Copa America: Beda Nasib Argentina dan Brasil

Pemain Argentina merayakan kemenangan atas Kolombia
Sumber :
  • REUTERS/Marcos Brindicci
VIVA.co.id
Akhirnya Brasil Lolos ke Perempatfinal Olimpiade Rio 2016
- Rampung sudah empat pertarungan pada babak perempatfinal Copa America 2015. Salah satu hal yang mengejutkan adalah tersingkirnya salah satu unggulan, Brasil, setelah menelan kekalahan 3-4 dari Paraguay lewat drama adu penalti.

Langkah Timnas Argentina di Olimpiade Rio 2016 Terhenti

Sehari sebelum laga tersebut, unggulan lainnya, Argentina melaju ke semifinal usai meraih kemenangan 5-4 atas Kolombia lewat adu penalti. Dalam waktu normal 90 menit, Lionel Messi dan kawan-kawan hanya mampu imbang 0-0 melawan Los Cafeteros.
Brasil Akui Neymar Sedang Dalam Performa Buruk


Hal tersebut tak terlepas dari penampilan cemerlang kiper Kolombia, David Ospina, yang jatuh bangun mementahkan peluang-peluang Argentina. Salah satunya, kiper Arsenal itu sukses menepis sundulan jarak dekat Messi, saat menyambut bola muntah.

Bahkan, ketegangan yang dirasakan La Albiceleste bukan cuma selama 90 menit. Pada adu penalti, tim asuhan Gerardo "Tata" Martino pun dibuat dagdigdug. Dua penendang Argentina, Lucas Biglia dan Marcos Rojo gagal menuntaskan tugasnya dengan baik.

Tapi, Carlos Tevez lalu muncul sebagai pahlawan La Albiceleste. Menjadi penendang ketujuh, penyerang yang bakal membela Boca Juniors di musim depan itu sukses melaksanakan tugasnya. Sedangkan tiga penendang Kolombia gagal.

Usai laga, Martino menekankan bahwa timnya memang layak menang, lantaran begitu dominan sepanjang pertandingan."Kami tampil seperti bos selama 90 menit. Seingat saya, Kolombia hanya punya satu peluang lewat sepak pojok dan itu saja," ucapnya.

Lebih lanjut, Martino menuturkan bahwa kiper Kolombia, David Ospina menjadi tembok tangguh yang menghalangi timnya mencetak gol di waktu normal. Dan, meski dipaksa melalui drama adu penalti, pelatih 52 tahun itu bangga dengan permainan timnya.


"Ospina figur utama di lapangan, tapi Anda pasti sering melihat laga seperti ini sebelumnya. Kadang Anda tak mendapat hak Anda meski sudah dominan. Tak bisa dibayangkan apa jadinya jika kami duduk di sini dan bicara kekalahan," ucap Martino.


"Jika ada satu kegagalan hari ini itu adalah kami tak bisa mencetak gol, tapi itu adalah bagian dari permainan. Faktanya kami tetap mempertahankan gaya bermain kami adalah satu hal positif," lanjut mantan entrenador Barcelona tersebut.


Sementara itu, penyerang sekaligus kapten Argentina, Messi, mengatakan bahwa laga melawan Kolombia merupakan yang terbaik yang dijalani timnya. Dan, pemain berusia 28 tahun itu pun menekankan kalau timnya memang layak menjadi pemenang.


"Luar biasa. Saya pikir tadi adalah pertandingan terbaik tim ini karena terus menciptakan peluang. Mereka (Kolombia) tak bisa melakukan apa-apa," ujar Messi, sebagaimana dilansir Ole, Sabtu 27 Juni 2015.


"Yang terpenting adalah kami bermain dengan bagus dan kami terus melaju. Di luar adu penalti, kami layak menang," tambah pemain Barcelona, yang telah mengoleksi empat gelar Ballon d'Or tersebut.




Deja Vu menyakitkan Brasil

Pada Minggu 28 Juni 2015 pagi WIB, Brasil menghadapi Paraguay. Meskipun tanpa kehadiran Neymar, yang mendapat sanksi larangan bertanding, Selecao tetap lebih diunggulkan untuk melaju ke semifinal ketimbang Paraguay.


Namun, kenyataannya, Brasil belum bisa lepas dari kekalahan yang "menghantui" mereka sejak empat tahun lalu. Diketahui, pada Copa America edisi sebelumnya, pada 2011, Selecao disingkirkan Paraguay pada babak perempatfinal.


Di waktu normal, Brasil sebenarnya sempat unggul lebih dulu lewat gol Robinho pada menit keenam. Namun, pada paruh kedua,
handball
konyol Thiago Silva membuat wasit menunjuk titik putih. Dan, Paraguay pun menyamakan skor menjadi 1-1.


Pada adu penalti, dua penendang Brasil, Everton Ribero dan Douglas Costa gagal menuntaskan tugasnya dengan sempurna. Alhasil, Paraguay pun berhak melaju ke semifinal, setelah dinyatakan menang 4-3 atas Selecao.


Bagi Brasil ini merupakan deja vu. Sebab, pada 2011, mereka juga tersingkir di babak perempatfinal, gara-gara lawan yang sama, Paraguay. Untuk melengkapinya lagi, pelatih Selecao ketika itu juga Dunga --pelatih saat ini.


Usai pertandingan, Dunga mengungkap salah satu penyebab timnya gagal melangkah ke semifinal. Meski enggan menjadikannya sebagai alasan utama, dia mengatakan bahwa skuad Selecao sempat terjankit virus, sehingga mempengaruhi kondisi fisik.


"Ini bukan alasan, tapi ada 15 pemain kami yang terserang virus minggu ini. Kami harus membatasi beberapa pemain dalam sesi latihan," kata Dunga, sebagaimana dikutip dari situs resmi Copa America 2015.


"Para pemain menderita saki kepala, sakit punggung, dan beberapa penyakit lainnya. Kami harus mengurangi intensitas pelatihan untuk membantu mereka pulih. Beberapa dari mereka bahkan muntah," lanjut mantan pemain Fiorentina tersebut.


Dunga juga mengatakan bahwa yang terpenting, timnya bisa melakoni kualifikasi Piala Dunia dengan sempurna. "Kami berharap kami bisa menang, itu adalah pelajaran luar biasa. Tapi, kualifikasi Piala Dunia menjadi tujuan utama kami," kata Dunga.


"Secara historis Copa America sangat rumit. Brasil memenangkannya beberapa kali, tetapi saat Anda menang tak ada yang berbicara. Dan ketika Anda kalah kami selalu mengatakan kehlangan sesuatu," lanjut pelatih berusia 51 tahun itu.


Sementara itu, Robinho menyoroti kesalahan fatal Thiago Silva di laga itu. "Sayangnya, permainan kami menurun pada babak kedua. Kami memiliki kesempatan untuk membunuh pertandingan ini," ujar Robinho usai laga, seperti dilansir dari Reuters.


"Dengan segala hormat, Paraguay bukanlah tim yang terbaik. Kami tidak mampu menyelesaikan pertandingan dan sayangnya kami kebobolan akibat kesalahan konyol dan kami kalah," lanjut eks pemain Real Madrid dan AC Milan itu.


Sementara itu, Paraguay amat menikmati kemenangan atas Selecao. "Kami sangat senang dengan permainan kami. Ini sebuah kepuasan yang sangat besar," ujar pelatih Paraguay, Ramon Diaz, pada situs resmi Copa America.


"Pada akhir laga, kami melihat Brasil mulai tertekan dengan peluang yang kami buat dan bisa saja kami mencetak gol tambahan. Kedua tim sama-sama coba mencetak gol, begitu menarik dan kami beruntung bisa lolos," tambah eks pelatih River Plate tersebut.




Menanti final ideal Copa America 2015

Semifinal Copa America 2015 bakal menyajikan dua pertarungan yang diperkirakan bakal berjalan sengit. Tuan rumah Chile bakal berhadapan dengan salah satu tim kuda hitam, Peru, sedangkan Argentina berjumpa Paraguay.


Pertandingan antara Chile dan Peru sendiri bakal digelar di Estadio Nacional, Santiago, Selasa 30 Juni 2015 pagi WIB. Dalam laga ini, tentu La Roja lebih diunggulkan. Selain memiliki materi pemain lebih mentereng, mereka juga bakal mendapat dukungan fans.


Sementara itu, pertarungan antara Argentina dan Paraguay bakal dihampar di Estadio Municipal de Concepcion, Rabu 1 Juli 2015 pagi WIB. Di atas kertas, La Albiceleste jauh lebih diunggulkan, tapi Paraguay memiliki modal kuat usai mengalahkan Brasil.


Sekilas pertemuan Chile, yang diisi beberapa nama hebat, sekaligus berstatus tuan rumah dan Argentina, yang memiliki banyak bintang, bakal menjadi final ideal. Namun, bagaimanapun, semua tim memiliki masih memilki kans sama untuk melaju.


Dan tentu saja, Copa America 2015 ini bakal memunculkan pemenang berbeda dibanding edisi empat tahun lalu, yang dimenangkan Uruguay. Pasalnya, pada turnamen kali ini, mereka telah tersingkir, usai tumbang dari Chile pada perempatfinal.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya