Peran Komunitas dalam Akselerasi Pemecahan Masalah Putus Sekolah 

Bakrie Center Foudation Gelar The SDGs National Seminar Series
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Edukasi – Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Namun hingga kini, jumlah anak yang putus sekolah masih tinggi. Permasalahan putus sekolah tentu tak hanya merupakan tanggung jawab sekolah, pengajar, ataupun orang tua saja, melainkan menjadi urgensi nasional.

10 Kampus Bisnis Terbaik Dunia Tahun 2024

Dalam upaya mengadvokasi seluruh pihak untuk memutus rantai putus sekolah, The SDGs National Seminar Series, Rabu (2/11), membahas persoalan kebijakan, implementasi, dan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan agar Indonesia bisa keluar dari lingkaran putus sekolah. 

Bakrie Center Foudation (BCF) menghadirkan dua narasumber yang menginisiasi program-program akselerasi pengentasan anak putus sekolah yakni Bagimili dan SOS Children’s Village. Bagimili adalah organisasi non-profit yang lahir sebagai upaya untuk mendukung pelajar agar memiliki keberanian bermimpi besar, berani untuk memperjuangkan mimpinya, dan berani untuk percaya diri dengan kemampuannya.

Mengasah Keterampilan Berpikir Siswa Lewat Sustainable Innovation Fair

BCF Gelar The SDGs National Seminar Series

Photo :
  • BCF

Program unggulan Bagimili adalah program beasiswa untuk pelajar SMA/sederajat yang berprestasi namun dari keluarga prasejahtera. Hal tersebut disampaikan oleh Serius Miliyani Dwi Putri, Founder dan CEO Bagimili ketika mengulas topik seputar peran komunitas untuk memutus rantai putus sekolah. 

Imam Masjid di Inggris Dilaporkan ke Polisi Gegara Izinkan Siswa Salat

“Banyak anak-anak yang memiliki keinginan untuk mengikuti les dan bimbingan belajar, tapi dari ekonomi keluarganya kurang mendukung. Oleh karena itu, kami ingin membantu anak-anak dari ekonomi menengah ke bawah yang memiliki prestasi dan memiliki keinginan belajar tinggi. Dengan pendidikan kita berdaya untuk membantu lebih banyak orang,” tutur Founder dan CEO Bagimili dalam keterangannya yang dierima VIVA, Rabu (2/11).

BCF Gelar The SDGs National Seminar Series

Photo :
  • BCF

Kepeduliannya terhadap pendidikan diawali dari refleksi diri Serius yang lahir dari orang tua yang tidak bersekolah. Namun, dengan daya juang yang tinggi, Serius bisa mendapatkan beasiswa mulai dari Sekolah Dasar hingga S2. Ia terpanggil untuk menanamkan daya juang itu kepada anak-anak lain yang juga ada di ambang kegagalan dalam menempuh pendidikan karena faktor ekonomi. 

“Saya ingin melakukan kebaikan tapi saya butuh wadah, maka dari itu saya menciptakan wadah yaitu Bagimili yang sumber pendanaannya dari saya sendiri. Karena tujuan saya adalah untuk berterima kasih kepada negara,” lanjutnya. 

Awardee Bagimili angkatan pertama yaitu pada tahun 2017/2018 berjumlah 4 hingga 9 pelajar pada tahun 2022/2023 dari beberapa wilayah di Indonesia. Salah satu sekolah binaan Bagimili yaitu MI Islamiyah Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Selain melakukan kegiatan pembelajaran, Bagimili juga membantu dalam penggalangan dana apabila terjadi bencana di Jawa Timur maupun daerah lainnya.

BCF Gelar The SDGs National Seminar Series

Photo :
  • BCF

Selain Bagimili, dalam The SDGs Seminar Series hadir juga SOS Children’s Village yang juga memiliki program penanggulangan putus sekolah. SOS Children’s Village membangun 15 rumah untuk ditinggali oleh anak-anak dan akan dibina untuk mendapatkan pendidikan yang tepat dan sesuai. Anak-anak binaan SOS Children’s Village ini yaitu anak-anak yang kehilangan orang tua. Hingga kini SOS Children Village sudah menjangkau 8 provinsi di Indonesia. 

“Penyebab rata-rata anak putus sekolah adalah masalah ekonomi. Selain itu, faktor-faktor lain yang menyebabkan tingginya angka putus sekolah adalah dari orang tua. Kalau orang tuanya berpendidikan rendah, mayoritas akan berdampak pada anak-anak mereka. Pola pikir orang tua terhadap pendidikan formal juga menjadi penyebab. Masih banyak orang tua yang tidak yakin apakah dengan pendidikan tinggi akan menjamin kehidupan anak-anaknya nanti. Selanjutnya adalah keterpencilan, yaitu lokasi sekolah yang jauh dari temypat tinggal. Di beberapa daerah, untuk menuju sekolah perlu effort yang lebih, entah jalan yang kurang memadai dan sebagainya,” jelas Sumardi, Chief Executive Officer SOS Children’s Village.

Keluarga menjadi faktor utama keberhasilan seorang anak. Untuk itu, SOS Children’s Village menginisiasi program Family Strengthening. Anak-anak akan tetap tinggal bersama orang tua namun akan didampingi oleh tim yang ditugaskan untuk memantau proses berjalannya kegiatan belajar. Tidak hanya memberikan beasiswa namun juga pendampingan agar motivasi anak-anak juga orang tua tetap terjaga. 

The SDGs National Seminar topik pendidikan mengulas identifikasi permasalahan putus sekolah, implementasi regulasi program wajib belajar, dukungan korporasi terhadap kualitas pendidikan di Indonesia, serta peran aktif komunitas untuk memutus rantai putus sekolah. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya