanganan Corona dengan aman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya