AS dan Rusia (Kembali) Akur

NASA.
Sumber :
  • NASA

VIVA Tekno – Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dipastikan tetap beroperasi melalui kerja sama penuh dari semua mitra antariksa. Hal ini diungkapkan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA.

Menhan AS Ucapkan Selamat ke Prabowo Usai Ditetapkan Sebagai Presiden Terpilih

Amerika Serikat (AS), Jepang, Kanada, dan negara-negara Uni Eropa sepakat berkomitmen untuk memperpanjang partisipasi mereka di ISS hingga 2030.

Lantas, bagaimana dengan Roscosmos Rusia? Negeri Beruang Putih itu sudah mengonfirmasi akan mendukung operasional ISS sampai 2028.

Harga Emas Hari Ini 25 April 2024: Produk Antam Melorot, Global Bervariasi

Melansir situs Florida Today, Rabu, 3 Mei 2023, NASA dan Roscosmos diketahui menjadi mitra dalam pengoperasian laboratorium pengorbit ISS sejak kru penuh waktu pertama dari dua kosmonot Rusia dan satu astronot AS menghabiskan lebih dari empat bulan di sana pada 2000.

Tahun lalu, NASA mengumumkan perpanjangan laboratorium Stasiun Luar Angkasa Internasional hingga 2030, di mana pada saat itu rencana tersebut akan dihentikan. Namun, Rusia mengancam akan menarik diri dari keterlibatan di ISS setelah 2024.

Rupiah Melemah ke Level Rp 16.192 Per Dolar AS, Investor Cermati Dinamika Konflik Timur Tengah

Stasiun Luar Angkasa Mir milik Rusia.

Photo :
  • The Conversation

Kepala Roscosmos Yuri Borisov mengatakan jika mereka akan memfokuskan seluruh sumber daya untuk membangun stasiun luar angkasa sendiri setelah 2024, kendati Presiden Vladimir Putin mengurangi anggaran untuk penerbangan luar angkasa satu tahun sebelumnya.

Jika berhasil maka keputusan itu bisa menimbulkan kesulitan besar karena modul stasiun luar angkasa kedua negara sangat terhubung dan bergantung satu sama lain.

Contohnya saja, segmen Rusia menyediakan kemampuan untuk mendorong ISS secara propulsif untuk menangkal peluruhan orbit dan mempertahankan posisinya sekitar 250 mil di atas Bumi.

Setelah ISS dinonaktifkan dan di de-orbit pada 2030, NASA masih berencana untuk mempertahankan kehadiran manusia di orbit rendah Bumi dengan beralih dari penjaga gerbang akses AS ke luar angkasa menjadi salah satu dari banyak pelanggan stasiun luar angkasa yang dimiliki oleh perusahaan komersial.

"NASA akan terus bekerja dengan lembaga mitranya untuk memastikan kehadiran tanpa gangguan di orbit rendah Bumi, serta transisi yang aman dan teratur dari stasiun luar angkasa ke platform komersial di masa depan," demikian menurut pernyataan resmi NASA.

Astronot bekerja di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Photo :
  • SpaceNews

Sejauh ini, NASA telah mendanai upaya awal dengan Axiom Space, Blue Origin, Nanoracks, dan Northrop Grumman untuk mengembangkan tujuan luar angkasa komersial hingga 2025.

Axiom Space mengantisipasi modul pertama dari Stasiun Axiom yang diusulkan siap diluncurkan pada akhir 2025. Yang pertama, modul akan dihubungkan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dengan dua lagi menyusul di tahun-tahun berikutnya, dioperasikan bersama oleh NASA dan Axiom Space.

Satu tahun sebelum penghentian ISS, Axiom berencana untuk menghubungkan modul daya dan pendinginan sebelum memutuskan sambungan untuk tetap berada di orbit Stasiun Axiom.

Rencana untuk tujuan orbit lainnya, seperti taman bisnis ruang angkasa serba guna Orbital Reef – perusahaan patungan antara Blue Origin dan Sierra Space – akan melihat stasiun terbang gratis diluncurkan dan dibangun seluruhnya oleh perusahaan komersial.

Ya, untuk saat ini, NASA bersama Roscosmos dan mitra internasional lainnya akan terus beroperasi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dengan setidaknya lima misi berawak yang telah direncanakan hingga 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya