Kemendikbudristek Lepas Ekspor Perdana Produk Mahasiswa

Ilustrasi kegiatan ekspor.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi (Diktiristek) melakukan pelepasan perdana produk ekspor mahasiswa ke pasar global.

"Ini merupakan suatu kebanggaan bagi kita semua, melakukan pelepasan perdana produk ekspor mahasiswa ke pasar global," ujar Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Prof Nizam, di Jakarta, Kamis.

Nizam mengatakan produk ekspor tersebut merupakan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) program Kampus Merdeka Studi Independen Menjadi Eksportir Baru 4.0 tahun ajaran 2021/2022.

Ekspor perdana dilakukan ke Taiwan dan Jepang. Total sebanyak 198 produk ekspor mahasiswa siap masuk ke pasar global.
"Perjalanan yang dilakukan sendirian akan terasa berat. Untuk itu perlu berkolaborasi, bergandengan tangan dan bekerja sama dengan dunia industri. Semua itu menguatkan dan melengkapi satu sama lain," tambah dia.

Nizam mendorong agar mahasiswa dapat fokus pada branding, packaging dan juga pemasaran yang dilakukan secara digital. Sehingga dengan mudah dapat menjangkau pasar global.

Kepala Sekolah Ekspor, Dr Handito Hadi Joewono, mengatakan sebanyak 198 produk mahasiswa tersebut dihasilkan 777 mahasiswa dari 223 perguruan tinggi seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua.

Handito menambahkan menjadi eksportir adalah pilihan atau orientasi karier yang sangat menantang, yang menyatu dengan karakteristik generasi muda. Untuk itu dibutuhkan komitmen, etos bisnis, pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni serta penguasaan teknologi digital di era perdagangan dunia.

Pada semester genap 2022, Program Kampus Merdeka Studi Independen Bersertifikat yang dilaksanakan Sekolah Ekspor mengambil tema “Digital Export” yang memberi penekanan lebih besar pada pendayagunaan teknologi digital dalam pengembangan ekspor, sehingga memberi kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya kalangan perguruan tinggi untuk menjadi eksportir sebagai bagian dari program akselerasi mencetak 500.000 eksportir baru yang digagas oleh Sekolah Ekspor bersama beberapa asosiasi usaha dan KADIN.

Terdapat lima klaster dalam Sekolah Ekspor, yakni Digital Global Business, Digital Marketing, Digital Communication, Digital Payment, dan E-commerce. Sekolah Ekspor juga menerbitkan katalog Digital Export yang menampilkan produk-produk ekspor mahasiswa. (ant)

Pakaian Dalam Asal Bantul Siap Bersaing di Amerika dan Inggris
Pameran Manufaktur Indonesia.

Sektor Manufaktur RI Jauh dari Deindustrialisasi, Ekonom Beberkan Buktinya

Kinerja positif sektor manufaktur dinilai menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan orientasi ekspor. 

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024