Manusia Tidak akan Merasa Sakit Lagi di Masa Depan

Ilustrasi manusia dan robot.
Sumber :
  • Deltalink

VIVA – Ilmuwan di China telah mengembangkan perangkat potongan kulit fleksibel yang memungkinkan pertukaran rangsangan indera peraba antara operator manusia dengan robot.

Terima Menlu China di Istana, Jokowi Bahas IKN hingga Kereta Cepat Sambung Surabaya

Perangkat yang cukup sensitif untuk menangkap gerakan dan faktor stres, seperti memutar dan berputar ini, diciptakan oleh tim ilmuwan dari City University of Hong Kong, Dalian University of Technology, Tsinghua University, dan University of Electronic Science and Technology of China.

Meskipun sudah ada teknologi yang memungkinkan manusia untuk mengoperasikan robot dari jarak jauh, namun apa yang membuat potongan kulit elektronik ini menonjol adalah bentuknya yang kecil sehingga lebih mudah untuk ditangani dan memberikan lebih banyak umpan balik.

Menlu China Wang Yi Lakukan Pertemuan dengan Menlu Retno, Ini yang Dibahas

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Jurnal Science Advances, para ilmuwan China menjelaskan secara lebih rinci fitur teknis apa yang memungkinkan hal tersebut bisa terjadi.

Potongan kulit fleksibel tersebut ditempatkan pada sendi manusia dan sensor akan bereaksi ketika teknologi nirkabel itu ditekuk, lalu mengirimkan sinyal yang sesuai ke robot melalui Bluetooth atau melalui jaringan lokal dan internet.

Presiden Jokowi Terima Kunjungan Menlu Cina Wang Yi

Sensor terbuat dari bahan piezoresistif sehingga arus listrik berubah ketika mengalami tekanan mekanis sehingga memungkinkan penangkapan gerakan operator manusia, seperti dikutip VIVA Tekno dari situs Russia Today, Jumat, 21 Januari 2022.

Sistem ini memungkinkan umpan balik dua arah karena sensor serupa dipasang pada bagian robot. Sinyal dikirim ke kulit elektronik, di mana mereka mengaktifkan magnet kecil yang bergetar pada frekuensi yang berbeda sesuai dengan tekanan yang diberikan.

Perangkat begitu sensitif sehingga operator dapat membedakan antara potongan karet yang lebih lembut dan lebih keras yang dipegang oleh robot, menurut klaim para ilmuwan China.

Dengan penggunaan Bluetooth, sinyal umpan balik dikirimkan dalam 4 mikrodetik dengan angka yang berlipat ganda saat beroperasi melalui jaringan Wi-Fi.

Namun, terlepas dari bagaimana data ditransmisikan, penundaannya di bawah 550 mikrodetik yang dibutuhkan rata-rata manusia untuk bereaksi terhadap rangsangan indera peraba.

Baterai perangkat memungkinkan lebih dari satu jam kerja nonstop, sementara dalam mode siaga dapat bertahan hingga dua minggu. Meskipun masih berupa prototipe, sistem ini dapat berguna di masa mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya