- REUTERS/Alessandro Garofalo
VIVAbola - Duel prestisius yang mempertemukan AC Milan melawan Juventus memang berlangsung panas dan penuh kontroversi. Terlepas dari ketatnya rivalitas antara kedua tim di panggung Serie A, persaingan Milan dengan Juventus ini ternyata membawa berkah tersendiri bagi tim nasional Italia.
Laga Milan melawan Juventus di San Siro yang berakhir 1-1, Sabtu 25 Februari malam waktu setempat (Minggu dini hari WIB), berakhir penuh kontroversi. Ada beberapa insiden penting yang gagal diputuskan dengan sempurna oleh wasit Paolo Tagliavento.
Insiden pertama adalah sundulan Sulley Muntari di babak pertama. Tagliavento menganulir gol Muntari meski dalam tayangan ulang jelas sekali bola telah melewati garis gawang sebelum dibuang kiper Juventus Gianluigi Buffon.
Kedua adalah, gol pemain Juve Alessandro Matri di babak kedua yang dianulir karena dianggap dalam posisi off-side. Dalam tayangan ulang, Matri dalam posisi sejajar saat menerima umpan terobosan dan gol tersebut sah.
Dianulirnya dua gol tersebut meninggalkan kekecewaan bagi para pemain Juventus dan Milan. Gelandang bertahan Milan, Antonio Nocerino, bahkan yakin andai gol Muntari tidak dianulir, maka I Rossoneri bisa meraih kemenangan.
Scudetto Milik Milan dan Juve
Hasil imbang laga Milan melawan Juventus, membuat persaingan merebut Scudetto musim ini masih terbuka lebar. Namun, tidak diragukan lagi, praktis tinggal Milan dan Juventus yang difavoritkan untuk menjadi juara.
Menilik klasemen, Milan kini duduk di puncak capolista dengan torehan 51 angka dari 25 laga. Sedangkan, Juventus menguntit di posisi kedua mengumpulkan 50 poin dari 24 pertandingan. Keduanya unggul jauh atas posisi ketiga dan keempat, Udinese dan Lazio, yang sama-sama mengoleksi 42 poin dari 24 pertandingan.
Kendati masih banyak pertandingan yang bakal dilakoni, tapi striker I Diavolo Rosso, Robinho, menilai laga menghadapi Juventus sangat menentukan bagi upaya Milan mempertahankan Scudetto musim ini. "Gol itu sangat jelas. Luar biasa, gol tersebut tidak disahkan. Ini sangat menentukan Scudetto," papar Robinho.
Rivalitas Menguntungkan Italia
Terlepas dari rivalitas Milan dan Juventus di panggung Serie A, hal tersebut bisa membawa berkah tersendiri bagi timnas Italia. Sudah menjadi rahasia umum bila kedua klub tersebut adalah pemasok utama timnas Italia.
Setidaknya ada 14 pemain yang tampil saat Milan melawan Juventus, berpeluang memperkuat Gli Azzurri di Piala Eopa 2012, 8 Juni-1 Juli mendatang. Milan memiliki empat perwakilan dalam diri Ignazio Abate, Luca Antonini, Antonio Nocerino dan Stephan El Shaarawy.
Sedangkan Juventus menyumbang sembilan pemain, yakni Gianluigi Buffon, Andre Barzagli, Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, Andrea Pirlo, Claudio Marchisio, Simone Pepe, Fabio Quagliarella, Marco Borriello dan Alessandro Matri. Juventus juga masih menyimpan nama Emanuele Giaccherini dan Paolo De Ceglie.
Pelatih timnas Italia, Cesare Prandelli, mengatakan akan mempersiapkan dengan matang komposisi skuad yang akan dibawanya ke Piala Eropa 2012. Meski tidak mengatakan akan fokus menominasikan pemain Juventus dan Milan dalam komposisi timnya, Prandelli akan menyiapkan materi tim dengan matang.
"Saya yakin, Italia punya banyak pemain berkualitas dan sudah menjadi tugas saya untuk menunjukkan pada sepakbola dunia. Yang penting, kami tidak terburu-buru. Kami harus mengetahui persis bagaimana menyusun rencana tim dengan baik," tegas Prandelli.
Kendati Juventus menyuplai banyak pemain ke timnas Italia, Gianlugi Buffon menolak istilah ItalJuve--akronim yang bermakna timnas Italia didominasi pemain Juventus--. Buffon menyatakan, semua pemain berkualitas memiliki kesempatan yang sama memperkuat timnas. "ItalJuve? timnas Italia milik semua," cetus Buffon. (irb)
Sudah Jadi Pemain MU, Pogba Masih Dibelikan Rumah Juventus
Juve masih bertanggung jawab atas kebutuhan Pogba.
