Contoh-contoh Soal Tes Skolastik untuk Masuk Perguruan Tinggi Negeri, Yuk Pahami!

Calon Mahasiswa mengikuti ujian.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA Edukasi – Bagi calon mahasiswa baru yang akan lanjut ke perguruan tinggi negeri (PTN) yang diimpikan, sebelumnya kalian harus lebih dulu mengetahui salah satu jalur masuk yang harus Anda lewati. 

10 Kampus Terbaik di Indonesia Versi QS AUR 2024, Apa Saja?

Seperti yang kita ketahui bersama, jika Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah meresmikan skema baru perihal Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) untuk tahun 2023. 

Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) telah mengubah berbagai aturan-aturan untuk masuk perguruan tinggi negeri pada tahun 2023 mendatang.

MK Puji Gugatan Dosen PTS Perjuangkan Gaji Setara dengan PTN

Adapun salah satu jalur masuk perguruan tinggi negeri (PTN) adalah melalui jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT).  UTBK-SNBT akan menggantikan tes Ujian Tulis Berbasis Komputer -Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN) ke depannya. 

Ilustrasi/Penerimaan mahasiswa baru

Photo :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
Mensesneg dan Menag Siap Sinergi Kembangkan Perguruan Tinggi Keagamaan

Berdasarkan penjelasan pada kebijakan umum, materi tes dalam Ujian Tertulis Berbasis Komputer dalam Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (UTBK-SNMPMB) Tahun 2023 akan terdiri dari dua komponen besar yaitu Tes Potensi Skolastik dan Tes Literasi. 

Nah untuk ulasan kali ini kami akan membawa Anda untuk mengetahui apa itu Tes Skolastik atau Potensi Skolastik, lengkap dengan contoh-contoh soalnya.

Tes Potensi Skolastik

Berdasarkan laman resmi SNPMB, bahwa Tes Potensi Skolastik (TPS) sendiri merupakan tes yang didesain untuk menguji kemampuan cara berpikir para siswa sekolah  yang bakal jadi calon mahasiswa baru agar bisa lebih memahami dan nalar yang diperlukan untuk seseorang dapat berhasil dalam pendidikan formal, khususnya pendidikan tinggi.

Tentu saja, kemampuan ini berkembang melalui proses belajar dan pengalaman-pengalaman di sekolah maupun di luar sekolah. Perlu Anda ketahui untuk Tes Potensi Skolastik ini ada empat tahapan yang perlu Anda ketahui. Mulai dari Kemampuan Penalaran Umum, Pengetahuan serta Pemahaman Umum, Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis, hingga terakhir Pengetahuan Kuantitatif.

Penalaran Umum

Untuk tahapan pertama yakni mengetahui tentang Penalaran Umum. Di mana Penalaran Umum ini dibagi lagi menjadi tiga poin yakni Penalaran Induktif (kemampuan mengamati fakta-fakta), Penalaran Deduktif (kemampuan bernalar secara logis), dan Penalaran Kuantitatif (matematika sederhana). 

Di mana masing-masing poin tersebut berisikan 10 soal dengan waktu masing-masing 10 menit. Jadi secara keseluruhan Anda memiliki waktu 30 menit untuk pengerjaan seluruh Penalaran Umum.

Ilustrasi berpikir.

Photo :
  • U-Report

Komponen Kemampuan Penalaran Umum ini bertujuan untuk menguji kemampuan seseorang untuk secara terarah dan terkendali dalam menggunakan prosedur-prosedur untuk memecahkan masalah-masalah baru yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dipelajari sebelumnya. 

Di mana, kemampuan yang diujikan mencakup beberapa hal seperti yang terlampir berikut ini:

1. Kemampuan memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya
2. Kemampuan bernalar secara abstrak yang tidak semata-mata merupakan hasil dari pembelajaran sebelumnya

Pengujian dilakukan untuk menilai bagaimana seseorang dapat berpikir secara induktif, deduktif, serta bagaimana seseorang dapat bernalar dengan menggunakan angka-angka yang disebut sebagai kemampuan penalaran kuantitatif.

Yang dimaksudkan dengan kemampuan berpikir secara induktif adalah kemampuan untuk mengamati fakta-fakta atau kejadian-kejadian untuk menemukan prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang mendasarinya. 

Yang dimaksudkan dengan kemampuan berpikir secara deduktif adalah kemampuan seseorang untuk bernalar secara logis dengan menggunakan premis-premis dan prinsip-prinsip yang telah diketahui sebelumnya. 

Sedangkan yang dimaksudkan dengan kemampuan berpikir melalui penggunaan angka adalah kemampuan berpikir yang melibatkan kuantitas, hubungan matematika sederhana, yang melibatkan penggunaan operator aritmetika dasar seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Contoh Soal

Penalaran Umum

Penalaran Induktif

Penalaran Induktif sendiri merupakan sebuah proses penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus menjadi umum. 

Di mana penalaran induktif ini biasanya kita diminta untuk mengambil kesimpulan dari premis umum seperti pengamatan, data, atau fakta. Yang nantinya, mengambil kesimpulan dengan spesifik atau hipotesis.  

Adapun beberapa contoh dari penalaran induktif seperti yang ada berikut ini:  

Contoh 1

Premis 1: Hewan membutuhkan makanan 
Premis 2: Tumbuhan membutuhkan makanan 
Premis 3: Manusia membutuhkan makanan

Kesimpulan: Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan 

Contoh 2 

Premis 1: Sapi mempunyai mata 
Premis 2: Perkutut mempunyai mata 
Premis 3: Ular mempunyai mata 

Kesimpulan: Setiap hewan mempunyai mata

Penalaran Deduktif

Sedangkan untuk penalaran deduktif sendiri ialah penarikan kesimpulan berdasarkan aturan yang disepakati. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduanya bersama-sama.

Penalaran deduktif sendiri merupakan sebuah proses nalar yang menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari hal-hal yang bersifat umum. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif ini tentunya bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduanya bersama-sama.  

Umumnya penalaran deduktif mengambil kesimpulan secara logis berdasarkan premis yang ditemukan. Premis adalah asumsi, pemikiran, dan landasan kesimpulan yang dianggap benar. 

Beberapa contohnya sebagai berikut:  

Contoh 1

Premis 1: Dedi suka mengonsumsi makanan berlemak. 
Premis 2: Orang yang suka mengonsumsi makanan berlemak, tubuhnya tidak sehat. 
Kesimpulan: Dedi mempunyai tubuh yang tidak sehat. 

Contoh 2 

Premis 1: Setiap artis adalah manusia 
Premis 2: Michelle Ziudith adalah artis
Kesimpulan: Michelle Ziudith adalah artis.
 

Penalaran Kuantitatif

Dikutip dari Simulasi SNBT SNMPB, berikut ini terdapat sederet contoh-contoh soal SNBT 2023 dan pembahasannya.

1. Kurva y = ax² + 2x + 1 dengan a ≠ 0 memotong sumbu-x di dua titik berbeda.
Pernyataan yang benar adalah ....

A. a < 1

B. 6a < 1

C. a > 1

D. 3a > 1

E. 3a > 2

2. Kurva y = ax² + 2x + 1 dengan a ≠ 0 memotong sumbu-x di dua titik berbeda.
Pernyataan yang benar adalah ....

A. kurva terbuka ke atas

B. kurva terbuka ke bawah

C. kurva memotong sumbu-y positif

D. kurva memotong sumbu-y negatif

E. titik puncak kurva berada di kuadran I

3. Garis dengan persamaan mana saja yang memotong garis 2x + y = 4 dan x + 2y = 2 di dua titik berbeda?
1) y = -x + 5
2) y = x - 2
3) y = 3x -1
4) y = -2x + 7

A. (1), (2), dan (3) SAJA yang benar.

B. (1) dan (3) SAJA yang benar.

C. (2) dan (4) SAJA yang benar.

D. HANYA (4) yang benar.

E. SEMUA pilihan benar.

4. Diberikan kumpulan data 3,5,7, a.
Berapakah banyaknya dari empat pernyataan berikut yang bernilai benar berdasarkan informasi di atas?

1) Rata-rata kumpulan data tersebut 6 bila a=9.

2) Median kumpulan data tersebut 5 bila a=7.

3) Jangkauan kumpulan data tersebut 4 bila a=6.

4) Modus kumpulan data tersebut 3 bila a=5

A. 0

B. 1

C. 2

D. 3

E. 4

Kunci Jawabannya

1.. A) a < 1
Pembahasan:

JIka kurva y = ax² + 2x + 1 dengan a ≠ 0 memotong sumbu-x di dua titik berbeda, maka 2² - 4a(1) > 0, sehingga a < 1

2. C) Kurva memotong sumbu-y positif
Pembahasan:
Karena a

Jika x=0, diperoleh y=1 sehingga kurva memotong sumbu- y positif.

3. B) (1) dan (3) SAJA yang benar
Pembahasan:
Gradien garis 1 tidak sama dengan gradien garis 2 sehingga garis ketiga memotong dua garis tersebut di dua titik berbeda jika:

(a) gradiennya berbeda dengan kedua gradien garis yang lain, dan

(b) tidak melalui titik potong dua garis yang lain.

Oleh karena itu, garis dengan persamaan (1) atau persamaan (3) memotong dua garis lainnya di dua titik berbeda.

4. C) 2
Pembahasan:
• Rata-rata adalah 6.
• Median adalah 6.
• Jangkauan adalah 4.
• Modus adalah 5.

Pernyataan yang benar ada 2, yakni pernyataan (1) dan (3).


Pengetahuan dan Pemahaman Umum

Ilustrasi literasi membaca.

Photo :
  • Pixabay

Pada poin  ini yang diujikan adalah kemampuan untuk memahami dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dianggap penting di lingkungan budaya Indonesia terutama keterampilan dalam berbahasa, menggunakan kata, dan keluasan serta kedalaman pengetahuan umum. 

Termasuk dalam kemampuan ini adalah pengetahuan praktis seseorang tentang bahasa, informasi, dan konsep-konsep khusus yang berbasis verbal dan kebahasaan.

Poin kedua ini nantinya terdapat 20 soal dengan waktu 25 menit, seperti yang dilansir dari laman SNPMB. Berikut ini sudah kami sajikan beberapa contoh soal yang telah kami rangkum dari brainacademy.id.

Contoh Soal:

Topik: Wacana

Subtopik: Ide Pokok dan Simpulan

1. Bacalah teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 1—3!

Data Catatan Tahunan tentang kekerasan terhadap perempuan yang dirilis Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menunjukkan jumlah laporan kekerasan pada 2018 mencapai 406.178 kasus, naik 16,5% dibanding jumlah laporan pada 2017 yang berjumlah 392.610 kasus. Mariana Amirrudin, Komisioner Komnas Perempuan menyatakan bahwa pola kekerasan yang terjadi masih sama, yakni paling tinggi di ranah personal atau ranah privat, ranah yang paling dianggap tabu untuk diungkap di ruang publik atau politik dari 13.568 laporan yang dianalisis oleh Komnas Perempuan, kekerasan dalam ranah privat yang mencakup hubungan dalam keluarga (KDRT) dan dalam hubungan pribadi seperti pacaran memiliki risiko yang besar dengan jumlah kasus mencapai 71 persen atau 9.637 kasus.

Di antara kasus kekerasan seksual dalam ranah privat, jenis kekerasan yang paling banyak terjadi adalah inses, perkosaan, pencabulan, persetubuhan, eksploitasi seksual, dan perkosaan dalam perkawinan. Komnas Perempuan mencatat angka inses pada 2018 berjumlah 1.071, turun dibanding 2017 yang mencapai 1.210. Namun, yang harus diperhatikan adalah pelaku yang kebanyakan adalah ayah kandung, ayah tiri, atau paman yang menyasar anak perempuan. Hal tersebut memprihatinkan karena orang yang sangat dekat dan dianggap sebagai pelindung atau penanggung jawab keluarga justru menjadi ancaman bagi anak. Komnas Perempuan juga mendapati temuan yang menunjukkan peningkatan laporan kasus perkosaan dalam perkawinan pada 2018 sejumlah 195 kasus dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 172 kasus. Peningkatan laporan ini disebabkan oleh meningkatnya keberanian korban untuk melaporkan kasus. Hal ini juga menunjukkan bahwa ada kesadaran korban bahwa pemaksaan hubungan seksual dalam perkawinan merupakan pemerkosaan yang bisa ditindaklanjuti sesuai koridor hukum.

Selain kekerasan dalam hubungan keluarga, Komnas Perempuan juga mencatat peningkatan laporan kekerasan dalam pacaran (KDP) dengan bentuk yang beragam, misalnya kekerasan dalam bentuk siber. Pola di dalam kasus KDP hampir sama, yakni korban diancam oleh pelaku dengan menyebarkan foto atau video korban yang bernuansa seksual di media sosial jika korban menolak berhubungan seksual dengan pelaku, atau korban tidak kembali berhubungan dengan pelaku. Kekerasan seksual berbasis siber lainnya juga mencakup objektifikasi perempuan untuk tujuan prornografi. Kasus seperti ini biasanya menghebohkan publik sehingga menambah beban psikis korban, bahkan di antaranya banyak yang melakukan percobaan bunuh diri.

Dalam catatan ini, Komnas Perempuan menggarisbawahi bahwa hal ini tidak dapat menjadi dasar kesimpulan bahwa kasus kekerasan seksual. Sebagian besar data yang dikompilasi Komnas Perempuan berasal dari perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama sehingga laporan ini memberi petunjuk bahwa jumlah korban yang melapor semakin banyak.

Berdasarkan paragraf 2, jika di suatu negara tidak terjadi kasus kekerasan seksual dalam ranah privat, seperti inses, perkosaan, pencabulan, persetubuhan, eksploitasi seksual, dan perkosaan dalam perkawinan, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar? 

A.Negara akan aman
B.Perempuan tidak ada yang mencoba melakukan bunuh diri
C.Tidak adanya laporan kasus kekerasan terhadap perempuan
D.Ayah kandung, ayah tiri, atau paman menjadi pelindung atau penanggung jawab keluarga.
E.Menurunnya keberanian korban untuk melaporkan ke Komnas Perempuan
 
Kunci Jawaban: C

Pembahasan:

Simpulan merupakan kalimat yang mencerminkan keseluruhan isi teks. Simpulan yang tepat adalah Tidak adanya laporan kasus kekerasan terhadap perempuan. Dengan tidak terjadinya kasus kekerasan, maka tidak ada juga kasus yang harus dilaporkan. Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah C.

2. Berdasarkan paragraf 2, apabila pelaku kekerasan terhadap perempuan dilakukan oleh ayah kandung, ayah tiri, atau paman, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar?

A.Kasus kekerasan meningkat
B. Korban harus melaporkan ke Komnas Perempuan
C. Ayah kandung, ayah tiri, atau paman tidak dapat menjadi orang terdekat yang melindungi dan bertanggung jawab terhadap keluarga
DBanyak korban yang melakukan aksi bunuh diri
E.Tidak ada orang yang dapat dipercaya
 
Kunci Jawaban: C

Pembahasan: 

Simpulan yang tepat adalah Ayah kandung, ayah tiri, atau paman tidak dapat menjadi orang terdekat yang melindungi dan bertanggung jawab terhadap keluarga karena hal tersebut berkaitan dengan pernyataan yang terdapat pada soal. 

Pilihan jawaban A kurang tepat karena tidak berhubungan dengan kalimat pada soal.

Pilihan jawaban B kurang tepat karena kalimat tersebut bukan merupakan simpulan, melainkan hal yang harus dilakukan.

Pilihan jawaban D dan E kurang tepat karena tidak berhubungan dengan kalimat pada soal.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C.

Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis

Ilustrasi menulis

Photo :
  • pixabay

Poin ini Anda diberikan soal 20 dengan waktu 25 menit untuk menyelesaikannya. Kemampuan membaca dan menulis adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh seseorang yang meliputi kemampuan dasar dalam membaca, kelancaran membaca, dan keterampilan menulis yang diperlukan untuk memahami bahasa tulis dan ekspresi pikiran melalui tulisan. Kemampuan ini mencakup kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan yang lebih kompleks seperti memahami wacana tertulis dan menulis cerita. Berikut ini telah kita rangkum beberapa soal dari berbagai sumber.

Topik: Kata, Makna, dan Konjungsi

Subtopik: Pembentukan Kata dan Makna

1. Kata yang mengalami makna meluas terdapat pada kalimat berikut, kecuali ….

Para tokoh mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dengan cerdas dan tanpa tekanan agar kursi di DPR terwakili secara benar.
Keutuhan fungsi UN terkait dengan pemetaan indeks kompetensi, kelulusan seleksi, dan perbaikan terhadap infrastruktur sekolah.
Para sarjana lingkungan berkumpul di Kanada untuk mengikuti konferensi internasional tentang perubahan iklim.
Kapal-kapal Australia berlayar sejak beberapa hari yang lalu mencari kotak hitam pesawat MH370.
“Maaf, apakah Bapak tahu gedung induk tempat seminar berlangsung?”
 Kunci Jawaban: C

Pembahasan :

Sebuah kata dapat mempunyai makna lebih dari satu ketika sebuah kata tersebut digunakan dalam kalimat dengan konteks yang berbeda. Hal tersebut merupakan pergeseran atau perubahan makna dari sebuah kata. Pergeseran makna tersebut dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya makna meluas (generalisasi), makna menyempit (spesialisasi), makna membaik (ameliorasi), dan makna memburuk (peyorasi).

Makna meluas (generalisasi) merupakan proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru menjadi lebih luas jika dibandingkan makna sebelumnya.

Makna menyempit (spesialisasi) merupakan proses pergeseran makna yang menyebabkan makna kata yang baru menjadi lebih sempit jika dibandingkan dengan makna sebelumnya.

Kata yang tidak mengalami makna meluas (menyempit) terdapat pada kata sarjana dalam kalimat opsi C: “Para sarjana lingkungan berkumpul di Kanada untuk mengikuti konferensi internasional tentang perubahan iklim.”

Sementara itu, kata kursi (opsi A), sekolah (opsi B), berlayar (opsi D), dan Bapak (opsi E) memiliki makna meluas (generalisasi).

Dengan demikian, jawabannya adalah C.

Topik: Kata, Makna, dan Konjungsi

Subtopik: Pembentukan Kata dan Makna

Kata yang mengalami makna menyempit terdapat pada kalimat, kecuali ….

Bangunan sekolah tersebut sudah lama tidak direnovasi.
Para pendeta baru saja mengunjungi lokasi bencana.
Kami belajar membaca dan menulis kaligrafi di madrasah.
Entah dari mana sumber bau busuk yang tercium oleh mereka.
Walaupun sebagai seorang pembantu, dia tidak pernah merasa malu.
Kunci Jawaban: A

Pembahasan:

Kata yang tidak mengalami makna menyempit (meluas) terdapat pada kata sekolah dalam kalimat opsi A: “Bangunan sekolah tersebut sudah lama tidak direnovasi.”

Sementara itu, kata pendeta (opsi B), madrasah (opsi C), bau (opsi D), dan pembantu (opsi E) memiliki makna meluas (generalisasi).

Dengan demikian, jawabannya adalah A.

Nah untuk soal selanjutnya ada cerita yang perlu Anda baca sebelumnya.

   (1) Di sepanjang tujuh puluh tahun Indonesia merdeka, setelah empat belas tahun mencoba praktik demokrasi parlementer secara liberal dan tiga puluh delapan tahun diperintah oleh dua penguasa berdasar sistim politik semi presidensial, [...] Indonesia berkesempatan secara sadar dan leluasa, untuk menerapkan dan mengembangkan demokrasi presidensial. (2) Setelah sebelas tahun berlangsung secara relatif konsisten (2004—2015), ternyata eksperimen besar sistem pengelolaan negara (state-craft) yang ke-3 itu memberikan hasil terbaik yang prospektif berupa kemajuan demokrasi dan politik beserta sosial dan ekonomi secara lebih komprehensif.

   (3) Ada beberapa argumen, pertama, sekalipun masih ada berbagai kelemahan, dunia mengakui Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar ke-5, dengan masyarakat yang berstruktur majemuk dan mayoritas beragama Islam, tetapi sukses menjalankan transformasi demokrasi. (4) Argumen kedua adalah kehidupan masyarakat dan negara yang relatif stabil [...] sosial dan politik serta ekonomi. Ketiga, sekalipun tertinggal dari kemajuan pembangunan di bawah sistem otoriter, tetapi sistem demokrasi presidensial berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto) sebesar 5—6% per tahun. (5) Keempat, sistem tersebut berhasil memperbaharui struktur masyarakat dengan memfasilitasi pertumbuhan kelas menengah baru sampai melebihi 50% populasi.

   (6) Tentunya, upaya merealisasikan potensi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara besar dan kuat dunia, bukan saja memerlukan rencana aksi dan strategi yang tepat, melainkan lebih jauh, membutuhkan landasan legal formal yang hanya bisa disediakan dengan menyempurnakan substansi dan prosedur, serta koherensi atas segenap peraturan perundangan mulai dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sampai Undang-Undang yang berhubungan dengan politik (parpol, pileg, pilpres, MD3, kementerian, pemda, pilkada, desa). (7) Dalam hal itu, pilihan strategi aksi upaya perwujudannya adalah mempersuasikan politisi penguasa lembaga pemerintahan atau menggerakkan tekanan aksi massa terhadap para penguasa dengan kampanye media massa secara sistemik dan intensif.

Sanit, Arbi. 2015. “Pematangan Demokrasi dan Sistem Politik Indonesia: Kendala Pelembagaan dan Kepemimpinan”. Jurnal Politik Vol 1, No. 1: 155—175.

Topik: Pemahaman Bacaan dan Menulis 

Subtopik: Tata Paragraf
Level: Hots

1. Judul yang paling tepat untuk menggambarkan isi dari teks di atas adalah ....   

A.Perjalanan Politik Demokrasi Indonesia   
B.Jenis Demokrasi di Indonesia   
C.Perjalanan Politik di Indonesia   
D.Tantangan Politik dalam Demokrasi   
E.Pematangan Demokrasi dan Politik Indonesia   
 

Jawaban: E

Pembahasan: 

Judul merupakan intisari sebuah karangan. Judul harus mewakili keseluruhan isi teks. Teks di atas menceritakan tentang Indonesia yang mencoba menggunakan beberapa sistem demokrasi dan sistem politik. 

Penggunaan sistem demokrasi dan sistem politik dijelaskan hingga tahap penerapan demokrasi presidensial yang relatif berlangsung secara konsisten. Dengan demikian, judul yang tepat untuk teks di atas adalah Pematangan Demokrasi dan Politik Indonesia.

Pilihan jawaban A kurang tepat karena teks di atas tidak secara spesifik membahas perjalanan politik demokrasi di Indonesia. Teks di atas tidak menjelaskan urutan tahun sebagai landasan perjalanan politik demokrasi Indonesia.

Pilihan jawaban B, C dan D tidak tepat karena teks di atas tidak membahas jenis-jenis demokrasi di Indonesia, perjalanan politik di Indonesia, dan tantangan politik dalam demokrasi.


Pengetahuan Kuantitatif

Untuk pengerjaan soal ini terdiri dari 15 dengan waktu 20 menit. Pengetahuan kuantitatif sendiri kedalaman dan luasnya pengetahuan yang terkait dengan matematika, yang merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan mewakili kemampuan untuk menggunakan informasi kuantitatif dan memanipulasi simbol-simbol angka. Kemampuan ini mencakup pengetahuan mengenai ukuran perhitungan matematika, pemecahan masalah matematika, dan pengetahuan umum matematika.

Pengetahuan kuantitatif berbeda dengan penalaran kuantitatif. Secara umum, pengetahuan kuantitatif merupakan sekumpulan pengetahuan matematika yang diperoleh seseorang, termasuk kemampuan untuk melakukan perhitungan matematika. Sementara itu, penalaran kuantitatif merupakan kemampuan untuk menalar secara induktif dan deduktif dalam memecahkan masalah-masalah yang berupa angka-angka.

Contoh Soal

1. KPK  dari dua buah bilangan prima x dan y adalah 14, dengan x > y. Nilai dari 3x-y adalah…

A.-1
B.13
C.19
D.21
E. 23
 
Kunci Jawaban: C

Pembahasan:
KPK dari 2 bilangan x dan y adalah 14.
Ketika kita jabarkan 14=2×7, maka 2 bilangan tersebut adalah  x=7 dan y=2.

Jadi, 3x - y = 37 - 2 = 21 - 2= 19
Maka, jawaban yang benar adalah C.

2. Jika pk 5a dan pk 5b adalah akar – akar persamaan pk 5c maka nilai dari pk 5d= …

A.8
B.5
C.4
D.3
E.2

Kunci Jawaban: E
Pembahasan:

Pembahasan:

GAMBAR

Maka, jawaban yang benar adalah E.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya