Satelit Mungil dari Kayu Siap Terbang dan Selfie di Luar Angkasa

Satelit Kayu WISA Woodsat.
Sumber :
  • Arctic Astronautics

VIVA – Sebuah satelit akan mengorbit Bumi akhir tahun ini. Bukan milik NASA atau pun SpaceX, tetapi satelit yang terbuat dari kayu bernama WISA Woodsat. Satelit tersebut akan menjadi bagian dari proyek untuk menguji penggunaan bahan berkelanjutan di luar angkasa.

Begini Tampilan Gerhana Matahari Total dari Luar Angkasa

WISA Woodsat akan mengumpulkan data tentang daya tahan kayu lapis dalam kondisi luar angkasa yang ekstrem untuk mengetahui apakah stasiun luar angkasa di masa depan atau bahkan pesawat ruang angkasa dapat menggunakan bahan dasar kayu.

Baca: Smartwatch Ini Sanggup Cek Kesehatan untuk Penggila Olahraga

Detik-detik Roket Space One Meledak di Udara Setelah 5 Detik Diluncurkan

Satelit mungil dengan panjang 10 cm dan berat 1 kg itu akan terpapar suhu ekstrem dan tekanan kedap udara. Bahkan, satelit kayu pertama di dunia ini akan terpapar radiasi luar angkasa dalam waktu yang lama, saat mengorbit Bumi pada ketinggian 500 km.

"Kami dapat menguji banyak hal di laboratorium. Tetapi pengujian terakhir untuk kelayakan (satelit kayu pertama di dunia ini) hanya dapat dilakukan di luar angkasa," kata Manager Proyek Luar Angkasa UPM Plywood, Ari Voutilainen, seperti dikutip dari Independent, Rabu, 28 April 2021.

Psikolog Sorot Ekspresi Tamara Tyasmara Terhadap Dante: Tidak Harmonis Antara Anak dengan Ibu

UPM Plywood merupakan produsen kayu yang berasal dari Finlandia. Mereka menggandeng rumah desain Skandinavia Huld dan Badan Antrariksa Eropa (ESA) serta perusahaan teknologi Arctic Astronautics dalam mewujudkan misi perdananya tersebut.

"Industri luar angkasa terus mencari inovasi material untuk pesawat luar angkasa dan stasiun luar angkasa. Kami bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk melihat apakah kayu dan kayu lapis khususnya dapat digunakan untuk tujuan tersebut," tutur Voutilainen.

Satelit WISA Woodsat nantinya terbuat dari kayu lapis dan akan membawa pesan penting penggunaan bahan berbasis kayu yang dapat diperbaharui. Satelit juga dilengkapi dengan serangkaian sensor dan kamera on-board, termasuk tongkat selfie yang dapat diperpanjang untuk mengambil gambar sendiri.

Meski belum ada kepastian tanggal, kapan akan diluncurkan, namun satelit kayu ini diperkirakan akan diberangkatkan antara September hingga Desember 2021. Roket peluncur Electron Lab akan mengantarkannya ke orbit Bumi dari landasan roket yang berlokasi di Semenanjung Mahia, Selandia Baru.

Sebelumnya, perusahaan Jepang dan Universitas Kyoto berkolaborasi untuk mengembangkan satelit pertama di dunia yang terbuat dari bahan kayu. Satelit itu diharapkan rampung pada 2023. Satelit dari kayu akan mudah terbakar tanpa melepaskan zat-zat berbahaya ke lapisan atmosfer atau menghujani permukaan Bumi dengan puing-puing ketika jatuh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya