-
VIVA – Teknologi Blockchain diklaim bisa menyembunyikan dokumentasi kebebasan berpendapat warga Hongkong di tengah pengawasan ketat pengguna internet oleh pemerintah China.
Menurut aktivis hak digital Hongkong, Glacier Kwong, Blockchain memungkinkan pengguna internet untuk menyimpan informasi di banyak database, sehingga membuat dokumen lebih sulit diretas.
Baca: Sepi Pengunjung, Warnet Dirombak Jadi Tambang Bitcoin
"Karena, orang-orang khawatir bahwa pemerintah akan membuat narasi baru untuk menutupi kebenaran. Mereka pun mencoba menggunakan teknologi Blockchain untuk menyimpan catatan (dokumentasi), yang dapat memastikan tidak akan terhapus secara online," ungkapnya, seperti dikutip dari situs Deutsche Welle, Minggu, 21 Februari 2021.
Ia pun menyebut Pemerintah Hongkong tidak perlu berbuat banyak karena orang-orang sudah melakukan sensor sendiri ketika mereka berbicara tentang berbagai hal. Di mana menurut Kwong, inilah efek akhir yang ingin dicapai oleh pemerintah.
Asisten Profesor School of Journalism and Communication dari Chinese University of Hongkong, Lokman Tsui, meyakini jika sejumlah warga bekerja secara kreatif menggunakan Blockchain untuk mendokumentasikan apa yang telah terjadi selama 18 bulan terakhir.