Medina, Mahasiswa UI yang Raih Emas di Cabang Catur PON XX Papua

Ilustrasi bermain catur.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Medina Warda Aulia, mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) angkatan 2020, meraih prestasi membanggakan dengan menyabet dua emas sekaligus dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Medina mendapatkan emas dalam cabang olahraga catur cepat dan catur standar beregu putri. Pengumuman tersebut dilakukan pada Rabu (13/10) di Ballroom Swiss-Bellhotel, Kabupaten Merauke, Papua.

Legenda Catur Dunia Garry Kasparov Masuk Daftar Teroris Rusia

Catur standar adalah permainan catur dengan jatah waktu berpikir 90 menit sejak langkah pertama, sedangkan catur cepat adalah nomor pertandingan catur yang memberikan waktu amat singkat kepada setiap pecatur yang bertanding. Dalam catur cepat, waktu pikir yang diberikan kepada tiap-tiap pecatur tidak lebih dari 10 menit. Medina berhasil mendapatkan total poin 8,5 dari sembilan babak dalam kategori catur cepat dan 8,5 poin dari sembilan babak pada catur standar beregu putri.

Mengenai kemenangannya ini, Medina mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah kunci kemenangannya. Kepercayaan diri ini dibangun dari pengalaman yang tidak sedikit, sehingga dia bisa tenang dalam menghadapi pertandingan.

Profil Ashwath Kaushik, Bocah 8 Tahun yang Kalahkan Grandmaster Catur

Pengalaman dan prestasi Grand Master Wanita termuda di Indonesia ini memang tidak main-main. Berhasil meraih gelar Grand Master pada usia 16 tahun, Medina pernah mendapatkan menjadi juara pada tiga kali penyelenggaraan World School Chess Championship pada tahun 2008-2009-2014, juara 3 Grand Europe Open di Bulgaria pada 2014, medali emas pada Sea Games 2019, dan memecahkan rekor dunia pada gelaran simultan catur online non-stop melawan 650 pelajar di Indonesia.

Wanita yang memulai ketertarikannya pada catur di usia sembilan tahun ini mengatakan bahwa permainan catur sangat bermanfaat dalam melatih pola pikir yang strategis. “Catur itu setiap langkahnya harus memikirkan strategi lawan dan kita. Dari banyak pilihan harus diambil yang terbaik, dan dari langkah yang kita ambil harus dipikirkan juga dampaknya bagaimana ke depan. Ini pola pikir strategis yang saya maksud,” ujarnya menjelaskan.

Momen Anies Main Catur Lawan Warga: Menang, Skak Mat dengan Kuda Hitam

Kebiasaan berpikir strategis ini pula yang menjadikannya memilih jurusan Ilmu Administrasi Negara di UI untuk jenjang sarjana pada 2015 yang lalu, dan Magister Ilmu Administrasi, peminatan Kebijakan Publik pada tahun 2020. “Proses pembuatan kebijakan publik itu tidak mudah. Harus memikirkan risiko dan faktor-faktor yang mungkin terjadi di masa depan. Ini memerlukan suatu proses berpikir yang visioner dan selangkah lebih maju, dan ini mirip dengan pola berpikir strategis yang ada di catur,” ujar Medina.

Selain berpengaruh kepada pola pikir, catur juga telah membawa kebahagiaan tersendiri dalam kehidupan Medina. Catur membuatnya punya kepercayaan diri karena berhasil membawa kebanggaan bagi orang tuanya, dan dalam usia yang relatif muda ia juga telah berkeliling dunia. Menurutnya, hal-hal tersebut adalah suatu rezeki yang tidak banyak bisa dinikmati oleh orang-orang seusianya. Ia berharap kisah kemenangannya ini dapat menginspirasi lebih banyak lagi wanita untuk terjun ke dalam dunia catur dan membawa nama Indonesia ke tingkat dunia.

Cabang olahraga catur PON XX mempertandingkan tiga nomor, yakni catur kilat, catur cepat, dan catur standar. Dari setiap nomor tersebut terdapat lima kategori yaitu kategori beregu terbuka, beregu putri, perorangan terbuka, perorangan putri, dan perorangan terbatas. Terdapat total 15 pasang medali yang diperebutkan dalam pertandingan catur yang telah dimulai pada 4 Oktober ini. Tercatat, cabang ini diikuti sebanyak 100 atlet dari 23 provinsi dari seluruh Indonesia.

Penyelenggaraan pertandingan catur pada PON XX telah menerapkan standar pelaksanaan olimpiade dengan penerapan protokol kesehatan ketat, seperti kewajiban tes antigen bagi seluruh atlet, penyemprotan disinfektan, tersedianya fasilitas cuci tangan, dan kewajiban untuk mengganti masker setiap lima jam sekali bagi para atlet. (UI)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya