VIVA Tekno – Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang akrab disapa BJ Habibie adalah seorang jenius yang pernah memimpin Indonesia. Dia meninggal dunia pada Rabu 11 September 2019 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat atau RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Meski sudah tiada, 'peninggalan-peninggalannya' bernilai sangat tinggi. Berdasarkan data VIVA Tekno, Jumat, 9 Juni 2023, berikut mahakarya BJ Habibie.
Miniatur
- 568734
Pesawat dirancang dengan teknologi terbaru yang super canggih dengan tingkat keamanan yang tinggi demi keselamatan penumpang. Ini dilengkapi dengan teknologi fly by wire yang menggunakan sinyal elektronik ketika memberikan perintah.
R80 ditujukan untuk penerbangan jarak pendek misal untuk perjalanan Padang ke Medan, sehingga tidak perlu repot terbang ke Jakarta terlebih dahulu untuk melakukan transit.
"R pada pesawat memiliki arti region, sedangkan 80 adalah jumlah penumpang yang mampu diangkut pesawat itu," kata Ilham Akbar Habibie.
Pesawat memiliki berat maksimum saat take-off sebesar 27.000 kilogram dan operasi tanpa beban 16.200 kilogram. Dengan dioperasikan menggunakan mesin turboprop, konsumsi bahan bakar pesawat ini dikatakan jauh lebih irit 20 persen dibandingkan dengan pesawat mesin jet.
Pesawat N250 Gatotkaca
Pesawat
- 475891
Saat pembuatan N250 Gatotkaca, BJ Habibie tengah menjabat sebagai Kepala Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Ini merupakan pesawat terbang pertama dari strategi besar tahap 3 yang diinisiasi BJ Habibie yaitu Tahap Pengembangan Teknologi.
Pesawat dirancang menggunakan teknologi mutakhir, diantaranya adalah fly by wire system (FBW), full grass cockpit with engine instrument and crew alerting system (EICAS).
Huruf 'N' yang ada di sana merujuk pada arti Nusantara. Sedangkan angka 250 menunjukkan kapasitas penumpang, yaitu 2 mesin dan 50 penumpang. Sementara Gatotkaca adalah nama yang diberikan Presiden Soeharto untuk prototipe pertama N250.
Crack Progression Theory
BJ
- 625842
Teori Crack bisa dibilang sebagai karyanya paling awal. Sekitar 1960, kondisi teknologi pesawat terbang masih belum secanggih sekarang. Tidak jarang ditemukan kerusakan-kerusakan yang dialami oleh badan pesawat yang jika dibiarkan akan sangat berbahaya.
BJ Habibie dengan teorinya dapat mengkalkulasi keretakan pada badan pesawat terbang yang disebabkan oleh kelelahan atau fatigue. Titik rawan fatigue atau kelelahan pada badan pesawat biasanya terjadi di bagian sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang, atau antara sayap dan dudukan mesin.
Kelelahan ini dipicu dari guncangan keras yang dialami secara terus-menerus, baik ketika saat take-off maupun landing. Hal tersebut kemudian menjadi awal dari keretakan atau crack.
BJ Habibie kemudian menawarkan teori Crack Progression di mana mendiang berhasil menghitung crack secara rinci hingga pada hitungan atomnya. Dengan begitu, risiko pesawat jatuh dapat dicegah dan membuat pemeliharaannya menjadi semakin mudah dan murah.
