Pesantren Bina Insan Mulia Dapat Beasiswa Kuliah ke Universitas Al-Qarawiyyin Maroko
- Azizi Erfan
Cirebon, VIVA – Sebanyak sepuluh santri alumni Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Unggulan Bertaraf Internasional (MAUBI) Bina Insan Mulia telah berhasil melanjutkan studi ke Universitas Al-Qarawiyyin di Maroko, tepatnya di Madrasatul Ulum Al-Islamiyah, Casablanca. Mereka memasuki kampus bergengsi ini melalui jalur beasiswa, yang memiliki nilai sekitar 4 juta rupiah per bulan.
Beasiswa ini diberikan oleh Pemerintah Maroko setiap tahun untuk mahasiswa Indonesia, baik melalui Kementerian Agama dengan kuota 30 santri per tahun, maupun melalui ormas Islam NU, seperti Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Mulai tahun ini, Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon telah mendapatkan beasiswa langsung dari Kementerian Waqof Maroko setelah melewati proses seleksi yang ketat, dengan kuota 10 santri per tahun.
Hanya tiga lembaga pendidikan di Indonesia yang berhak memberikan akses beasiswa ke universitas-universitas di Maroko. Salah satu santri yang berangkat pada Selasa (23/9/2024) adalah Syah Khotami El Aulia Jazuli, putra KH. Imam Jazuli, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia. Kiai Imam memberikan pesan khusus kepada Aa Khotam, yang harus segera berangkat ke Suriah setelah tiba di Maroko untuk mengikuti Daurah Internasional bagi dai se-dunia.
Dalam acara Pelepasan Study Abroad di Joglo Agung Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2, KH. Imam Jazuli menekankan bahwa dunia internasional masih lemah dalam menanggapi agresi Israel, dan diperlukan resolusi yang lebih tegas untuk menghadapi kebiadaban tersebut.
Universitas Al-Qarawiyyin: Kampus Tertua di Dunia
Universitas Al-Qarawiyyin, yang didirikan oleh Fatima al-Fihri pada tahun 859 M, merupakan kampus tertua di dunia dengan usia lebih dari 1.164 tahun. Kampus ini tidak hanya menjadi pusat pendidikan tinggi, tetapi juga simbol peradaban Islam yang menghargai pendidikan dan pengetahuan.
Kampus ini telah mengembangkan sistem gelar sesuai dengan berbagai bidang studi, dan menjadi inspirasi bagi banyak universitas di Eropa, seperti University of Bologna dan University of Oxford. Sejak tahun 1947, Universitas Al-Qarawiyyin terus berkembang dengan tiga kampus utama: di Fes, Rabat, dan Casablanca.
Target Besar Pesantren Bina Insan Mulia: 1.000 Sarjana Lulusan Luar Negeri
Kepala Pesantren Bina Insan Mulia menegaskan bahwa pengiriman alumni ke Universitas Al-Qarawiyyin bukan hanya untuk mempelajari akademik, tetapi juga untuk memahami peradaban Islam yang kaya. Kiai Imam Jazuli memiliki visi besar untuk mencetak 1.000 sarjana lulusan luar negeri dan 1.000 sarjana lulusan dalam negeri pada tahun 2028.
“Pesantren Bina Insan Mulia berkomitmen untuk berperan aktif dalam perubahan Indonesia melalui para alumni kami,” ungkap Kiai Imam Jazuli. (Azizi Erfan/Cirebon)