Rasisme Kembali Marak di Sepak Bola Eropa

Luis Suarez (kiri) bersitegang dengan Patrice Evra
Sumber :
  • yahoosport

VIVAbola – Kasus rasisme kembali menodai sepakbola Eropa akhir-akhir ini. Sebelumnya sepakbola Eropa sempat digegerkan dengan aksi tindakan rasis Luis Suarez terhadap Patrice Evra pada Oktober 2011.

Suarez sempat melontarkan kata-kata bernada rasis terhadap bek kiri Manchester United tersebut. Pemain internasional Uruguay itu akhirnya dinyatakan bersalah oleh FA dan harus menerima hukuman delapan laga.

Masih di bulan Oktober tahun lalu, insiden rasis juga dialami kapten Chelsea, John Terry. Terry dituduh mengucapkan ucapan rasis kepada Anton Ferdinand ketika Chelsea bertemu Queens Park Rangers di Premier League, Oktober tahun lalu.

Akibat kasus tersebut, Terry harus absen saat timnya bertandang ke Swansea City dalam lanjutan laga Premier League, Selasa, 31 Januari 2012 (Rabu dini hari WIB). Pemain 31 tahun ini harus mengikuti persidangan di pengadilan Magistrat London Barat tentang kasus rasis yang dituduhkan kepadanya.

Namun, manajer Chelsea, Andre Villas-Boas (AVB) mempunyai alasan tersendiri mengapa ia tidak membawa Terry ke Liberty Stadium, markas Swansea. Manajer asal Portugal itu mengatakan jika Terry harus absen karena cederanya tidak kunjung sembuh.

"Tidak ada yang serius, tapi kita harus terus memantau cederanya. Terry sudah melakukan scan di kakinya. Dan saya yakinkan dia akan bermain ketika kita bertemu Manchester United," ujar Villas-Boas seperti dilansir Daily Mail.
 
Insiden di Anfield
Insiden rasis kembali terjadi dalam laga Liverpool vs Manchester United beberapa waktu lalu tepatnya pada putaran keempat Piala FA di Stadion Anfield, Sabtu 28 Januari 2012. Laga itu sendiri dimenangkan Liverpool dengan skor 2-1.

Insiden rasisme itu diketahui setelah muncul rekaman menunjukkan seorang pria melakukan tindakan tak terpuji itu di tengah berlangsungnya laga tersebut. Tindakan rasisme itu sempat ditampilkan di situs klub Liverpool. Pria yang merupakan Liverpudlian – fans Liverpool – itu terlihat melakukan gerakan seperti monyet.

Lihat videonya di sini.

PSSI Buka Suara soal Nilai Kontrak Shin Tae-yong di Timnas Indonesia hingga 2027

Pihak Liverpool sendiri telah meminta maaf terkait adanya insiden tersebut. Sementara itu, pria 59 tahun yang diduga melakukan tindakan rasis ditangkap dan diinterogasi oleh pihak kepolisian Marseyside.

“Pria itu telah dibawa ke kantor polisi dan akan diinterogasi oleh petugas. Kepolisian Marseyside berterima kasih pada polisi North Wales dan Liverpool Football Club atas bantuan mereka untuk insiden ini,” demikian bunyi pernyataan polisi akhir pekan lalu.

Namun, setelah dilakukan interogasi pria tersebut dibebaskan dengan jaminan.

Rasisme di Italia
Kasus rasisme ternyata bukan hanya terjadi di Inggris. Tindakan tak terpuji itu dilakukan oleh Juventini – fans Juventus – dalam pertandingan Serie A antara Juventus melawan Udinese akhir pekan lalu di Juventus Stadium.

Saat laga berlangsung, di babak pertama maupun kedua, tifosi Juventus kerap melantunkan nyanyian yang bernada rasisme.

Nyanyian itu ditujukan kepada bek sayap Udinese asal Kolombia, Armero dan gelandang Cape Verde kelahiran Swiss, Fernandes. Alhasil, I Bianconeri harus menuai hukuman akibat tindakan rasisme para Juventini tersebut.

Seperti dikutip dari Emirates247, Selasa 31 Januari 2012, Juventus dijatuhi denda senilai 10.000 euro atau hampir Rp118 juta. Jumlah tersebut sama seperti musim 2008-09 lalu, saat nyanyian rasisme Juventini tertuju kepada bomber Manchester City, Mario Balotelli, ketika masih berseragam Inter Milan.
 
Tak hanya diganjar denda, Juventus kala itu juga harus melakoni satu pertandingan tertutup tanpa dukungan suporter di stadion. Di musim berikutnya, Juventini rupanya belum kapok menyerang Balotelli, sehingga Si Nyonya Tua kembali didenda sebesar 20.000 euro.

Kasus rasisme memang kerap menghiasi pentas sepakbola. Sebagian besar korbannya adalah para pemain yang berdarah Afrika.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, di acara Halalbihalal 2024 yang digelar di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, 25 April 2024.

Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir akan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024