Daftar Aksi China yang Terus Bikin Amerika Naik Pitam

Presiden China Xi Jinping.
Sumber :
  • YouTube/On Demand News

VIVA – China dan Amerika Serikat (AS) tidak hanya bersaing dalam hal ekonomi, tapi juga teknologi dan ruang angkasa. Beberapa waktu yang lalu, AS memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam. Negeri Paman Sam juga melarang taikonot – sebutan untuk astronot China – ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Motor Delapan Silinder Asal China Siap Meluncur

Persaingan dua negara adidaya ini terus memanas. Bahkan menjurus ke Perang Dingin. Terlebih, dengan adanya kabar Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) milik AS yang berpotensi besar menunda Misi ke Bulan pada 2024 tanpa batas waktu karena persoalan anggaran dan peralatan.

Berdasarkan data yang diolah VIVA Tekno, berikut daftar keberhasilan China yang selalu membuat Amerika naik pitam, Selasa, 7 September 2021:

Indonesia Sesalkan Palestina Gagal Jadi Anggota Penuh PBB Karena Veto AS

Stasiun luar angkasa

Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) terbuka untuk banyak negara, seperti Uni Eropa, Jepang, negara-negara Arab hingga Rusia, kecuali China. Kesal, kini Beijing sedang merakit ISS versi mereka bernama Tianhe, di mana fase perakitan diharapkan selesai pada akhir 2022.

Legenda Sepakbola Brasil Romario Umumkan Comeback di Usia 58 Tahun

Stasiun Luar Angkasa China Tianhe itu digadang-gadang 15 persen lebih besar dari ISS, dan akan beroperasi selama 10 tahun ke depan. Melihat China sangat serius dengan program antariksanya membuat Paman Sam menjadi kalang kabut.

Menjelajahi Mars

Pada Februari 2021, Uni Emirat Arab (UEA) adalah negara pertama yang berhasil mencapai Mars. Lalu, diikuti oleh China dan terakhir Amerika Serikat (AS). Misi Mars pertama melalui Tianwen-1 itu sudah tiba di orbit Planet Merah pada 10 Februari.

Seakan langsug tancap gas. China kemudian menjadi negara kedua yang mendarat di Mars yang diwakili Rover Zhurong pada 14 Mei di Utopia Planitia. Kedatangan Zhurong mengikuti keberhasilan NASA yang mendaratkan Wahana [enjelajah Perseverance di Kawah Jezero pada 18 Februari.

Langkah tersebut merupakan salah satu keberhasilan dari banyak langkah yang diambil China untuk memperluas kehadirannya di luar angkasa, termasuk melanjutkan eksplorasi sisi terjauh Bulan lewat Robot Penjelajah Chang'e 4.

Misi ke Bulan

Sebuah laporan menyebutkan jika negeri Tirai Bambu akan menginjakkan kaki di Bulan pada awal 2030. Kabar ini mencuat setelah Misi Artemis NASA diundur hingga 2026 akibat masalah pengembangan peralatan teknologi dan pendanaan.

Seseorang yang terlibat dalam program luar angkasa dari Chinese Academy of Engineering, Long Lehao, mengonfirmasi ada rencana untuk meluncurkan dua roket pada 2030.

Pendorong ini merupakan versi pembangkit tenaga listrik yang diadaptasi dari Long March 5. Satu diluncurkan untuk mengirim pendarat di Bulan untuk mengorbit, dan satu lagi untuk mengirim kru untuk menemui pendarat serta turun ke permukaan satelit alami Bumi tersebut.

"Ketika misi berjalan, kru akan pindah ke pendarat, turun ke permukaan dan menghabiskan sekitar enam jam untuk jalan-jalan sebelum kembali ke pendarat, berlabuh dengan pesawat ruang angkasa untuk kembali ke Bumi," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya