Guru Madrasah Didorong Perkokoh Budaya Digital

Guru di depan Para siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Depok, Jawa Barat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA – Kementerian Agama mendorong guru-guru madrasah untuk memperkokoh budaya digital, guna mengembangkan potensi siswa serta meningkatkan kemampuan dalam menghadapi kemajuan zaman.

"Anak didik kita akan menghadapi zaman yang belum jelas akan seperti apa, karena teknologi, profesi, serta kondisi yang akan mereka hadapi akan mengalami perubahan yang begitu cepat," ujar Dirjen Pendidikan Islam Kemenag M. Ali Ramdhani dalam keterangan tertulis yang diterima dari Jakarta, Rabu (3/11).

Dhani mengatakan tren pembelajaran digital pada masa pandemi ini semakin berkembang, khususnya berbagai macam platform yang ada dan bisa digunakan untuk pembelajaran daring.

Oleh karena itu, guru dituntut untuk melihat perubahan kurikulum dengan sudut pandang berbeda. Agar para guru di madrasah bisa menyesuaikan pembelajaran dengan perubahan kurikulum tersebut.

"Sehingga para guru harus mampu menggali potensi siswa agar mereka bisa menghadapi tantangan zaman yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang," kata dia.

Berdasarkan kajian yang dilakukan, ada dua kelompok besar yakni masyarakat digital dan uneducated people (masyarakat tidak terdidik).

Masyarakat digital merupakan kondisi masyarakat yang memandang digital sebagai alat yang bisa dibeli dan digunakan untuk kemudahan kehidupan sehari-harinya.

"Sebagian besar dari kondisi masyarakat ini hanya menggunakan teknologi atau digital sebagai alat bantu saja dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.

Sementara kelompok uneducated people berprofesi sebagai mandatory, yaitu masyarakat yang memiliki kondisi pendidikan dan ekonomi rendah, tetapi sebagian dari mereka selalu menggunakan teknologi untuk mencari peluang dan menyusun mimpi di masa depan.

Tidak sedikit dari kelompok mandatory ini menjadi operator, trader, atau menjadi staf bidang administrasi di perkantoran karena mereka dituntut oleh kebutuhan.

"Namun, sebagian yang kaya terkadang tidak mampu untuk menggunakan media digital sehingga mereka memperbantukan kaum mandatory tersebut," kata dia.

Maka dari itu, penting bagi madrasah untuk memperkokoh budaya digital, sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.*(ant)

Berkarya dengan Cinta, Terry Persembahan Lagu Istimewa dalam Hawa Surga
Ilustrasi LGBT

Sekolah Ini Singkirkan 300-an Buku yang Memuat Konten LGBT

Sebuah sekolah di Florida menyingkirkan sekitar 300-an buku dari rak perpustakaan ke dalam daftar "materi yang dihapus atau dihentikan" karena memuat materi LGBTQ anak.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2024