Kamu Bisa Awet Muda kalau Tinggal Tepat di Garis Khatulistiwa

Hari Tanpa Bayangan.
Sumber :
  • Ngadri/VIVA.co.id

VIVA – Titik Kulminasi Matahari atau dikenal Hari Tanpa Bayangan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat digelar dua kali dalam satu tahun setiap 21-23 Maret dan 21-23 September 2021.

Sebentar Lagi Matahari Akan Tepat di Garis Khatulistiwa

Pada saat Garis Khatulistiwa melintas pukul 11.36 hingga pukul 12.05 WIB, ada fenomena alam yang menarik dimana telur bisa berdiri dan bayangan tidak terlihat. Kegiatan Titik Kulminasi Matahari di Pontianak setiap tahunnya selalu dilaksanakan di tempat wisata Tugu Khatulistiwa.

Baca: Mau Jadi Petani Makmur, Jangan Gaptek

Jakarta Siap-siap Menyambut Hari Tanpa Bayangan, Catat Tanggal dan Jamnya

Staf Promosi dan Informasi Disporapar Tugu Khatulistiwa Kota Pontianak, Kasnawi mengatakan, kegiatan Hari Tanpa Bayangan pada tahun ini digelar sejak 21 hingga 23 Maret 2021. Pelaksanaannya pun agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu secara virtual melalui live streaming.

"Kegiatan Titik Kulminasi Matahari (Hari Tanpa Bayangan) tahun ini digelar virtual yang dibuka oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono," ujar Kasnawi kepada VIVA Tekno, Senin, 23 Maret 2021.

Jakarta Akan Mengalami Fenomena Langka, Hari Tanpa Bayangan

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono sebelumnya meniadakan peringatan Hari Tanpa Bayangan pada tahun lalu lantaran memuncaknya pandemi COVID-19. Tahun ini, momen langka tersebut digelar meski terbatas.

Ia mengatakan hanya Pontianak yang dilewati garis Khatulistiwa tepat di wilayah kota. Di daerah maupun belahan dunia lain, Garis Khatulistiwa tidak ada yang melewati persis di wilayah perkotaan. "Dulu, kalau rumah kita berada tepat di Garis Khatulistiwa saat fenomena Titik Kulminasi Matahari maka akan awet muda," tuturnya.

Edi melanjutkan, Tugu Khatulistiwa pada saat itu didirikan oleh astronom dari Belanda. Namun, pada 2019, Pemerintah Kota Pontianak mengundang ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Photo :
  • http://goexperience.gonla.com

Mereka melakukan penelitian tepat di Garis Khatulistiwa. "Ternyata yang paling tepat berada pada bangunan bola dunia yang ada di kawasan Tugu Khatulistiwa," jelas dia.

Edi pun berharap Tugu Khatulistiwa dengan fenomena alamnya ini tetap menjadi hal yang luar biasa, tidak hanya bagi Kota Pontianak saja tetapi juga Indonesia. Ia yakin kawasan ini dikelola dengan baik, maka Tugu Khatulistiwa menjadi daya pikat bagi wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Barat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya