Lunturnya Kepercayaan Terhadap FIFA

Kursi presiden FIFA milik Sepp Blatter
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Federasi sepakbola dunia (FIFA) semakin tak dipercaya oleh publik. Berbagai skandal memalukan yang terkuak, membuat orang-orang yang ada di dalam maupun di luar menjadi semakin muak.

Chelsea Disanksi Pemerintah Inggris, ke Mana FIFA?

Kini, desakan untuk melakukan pembenahan internal juga disampaikan oleh rekan kerja sama mereka dalam beberapa tahun terakhir. Pihak sponsor meminta FIFA untuk segera melakukan reformasi, dan mengembalikan kepercayaan publik.

"Sekarang saatnya untuk sponsor lain mengambil sikap terhadap korupsi dan mengembalikan FIFA ke jalur yang seharusnya," ujar Sharan Burrow, selaku petinggi Coca-Cola seperti dilansir Guardian.

Standar Ganda FIFA, Kapten Timnas Rusia: Mereka Lupa

"Sepakbola dan olahraga lainnya membawa gairah di seluruh dunia, dan dapat memperngaruhi perubahan nyata dan solidaritas. Korupsi tidak memiliki tempat di sini. Kami akan memanggil eksekutif FIFA untuk membicarakan hal ini," ujarnya menambahkan.

Kritik terhadap FIFA dan Sepp Blatter sebagai orang nomor satu sudah terjadi sejak lama. Salah satunya ialah legenda Argentina, Diego Maradona. Pria yang terkenal dengan gol 'Tangan Tuhan' itu secara terang-terangan mengkritik berbagai kebijakan yang diambil oleh FIFA.

Timnas Rusia Dihapus dari Game FIFA, Netizen: Israel Juga Dong!

Bahkan, sebelum masa pemilihan Presiden FIFA yang berlangsung pada Mei lalu, Maradona dengan gamblang menyatakan sepakbola dunia tidak akan pernah maju jika Blatter masih menjadi Presidennya.

"Tidak perlu melakukan apa yang telah Blatter lakukan. Anda mempercayakan kekuasaan kepada orang yang tidak pernah menendang bola," ujar Maradona.

Menanti Vonis Pengadilan AS

Skandal yang melibatkan FIFA paling mencuri perhatian publik ialah saat ditangkapnya beberapa anggotanya yang dituduh terlibat kasus penyuapan terkait hak pemasaran. Penangkapan yang diinisiasi oleh aparat penegak hukum Amerika Serikat itu terjadi satu hari jelang berlangsung Kongres Luar Biasa (KLB) di Zurich, Swiss.

Salah satu tersangka yang turut diamankan, yakni Mantan Wakil Presiden FIFA, Jeffrey Webb. Ia sudah menjalani sidang perdananya di pengadilan New York. Dalam persidangan itu, melalui kuasa hukumnya, Webb, menolak dijadikan tersangka karena tidak merasa berbuat kesalahan.

Usai sidang, baik kuasa hukum maupun Webb menolak memberi keterangan kepada awak media yang menghadiri jalannya persidangan. Hanya saja, dia tidak kembali ke tahanan, karena telah membayar jaminan sebesar $10 juta atau setara dengan Rp133 miliar sehingga bisa beralih menjadi tahanan rumah.

Penangkapan anggota FIFA ini memang membuat geger media massa dunia. Tidak sedikit kritik yang langsung diarahkan kepada Blatter. Dia dianggap sebagai orang yang paling bertanggungjawab dari semua kecurangan yang ada.

Akibat tekanan yang datang bertubi-tubi, akhirnya pria berusia 79 tahun itu memilih untuk mundur dari kursi Presiden FIFA. Jabatan yang didapat untuk kelima kalinya itu ditinggalkan oleh Blatter selang beberapa hari dari KLB di Zurich.

Pria asal Prancis itu berkilah keputusannya untuk mundur lebih dikarenakan ingin sepakbola dunia bisa kembali bergairah. Dia tidak ingin hilangnya kepercayaan publik kepadanya justru menghambat pengembangan sepakbola.

"Saya meletakan tugas saya untuk mengurangi tekanan yang ditujukan kepada FIFA. Saya hanya tertarik untuk melindungi FIFA sebagai lembaga dan sepakbola pada umumnya. Dalam kongres luar biasa, reformasi akan berlanjut dan presiden baru akan terpilih," ujarnya.

Apa yang Diharapkan dari FIFA


Terkuaknya skandal korupsi FIFA menuai beragam komentar dari beberapa mantan pesepakbola ternama. Salah satunya ialah dari mantan kapten tim nasional Inggris, David Beckham. Pria yang juga menjadi salah satu anggota tim sukses Inggris menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 itu meminta FIFA untuk segera berbenah.

Dia menilai, sepakbola tidak pantas diurus oleh segelintir orang yang hanya mementingkan diri sendiri, sehingga malah membuat nilai sportivitas yang dijadikan landasan setiap pertandingan justru mejadi tercoreng.

"Sepakbola tidak hanya dimiliki oleh sejumlah individu yang menjabat sebagai pimpinan. Sepakbola dimiliki oleh jutaan orang di seluruh dunia yang mencintai olehraga ini," ujarnya.

Reaksi yang sama juga ditunjukkan mantan kapten Timnas Portugal, Luis Figo. Pria yang juga maju menjadi salah satu kandidat Calon Presiden FIFA pada KLB Mei lalu itu bahkan tidak sungkan mencurahkan perasaannya ketika mengetahui kabar Blatter mundur.

"Perubahan akhirnya tiba. Mari temukan solusi untuk memulai era baru dari transparansi dan demokrasi di FIFA," tulisnya lewat akun Twitter pribadi.

Setelah semakin terpojok, kini anggota FIFA dituntut untuk bersikap lebih transparan lagi. Tidak mudah bagi mereka untuk mengembalikan kepercayaan publik, jika masih saja bersikap seperti masa-masa sebelumnya.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya