Sejarah Bintang Vega yang Namanya Diambil dari Bahasa Arab

Bintang Vega di konstelasi Lyra.
Sumber :
  • Starry Night Software

VIVA Tekno – Vega adalah bintang terang yang terletak hanya 25 tahun cahaya dari Bumi, terlihat di langit musim panas belahan bumi utara. Bintang tersebut merupakan bagian dari konstelasi Lyra.

Komet Setan Muncul Jelang Idul Fitri

Bersama bintang Deneb dan Altair, Vega membentuk asterisme yang dikenal sebagai  Segitiga Musim Panas, menurut laman Space, Jumat, 12 Mei 2023.

Bintang itu baru berusia sekitar 450 juta tahun, yang membuatnya lebih muda dibandingkan tata surya kita yang berusia 4,6 miliar tahun. Studi tentang Vega membantu para astronom mempelajari lebih lanjut tentang tata surya yang berada pada tahap awal pembentukannya.

9 Menu Buka Puasa Unik dari Berbagai Negara, Bikin Ngiler dan Penasaran!

Karena poros Bumi bergoyang, persepsi kita tentang utara secara bertahap bergeser ke bintang yang berbeda selama siklus 26.000 tahun. Vega adalah Bintang Utara yang usianya ribuan tahun dan akan mendapatkan kembali status itu dalam waktu sekitar 12.000 tahun.

Vega hampir tepat di atas kepala di garis lintang tengah utara pada malam pertengahan musim panas. Bintang itu tenggelam di bawah cakrawala hanya selama 7 jam sehari dan dapat dilihat setiap malam sepanjang tahun.

Kemnaker Berikan Beasiswa Pendidikan Wujud Kepedulian Generasi Penerus Bangsa

Lebih jauh ke selatan, Vega terletak di bawah cakrawala untuk waktu yang lebih lama, tetapi di Alaska, Kanada bagian utara, dan sebagian besar Eropa, Vega tidak pernah terbenam.

Karena cahaya biru-putih Vega begitu terang —bintang itu memiliki  magnitudo tampak  0,03— ia menonjol dalam budaya kuno, mulai dari China, Polinesia hingga Hindu. Nama Vega berasal dari kata Arab 'waqi' yang berarti jatuh atau menukik.

"Ini mengacu pada masa ketika orang menganggap konstelasi Lyra sebagai burung nasar yang menukik daripada kecapi," tulis Michael Anissimov di situs web Wisegeek.

Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi

Photo :
  • Reasahalharamain

Nama Vega untuk menghormati  pentingnya astronomi tradisional dalam Islam, kata seorang peneliti. Mengikuti bintang memungkinkan orang beriman untuk menandai waktu salat dan hari raya, serta menemukan kota suci Mekah.

"Dengan demikian, ratusan bintang dan rasi bintang memiliki nama Arab, seperti Altair, Deneb, Vega, dan Rigel,” tulis Nidhal Guessoum, astrofisikawan di American University of Sharjah di Uni Emirat Arab, dalam artikel tahun 2013 yang diterbitkan di jurnal Nature.

Di zaman modern, Vega adalah bintang pertama yang difoto, selain Matahari. Para astronom menangkap gambar tersebut melalui proses daguerreotype di Harvard College Observatory, menggunakan refraktor berukuran 15 inci (38 sentimeter), pada 16-17 Juli 1850.

Bintang tersebut juga dipilih untuk gambar spektrografi pertama pada tahun 1872. Astronom amatir Henry Draper adalah orang pertama yang memecah cahaya Vega untuk mengungkap berbagai elemen penyusun bintang.

Vega menjadi terkenal dalam budaya populer pada akhir 1990-an setelah novel Carl Sagan 'Contact' (1985, Simon & Schuster) yang diadaptasi menjadi  film Hollywood. Dibintangi oleh Jodie Foster, film ini mengikuti seorang astronom yang bekerja dalam pencarian kecerdasan luar angkasa (SETI), menemukan sinyal yang tampaknya berasal dari Vega.

Pengamatan teleskopik pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa Vega berputar sangat cepat sehingga kutubnya  beberapa ribu derajat lebih hangat daripada khatulistiwanya . Bintang, yang berotasi setiap 12,5 jam, berada pada 90 persen dari kecepatan rotasi kritisnya, atau kecepatan di mana objek akan terkoyak sendiri.

Pada awal 2013, para astronom mengumumkan bahwa mereka telah  menemukan sabuk asteroid yang mengelilingi Vega, menunjukkan kemungkinan adanya planet di tengah bebatuan.

Tata letak menunjukkan bahwa ada dua wilayah yakni wilayah luar dengan asteroid es dan wilayah yang lebih dekat ke bintang, di mana batuan ruang angkasa yang lebih hangat berada.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya