LPPM IPB Dampingi Perluasan Jejaring Bisnis, Solusi UMKM

Pelatihan dan pengembangan UMKM berbasis digital (ilustrasi)
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Bidang Pengabdian Masyarakat IPB University, Dr Sofyan Sjaf turun lapang menggali informasi dan potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Lingkar Kampus IPB University. Ia didampingi Dr Tjahja Muhandri, Dr Soni Trison dan Dr Wahyu Budi Priatna selaku Tim Komisi Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Pengabdian Masyarakat (07/10). 

RKP 2025 Sudah Disusun dengan Prioritaskan Program Prabowo-GIbran, Ini Rinciannya 

Diskusi yang dihelat di Kawasan Patani Merdesa Coffee, Desa Cikarawang ini merupakan bagian dari Program Ko-Kreasi Program Pengabdian kepada Masyarakat. Diharapkan upaya tersebut bisa memberikan manfaat langsung dan seketika bagi UMKM maupun IPB University sendiri, (8/10).

Menurut Dr Sofyan, penggalian informasi tersebut dilakukan untuk memastikan kemampuan bertahan dan melebarkan jaringan bisnis UMKM di tengah masalah ekonomi di era pandemi COVID-19. Selama ini kegiatan UMKM pada umumnya menopang perekonomian daerah, perekonomian lokal, dan pemberdayaan masyarakat.  Bahkan, UMKM juga berperan di garda depan pembangunan ekonomi pedesaan.

Terima Menlu China di Istana, Jokowi Bahas IKN hingga Kereta Cepat Sambung Surabaya

“Saya melihat potensi UMKM ini memberikan dampak luar biasa bagi masyarakat, meski gerak kita terbatasi dengan adanya pandemi ini. Kami IPB University sebagai kampus inovasi mencermati apa yang dirasakan UMKM,” ungkap Dr Sofyan Sjaf dilansir VIVA dari laman IPB.ac.id.

Di hadapan Dr Sofyan Sjaf dan Tim IPB University, perwakilan UMKM membeberkan masalah yang sedang mereka alami. Seperti sulitnya memperoleh bahan baku, permodalan, pelanggan menurun, distribusi dan produksi terhambat sampai pada pasar yang kurang menjanjikan. 

Ekonom Senior Ingatkan Presiden Terpilih soal Perang Iran-Israel Bisa Bikin Ekonomi RI Berantakan

Menjawab keluhan tersebut Dr Tjahja Muhandri mengatakan bahwa di situasi saat ini, UMKM jangan memaksakan diri terhadap produknya. “Ingat sifat UMKM itu, produk dapat cepat berganti menyesuaikan dengan kebutuhan pasar atau kebutuhan konsumen. Diversifikasi produk dengan produk konsumsi harian adalah salah satu solusi karena produk yang baik adalah produk yang dikonsumsi harian. Terakhir, tidak semua produk pertanian harus diolah, tapi bisa jual langsung tentunya dengan kualitas prima,” jelas Dosen IPB University bidang keahlian Manajemen Industri Makanan ini dalam keterangan persnya.

Ia kemudian menguraikan lebih lanjut bahwa yang menjadi salah satu kekurangan, hampir di setiap UMKM, adalah tidak adanya standarisasi resep dan formula.  Menurutnya, standarisasi tersebut adalah bagaimana menakar bahan, memilih kualitas bahan, cara pengolahan dan pengemasan yang baik. Selain itu, perlu adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam produksi.

Mengenai permasalahan penjualan (marketing), Dr Soni Trison menekankan pentingnya memanajemen pembeli atau konsumen.  
“Pada dasarnya dalam penjualan itu jangan mau untung cepat, tapi tidak ada keberlanjutannya. Penting juga ilmu dalam meyakinkan konsumen atau pembeli,” jelasnya.

Dr Wahyu Budi Priatna juga mengungkapkan gagasannya untuk menggabungkan beberapa UMKM yang memiliki produk yang sama proses produksi menjadi efisien.  “UMKM biasa terpisah padahal produknya sama. Kenapa tidak bergabung merangkul UMKM yang relatif sama. Dengan begitu, dalam pelatihan pun akan efektif dengan skala produksi,” pungkasnya.

Dr Sofyan Sjaf kemudian memastikan adanya tindak lanjut dari diskusi tersebut. Ia meyakinkan bahwa dalam upaya melaksanakan program pemulihan ekonomi nasional di wilayah pedesaan, IPB University akan terus memberikan dukungan dan pendampingan kepada UMKM.  

“Konsen saya saat ini adalah branding UMKM dan profiling UMKM. Kami juga nantinya akan membuat portal UMKM di IPB University sehingga UMKM dapat dilihat banyak orang. Dalam waktu dekat ini rencana kami akan mengadakan Festival UMKM yang memberikan banyak kesempatan pelaku UMKM untuk bangkit kembali,”  tandas Wakil Kepala bidang Pengabdian kepada Masyarakat LPPM IPB University tersebut.

Ada 16 perwakilan UMKM dari masing-masing Desa/Kelurahan Lingkar Kampus IPB University yang hadir dalam acara ini. Perwakilan UMKM tersebut berasal dari Desa Ciherang, Desa Cikarawang, Desa Neglasari, Desa Cibanteng, Desa Benteng, Kelurahan Bubulak, Desa Sukawening, Desa Purwasari, Desa Cihideung Udik, Kelurahan Situgede, Desa Babakan, Desa Cihideung Ilir, Desa Purwasari, Desa Dramaga, Desa Sinarsari dan Desa Petir.  (IPB University)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya