Rektor IPB Ajak Masyarakat Pekalongan untuk Miliki Growth Mindset

IPB University
Sumber :
  • vstory

VIVA – Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengajak masyarakat Pekalonganuntuk berpikir kreatif dan atraktif. Ia mengatakan, kemampuan adaptasi menjadi modal yang sangat penting. 

Segera Hadir Fitur Baru untuk Pengguna Mobil Listrik

Prof Arif Satria menyebut, ciri orang yang mampu bertahan yakni bukan orang yang pintar, namun dapat berdaptasi dengan cepat. Terutama di tengah perubahan yang sedang melanda dunia, yakni perubahan iklim, revolusi industri 4.0, dan pandemi COVID-19.

“Perubahan teknologi sudah menjadi keniscayaan dan kita dituntut untuk cepat beradaptasi terhadap perubahan teknologi ini,” papar Prof Arif Satria dalam Acara Remboek Rakjat #2 Pekalongan Raya Sakpore yang diselenggarakan atas kerjasama BPJS Ketenagakeraan Pekalongan dan Ikatan Alumni Ma’had Islam (IAMI), 18/10.

Deretan Aturan Nyeleneh yang Mengatur Kehidupan Korea Utara di Era Kim Jong Un

Lebih lanjut, Prof Arif Satria mengatakan, perubahan teknologi tersebut memberikan implikasi tergerusnya pekerjaan lama dan memunculkan pekerjaan baru. Sebagai akibat automatisasi, memunculkan lebih dari 40 juta pekerjaan baru. Oleh karena itu, kunci dalam merespon perubahan yakni mau belajar dan memahami perubahan. 

Prof Arif Satria juga mengatakan, perubahan kompetensi dan strategi pembangunan turut krusial. Ia mencontohkan, strategi Singapura dalam menghadapi proyek Terusan Kera yang mengancam ekonomi negara. Strategi yang dilakukan yakni dengan mengalihkan investasi ke bidang sumberdaya manusia. 

Ajak Warga Sumut Sukseskan PON 2024, Usung Tagline 'Apa yang Kau Bisa Mainkan'

Pada kesempatan ini, Rektor IPB University itu mengusulkan tiga kunci dalam menghadapi masa depan. Pertama adalah perubahan mindset dari fixed mindset menjadi growth mindset. Ia menegaskan, masyarakat dunia dipaksa untuk mengubah dirinya  agar dapat menghadapi perubahan. Mindset tersebut digunakan pemerintah Korea Selatan dalam membangun kepercayaan diri melalui pembangunan pedesaan. Kemampuan dan kemauan rakyat Korea dalam mengukir takdir serta mindset optimis menjadikan rakyat Korea kini sangat maju.

“Terus bedanya apa kita dengan Korea? Bedanya adalah tadi, soal kemauan. Orang Pekalongan itu tinggal soal kemauan saja. Begitu mau, beres. Karena orang sukses karena tiga “K”, yaitu kemauan, kemampuan, dan kesempatan. (Sebagian besar) orang mengatakan yang paling penting adalah kesempatan, padahal menurut saya adalah kemauan,” tambah Prof Arif Satria, pakar ekologi pesisir IPB University.

Dengan kemauan yang kuat, katanya, kemampuan dapat diasah dan dikembangkan. Dengan demikian, kesempatan dapat diciptakan dan kepercayaan diri dapat dibangun. Tidak hanya itu, orientasi kepada future practice juga diperlukan untuk menentukan kemajuan bangsa menjadi trendsetter perubahan. Cara pandang itulah yang dibangun IPB University hingga pada tahun 2020 menjadi kampus terbaik di Indonesia versi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. (ipb)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya