1.500 Guru PNS akan Disebar ke Pelosok Kepulauan Meranti

Ilustrasi guru dan murid di sekolah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

VIVA – Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Muhammad Adil menyatakan sekitar 1.500 guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) akan disebar ke seluruh pelosok kabupaten itu.

Kota Ini Sahkan Undang-undang yang Izinkan Guru Bawa Senjata Api ke Sekolah

Muhammad Adil di Selatpanjang, Meranti, Provinsi Riau, mengatakan upaya itu sebagai pemerataan guru di seluruh sekolah, sehingga tidak ada lagi sekolah yang kekurangan guru karena guru hanya menumpuk di wilayah perkotaan.

"Mereka ini akan kami sebar di seluruh sekolah yang masuk kewenangan kami," ujarnya, Selasa (18/1).

Persiapan Pilkada 2024, Bawaslu RI Segera Seleksi Panwascam

Bupati Adil mengaku di wilayah pemerintahannya ada sekolah yang hanya memiliki satu guru PNS, yakni kepala sekolah yang sekaligus merangkap sebagai guru.

"Ke depannya tidak ada lagi yang seperti itu. Nanti setelah dibagi para guru PNS ini, kekurangannya akan ditutupi oleh guru non-PNS," ucapnya.

Bukan Hanya Palestina, Ini 9 Negara yang Belum Diakui Keanggotannya oleh PBB

Tak hanya itu, dia juga menekankan untuk tenaga guru di Meranti harus menyandang sarjana dengan latar belakang pendidikan. Di luar disiplin ilmu itu, tidak akan diterima.

"Mungkin akan kami akomodir di tenaga untuk TU sekolah. Intinya bagaimana menciptakan Meranti cerdas. Jadi itu harus dimulai dari guru yang cerdas dulu, kemudian baru bisa melahirkan siswa yang cerdas," kata Adil.

Lebih jauh, Adil menargetkan nilai pendidikan Meranti harus bisa naik tingkat dalam Ujian Nasional (UN), di antara 12 kabupaten dan kota di Provinsi Riau.

"Kalau posisi Meranti masih di peringkat 12 dalam UN nanti, akan kami evaluasi lagi ke depannya. Targetnya kita bisa naik tingkat," ujarnya.

Sebelumnya Ketua Tim Evaluasi Tenaga Non-PNS Pemkab Kepulauan Meranti Sudandri Jauzah menuturkan pihaknya sedang menyeleksi tenaga non-PNS yang usai dievaluasi beberapa waktu lalu sebanyak 3.987 orang.

Jumlah tersebut dikurangi tenaga satpol PP, tenaga kebersihan lapangan serta tenaga medis dan paramedis sebanyak 356 yang dievaluasi secara internal.

"Ujian hari pertama kemarin diikuti sebanyak 642 orang tenaga pendidik non-PNS (guru honorer)," kata Sudandri.

Namun dari jumlah 642 orang tersebut dikurangi 208 guru yang telah lulus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), yang atas izin bupati tidak perlu lagi mengikuti ujian tertulis evaluasi tenaga non-PNS.

"Untuk hari kedua peserta ujiannya sebanyak 1.320 orang, sedangkan sisanya akan ujian di hari ketiga," kata Sudandri. (antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya