Dies Natalis ke-73, UGM akan Gelar Nitilaku 2022

Universitas Gadjah Mada (UGM)
Sumber :
  • www.ugm.ac.id

VIVA – UGM akan merayakan Dies Natalis ke 73. Sejumlah kegiatan untuk peringatan Dies Natalis ini akan digelar, salah satunya adalah Nitilaku.

Polisi Periksa 21 Saksi Terkait Kasus TPPU yang Jerat Ahli Nuklir UGM

Nitilaku sendiri merupakan sebuah kegiatan wujud kontribusi dan bakti nyata Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) bagi almamater dan bangsa. Selain itu, Nitilaku juga membagikan inspirasi dan spirit perjuangan UGM untuk berkarya dan berbakti pada bangsa.

Ketua panitia kerja Nitilaku 2022, Bambang Paningron mengatakan Nitilaku sudah digelar UGM sejak 2012 lalu. Nitilaku, kata Bambang, dipahami sebagai kegiatan kultural historis dalam bentuk pawai sebagai simbol sejarah berdirinya UGM. Berawal dari Siti Hinggil Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju UGM di Bulaksumur.

Ahli Nuklir UGM Jadi DPO Kasus Penggelapan Rp 9,2 Miliar, Begini Kronologinya

Acara Guyub Rukun Kagama UGM di Jakarta

Photo :
  • VIVA/Eduward Ambarita

Bambang mengatakan Nitilaku telah bertransformasi menjadi peristiwa budaya yang terus mensinergikan potensi UGM, masyarakat, komunitas, swasta dan pemerintah, dengan menonjolkan unsur-unsur sejarah perjuangan dan kebangsaan.

Pimpinan Jemaah Aolia Ternyata Sempat Kuliah di Fakultas Kedokteran UGM

“Ada hal baru dalam nitilaku kali ini. Kalau biasanya hanya 1 hari dengan pawai dari Keraton ke Bulaksumur maka tahun ini dirancang dalam tiga pola yakni pre-event, paralel event, dan highlight event,” kata Bambang, Jumat 16 Desember 2022.

Bambang menuturkan Nitilaku 2022 mengambil tema Merti Bumi Ambangun Nagari  yang rangkaiannya telah dimulai sejak 3 Desember lalu hingga 20 Desember 2022.

Beberapa kegiatan yang diadakan antara lain Webinar Series, Instalasi Bambu, Mural Nitilaku, Pameran Lukisan, Festival Budaya Wirun, Penanaman Pohon Serentak, Pasar Kangen Nitilaku, Street Performance, Doa Bersama Lintas Agama untuk Negeri, dan Malam Penghargaan “Alumni Mengabdi Award” (AMA).

Agenda dari rangkaian Nitilaku 2022 ini akan terselenggara di beberapa lokasi yaitu Desa Wirun (Sukoharjo), Hall Fakultas Filsafat, Boulevard UGM, Grha Sabha Pramana, Lapangan Pancasila, dan area Malioboro Yogyakarta. Rangkaian Nitilaku dimulai tanggal 3 Desember hingga 20 Desember 2022.

Bambang menjelaskan Nitilaku 2022 memiliki tujuan untuk meningkatkan peran dan fungsi pertunjukan seni dan budaya dalam memperingati Dies Natalis UGM. Selain itu, juga memberdayakan sumber daya UGM dan KAGAMA secara lebih luas dan berkesinambungan.

"Memberikan ruang bagi civitas akademika UGM untuk berkontribusi nyata dalam pengembangan budaya dan seni, serta apresiasi pencapaian civitas UGM beserta alumninya dalam berkontribusi bagi bangsa Indonesia dan kemanusiaan. Nitilaku 2022 juga memberi wadah bagi masyarakat yang semakin demokratis dan kreatif dalam aktualisasi ekspresi seni dan budaya," kata Bambang.

"Acara ini juga bertujuan untuk menggali potensi, memelihara, mengembangkan seni budaya masyarakat, baik berskala lokal, nasional maupun internasional, serta penggunaan teknologi digital," sambung Bambang.

Kabid VI PP Kagama, Anak Agung Gede Putra menambahkan pelaksanaan kegiatan Nitilaku disesuaikan dengan kondisi yang terus berubah. Nitilaku tidak hanya diterjemahkan secara harfiah sebagai perjalanan perkembangan UGM dari Keraton Yogyakarta ke Bulaksumur, namun juga dimaknai sebagai perjalanan pengetahuan yang dicapai alumni UGM.

"Peran alumni UGM di masyarakat sangat banyak dan sering luput dari pengamatan, maka momentum Nitilaku merupakan saat yang tepat untuk memberi apresiasi dan mendorong peran alumni lain untuk mengambil peran Migunani Tumraping Liyan," ucap Anak Agung Gede Putra.

Sedangkan Sekjen PP Kagama, AAGN Ari Dwipayana, mengatakan Nitilaku 2022 mengangkat tema Merti Bumi Ambangun Nagari. Merti Bumi di sini diartikan sebagai proses menjaga, memelihara dan mengembangkan kearifan lokal demi lestarinya kehidupan global yang lebih baik.

Alumni UGM, kata Ari sudah seharusnya mengambil peran untuk Ambangun Nagari, terus menebarkan energi kebaikan kepada sesama, dengan menghindarkan diri dari sikap jumawa.

“Kagama ingin mengingatkan tentang merti bumi ambangun nagari yang merupakan filosofi Jawa, namun bermakna luas untuk Indonesia dan dunia,” tutup Ari. (Cahyo Edi/tvOne/Yogyakarta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya