11 Astronot Muslim Sukses Catat Sejarah, Ada dari Negara Komunis

Astronot di luar Stasiun ISS.
Sumber :
  • Ruptly

VIVA – Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa ada beberapa astronot Muslim yang telah menorehkan sejarah soal penerbangan ke luar angkasa. Mereka berasal dari berbagai wilayah, di mana 2 dari 11 orang yang ada di daftar astronot Muslim ini berjenis kelamin perempuan.

Terpopuler: Negara Tanpa Malam hingga Olahraga Ringan Setelah Lebaran

Sultan bin Salman Al Saud merupakan orang Muslim pertama yang menjadi astronot serta jadi Muslim pertama yang pergi ke luar angkasa. Berasal dari Arab Saudi, misi pertamanya ialah STS-51-G yang berlangsung pada 17 Juni 1985.

Dididik di Amerika Serikat (AS), Sultan menerima gelar dalam bidang komunikasi massa dari Universitas Denver di Colorado dan memperoleh gelar master dalam ilmu sosial dan politik dari Maxwell School of Citizenship and Public Affairs di Syracuse University, New York.

Terpopuler: Deretan Negara Bantu Israel, Pendeta Gilbert Dilarang ke Makassar hingga Iran Diserang

Selanjutnya adalah Muhammed Faris dari Suriah. Orang Suriah pertama yang ke ruang angkasa ini melakukan misi Mir EP-1 pada 22 Juli 1987. Setelah lulus dari sekolah pilot militer di akademi militer Suriah, Faris bergabung dengan angkatan udara dan mencapai pangkat kolonel.

Ia juga menjabat sebagai instruktur penerbangan dan spesialis navigasi. Pada 1985, Faris terpilih sebagai salah satu dari dua kandidat Suriah untuk berpartisipasi dalam Program penerbangan luar angkasa Intercosmos, yang memungkinkan kosmonot dari negara sekutu berpartisipasi dalam misi luar angkasa Uni Soviet.

Bukan Hanya Palestina, Ini 9 Negara yang Belum Diakui Keanggotannya oleh PBB

Ketiga adalah Musa Manarov dari Uni Soviet. Ia jadi warga negara Azerbaijan pertama ke luar angkasa dan berada di sana selama 541 hari. Manarov menjalankan misi Mir EO-3 pada 1987 dan Soyuz TM-11 pada 1990.

Manarov menjadi kosmonot – sebutan astronot untuk Uni Soviet – setelah tiga tahun menjalani pemeriksaan. Dia tidak memulai pelatihan kosmonot yang sebenarnya sampai 1983. Untuk sementara, ia menjabat sebagai pengawas penerbangan untuk Stasiun Luar Angkasa Salyut serta Mir milik Uni Soviet dan direktur shift penerbangan di kontrol misi.

Selanjutnya, Abdul Ahad Mohmand asal Afganistan. Ia menjadi orang Afganistan pertama di luar angkasa pada misi Mir EP-3 pada 29 Agustus 1988. Pada tahun yang sama, Mohmand menjadi calon kosmonot untuk penerbangan ke Stasiun Luar Angkasa Mir.

Awalnya ia adalah cadangan kosmonot dari Mohammad Dauran Ghulam Masum. Kemudian, ia menggantikan Masum di kru penerbangan utama yang didiskualifikasi karena radang usus buntu. Setelah menyelesaikan pelatihan kosmonot, Mohmand meluncur ke luar angkasa sebagai kosmonot bersama dua kru lainnya, Vladimir Lyakhov dan Valery Polyakov.

Lalu, ada Toktar Aubakirov adalah orang Kazakhstan pertama di luar angkasa yang menjalankan Soyuz TM-13 pada 4 November 1994. Ia menghabiskan lebih dari 8 hari di luar angkasa dalam satu penerbangan. Aubakirov adalah warga negara Kazakhstan pertama yang pergi ke luar angkasa tanpa benar-benar disertifikasi sebagai kosmonot.

Keenam adalah pria Kazakhstan berdarah Rusia, Talgat Musabayev yang berada selama 341 hari di luar angkasa. Misinya adalah Soyuz TM-19 tahun 1994 dan Soyuz TM-17 pada 2001.

Dua penerbangan luar angkasa pertamanya melibatkan misi di Stasiun Luar Angkasa Mir dan ia tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebagai bagian dari penerbangan ketiganya. Talgat pensiun sebagai kosmonot pada 2003 dan telah menjadi Ketua Badan Antariksa Kazakhstan (KazCosmos) sejak 2007.

Masih berasal dari Rusia. Kosmonot selanjutnya adalah Salizhan Sharipov. Ia menjalankan misi STS-89 pada 1998 dan Expedition 10 di 2004. Total ia berada di luar angkasa selama 201 hari.

Ke delapan dari Amerika Serikat (AS) bernama Anousheh Ansari. Selain sebagai turis luar angkasa wanita pertama, Ansari juga wanita Muslim pertama di luar angkasa yang kelahiran Iran. Misinya adalah Soyuz TMA-9 pada 2006.

Pada awal tahun itu, Ansari memulai pelatihan penerbangan luar angkasa di Star City, Rusia, sebagai cadangan untuk Enomoto Daisuke, seorang pengusaha Jepang. Ketika Enomoto didiskualifikasi dalam misi karena alasan medis, Ansari menggantikannya di kru penerbangan Soyuz TMA-9.

Selanjutnya adalah Sheikh Muszaphar Shukor dari Malaysia yang memiliki misi Soyuz TMA-11. Ia menjadi orang melayu pertama di luar angkasa. Sheikh memperoleh gelar dalam bidang kedokteran dan bedah di Kasturba Medical College di Manipal, India.

Ia terpilih pada 2006 dari 11 ribu pelamar untuk mengikuti program penerbangan luar angkasa Malaysia. Angkasawan adalah produk perjanjian Malaysia-Rusia di mana Malaysia membeli 18 jet tempur Rusia dan Rusia mengatur untuk melatih dan menerbangkan kosmonot Malaysia dalam misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Astronot ke sepuluh dari Kazakhstan, Aidyn Aimbetov, anggota misi Soyuz TMA-18M 2015. Ke sebelas adalah Hazza Almansoori dari Uni Emirat Arab (UEA) yang menjalankan misi Soyuz MS-15 pada 25 September 2019. Ia merupakan warga negara UEA pertama di luar angkasa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya