Duo Manchester di Ujung Tanduk

Pemain Manchester City merayakan gol Mario Balotelli
Sumber :
  • yahoosport

VIVAnews - Ironis. Mungkin itulah kata yang tepat menggambarkan dua klub asal kota Manchester. Keduanya boleh-boleh saja berjaya di Premier League, namun di Liga Champions, nasib kedua raksasa itu kini di ujung tanduk.

Manchester City, misalnya, klub bertabur bintang itu dalam posisi terjepit. David Silva dan kawan-kawan membutuhkan kemenangan di laga terakhir melawan Bayern Munich, Rabu 7 Desember 2011. Akan tetapi, kemenangan saja tidak cukup.

ManCity tetap dapat tersingkir jika Napoli mampu mengatasi perlawanan Villarreal. Dengan selisih satu angka, satu-satunya skenario ManCity bisa lolos adalah dengan mengalahkan Munich, dan Napoli gagal menang atas Villarreal. Jika ini tak tercapai, maka habislah mimpi The Citizens di Liga Champions musim ini.

"Tersingkir akan menjadi kekecewaan besar. Kami tidak akan berbohong dengan mengatakan bahwa kami sekarang hanya konsentrasi di Premier League, karena tersingkir dari Liga Champions akan menjadi kekecewaan besar," kata gelandang ManCity, Gareth Barry.

"Ini akan menjadi target sulit, tapi ini tujuan utama kami. Ini sulit, tapi kami bisa melakukannya dan kami berharap Villarreal dapat melakukan pekerjaan untuk membantu kami," tambah Barry.

Posisi sulit ManCity di Liga Champions, berbanding terbalik dengan perjuangan mereka di Premier League. Saat ini Yaya Toure dan kawan-kawan duduk nyaman di singgasana dengan keunggulan lima poin atas MU. Faktor mental dan pengalaman menjadi penyebab perbedaan drastis posisi ManCity di kedua kompetisi ini.

"Ini pertama kalinya klub ini berada di Liga Champions, meski kami merasa kami punya kualitas untuk lolos, itu adalah hal lain. Jika kami tersingkir, kami hanya akan konsentrasi pada sisa-sisa pertandingan di Premier League dan kompetisi lainnya," ucap Barry.

MU Krisis Striker

Setali tiga uang, Setan Merah juga dalam posisi sulit. Wayne Rooney dan kawan-kawan harus mampu mencuri poin di Basel jika ingin lolos. Andai kalah, maka MU pasti angkat kaki dari kompetisi Eropa paling bergengsi tersebut.

Keinginan MU meraih kemenangan takkan mudah terealisasi. Pasalnya, juara Premier League musim lalu itu kehilangan striker-striker terbaiknya, macam Dimitar Berbatov, Javier Hernandez, dan Michael Owen. Hanya Danny Wellbeck dan Rooney saja yang siap tempur. Memang masih ada Federico Macheda dan Mame Biram Diouf, tapi keduanya minim jam terbang musim ini.

"Kami mempunyai pemain yang bisa membantu kami lolos, tidak ada keraguan tentang hal itu. Kami harus bermain baik. Ini tidak akan menjadi pertandingan yang mudah," kata manajer MU, Sir Alex Ferguson.

"Satu-satunya keuntungan kami adalah Basel perlu kemenangan dan mereka harus mencoba mengalahkan kami. Tapi, kami selalu menjaga penguasaan bola dan hal itu menjadi faktor dominan dalam permainan kami."

Dalam laga di St. Jakob-Park nanti, Basel dipastikan akan mendapat dukungan penuh dari 38.000 fansnya. Meski demikian, Fergie mengaku tak gentar. Ia optimistis Setan Merah dapat menuntaskan misi lolos ke babak 16 besar.

"Kami pernah pergi ke Besiktas dan Bursaspor dan kebisingan di sana luar biasa. Tapi, Anda bisa membunuh hal itu dengan penguasaan bola yang bagus dan tingkat konsentrasi kami benar-benar baik. Anda membutuhkan hal seperti itu dalam permainan ini," tutup Fergie. (eh)

MU Mainkan Mkhitaryan Lagi, Mourinho Tidak Puas
Manajer Manchester United, Jose Mourinho

Rekor Buruk Mourinho di MU

Dari dua manajer sebelumnya, Mourinho memiliki rekor terburuk.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016