Perlunya Sinergi dalam Pengembangan Karakter Siswa

Ilustrasi sejumlah siswa SMP di Kota Solo, Jawa Tengah, mengikuti pembelajaran tatap muka
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Pengembangan karakter siswa bukan hanya dilakukan di sekolah oleh guru ataupun pemerintah melainkan perlu peran orang tua di rumah dan juga lingkungan.

10 Tips Mencegah Aksi Kekerasan Antar Siswa di Sekolah

“Bagaimanapun, orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak. Terlebih di masa Pembelajaran Jarak Jauh yang membuat anak-anak selalu di rumah. Perlu sinergi antara sekolah, orang tua, dan anak, termasuk dengan masyarakat,” ujar Plt. Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, Hendarman, dalam taklimat media peluncuran buku Ibu Pertiwi yang dipantau di Jakarta, Jumat (28/10).

Hendarman mengaku terkejut tatkala menemukan fakta, ada orang tua yang mengatakan susah banget mendidik karakter anak. Menurut dia, pendidikan karakter membutuhkan sebuah ekosistem.

Siswa SMP Dibacok dan Dibegal Saat Pulang Sekolah Sendirian

“Ekosistem sekolah, keluarga atau orang tua, dan masyarakat. Jadi orang tua atau keluarga memiliki peran yang penting dalam pendidikan atau penguatan karakter,” kata dia.
Karakter Siswa

Sejumlah anak SD berangkat sekolah menggunakan kapal di Kota Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu.

Photo :
  • ANTARA/YJ Naim
Kalahkan 11 Negara, Siswa Indonesia Sabet Emas Kompetisi Matematika Internasional di Australia

Dia menambahkan orang tua merupakan tempat pendidikan karakter yang utama dan pertama. Untuk itu, dia mengingatkan orang tua, sekolah, dan masyarakat atau lingkungan harus bersama-sama menjalankan fungsinya sebagai ekosistem pendidikan karakter anak.

Hendarman mengapresiasi Mentari Group atas peluncuran buku Ibu Pertiwi. Buku itu merupakan bukti adanya dukungan dan kerja sama dari lembaga sehingga ekosistem pendidikan dapat terwujud.

“Apa yang dilakukan Mentari Group melalui Ibu Pertiwi ini sangat luar biasa. Saya atas nama Kemendikbudristek sangat mengapresiasi dan menghargai Mentari Group karena telah peduli dan mendukung pemerintah dalam mengembangkan karakter anak," ucapnya.

Program Ibu Pertiwi ini sejalan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda sehingga menjadi suatu momentum untuk mengingatkan bahwa semua bergerak atas nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Bagi kami, hal ini juga selaras dengan semangat Merdeka Belajar Mas Menteri Nadiem Makarim, yaitu sinergi yang akan mewujudkan pendidikan lebih baik,” kata Hendarman lagi.

Pimpinan Program Ibu Pertiwi, Anna Rimba Phoa, mengatakan Ibu Pertiwi merupakan bentuk kosistensi Mentari Group sebagai kontributor aktif dalam membangun SDM Indonesia yang unggul.

“SDM unggul terdiri dari dua pilar, yaitu karakter baik dan kompetensi tinggi. Karakter baik yang akan dibangun melalui Ibu Pertiwi adalah karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila,” ujar dia.

Buku Ibu Pertiwi pun dirancang berdasarkan enam profil Pelajar Pancasila yang tengah digalakkan oleh pemerintah.

Chief Marketing Officer Mentari Group, Natalina Rimba, menjelaskan bahwa terdapat dua pendekatan pembelajaran dalam Ibu Pertiwi, yaitu pendekatan cerita dan saintifik. Melalui cerita, para pelajar akan lebih cepat memahami dan mengingat nilai karakter yang digambarkan pada cerita.

Pendekatan saintifik dilakukan dengan beragam aktivitas pembelajaran yang berfungsi untuk mengembangkan kompetensi pelajar.

“Dengan demikian, pelajar bukan semata-mata menghafal butir Pancasila, melainkan benar-benar memahami dan mengaplikasikan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” kata Natalina. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya