Setelah 110 Pekan, MU Akhirnya Kembali ke Puncak Klasemen

Pemain Manchester United, Ashley Young dan Juan Mata
Sumber :
  • Action Images via Reuters / Jason Cairnduff
VIVA.co.id
Harry Maguire Belum Pantas Jadi Kapten Manchester United
- Pergerakan di puncak klasemen Premier League terjadi memasuki pekan ketujuh yang berlangsung sepanjang Sabtu dan Minggu kemarin. Manchester United akhirnya kembali menikmati sebagai sang pemuncak klasemen.

5 Pertemuan Terakhir MU Vs Tottenham, Hujan Gol dan Pembantaian
Gol Memphis Depay, Wayne Rooney, dan ditutup oleh milik Juan Mata memastikan MU rebut tiga angka dari tangan Sunderland. hasil positif itu disusul hasil mengejutkan yang dituai Manchester City, ketika tumbang 1-4 dari Tottenham Hotspur.

Marcus Rashford Gantikan Kylian Mbappe di PSG?
Hasil berbeda ini membuat terjadinya pergerakan posisi di puncak klasemen. "Setan Merah" sukses menyodok ke peringkat teratas, melengserkan ManCity ke posisi dua. MU mengumpulkan 16 poin atau unggul satu poin saja dari sang tetangga.

Bagi klub yang memiliki predikat paling sukses di kompetisi kasta tertinggi Negeri Ratu Elizabeth, mungkin peringkat puncak bukan sesuatu yang spesial. Tapi, iya bagi MU yang tengah dilanda krisis sejak ditinggalkan Sir Alex Ferguson.

Total 110 pekan yang dibutuhkan MU untuk kembali ke puncak klasemen. Usai kegagalan bersama David Moyes, pasukan Old Trafford harus menunggu satu musim plus tujuh pekan bersama Louis van Gaal untuk kembali duduki tahta Premier League.

Tentu saja hasil ini disambut gembira oleh kubu MU. Terutama Van Gaal yang mengaku puas dengan kemenangan di Old Trafford.

"Senang rasanya bisa berada di puncak klasemen. Ini pertama kalinya saya merasa gembira selama periode menjabat (sebagai pelatih MU)," tutur Van Gaal usai pertandingan, seperti dilansir BBC.

110 minggu tentu bukan waktu yang sebentar bagi klub sebesar MU. Masa-masa sulit dan berbagai kritik pedas menjadi makanan para pemain dalam masa transisi dari era Ferguson ke para peneruskan.

Kini, permainan MU mulai mencuri perhatian. Setelah sempat kesulitan adaptasi, sekarang para pemain mampu tampil maksimal.

"Setiap manajer memiliki cara sendiri untuk bekerja dan jelas dia (Van Gaal) berbeda dengan manajer lain. Saat dia datang dia mengatakan hal yang sulit, khususnya di awal. Tapi, saya pikir itu adalah waktu untuk membiasakan diri secara teknis kerja, pertemuan, pelatihan dan permainan," ujar Mata kepada Mirror.

"Ini adalah tahun kedua kami. Dengan dia menjadi normal dan logis. Kami memahami lebih baik satu sama lain. Bukan hanya dengan dia tapi juga sebagai tim. Kami telah bersama lebih dari satu musim. Jadi kami terbiasa. Itu yang ingin kami lakukan musim ini, meningkatkan sepakbola lebi baik," imbuhnya.

Wasit Bantu MU Singkirkan ManCity?
Ketika MU merebut hasil positif saat hadapi Sunderland, ManCity secara mengejutkan tumbang dua kali beruntun. Kali ini The Citizens tak tanggung-tanggung dibantai 1-4 oleh Tottenham.

Sempat unggul lebih dulu lewat Kevin de Bruyne. Namun setelah itu mereka kebobolan oleh gol-gol yang dilesakkan Eric Dier, Toby Alderweireld, Harry Kane, dan Erik Lamela. Pertahanan ManCity tampak begitu rapuh.

Namun, kubu Manchester biru itu lebih menyoroti kepemimpinan wasit. Menurut pelatih ManCity, Manuel Pellegrini, dua gol Spurs sebenarnya tidak sah karena berbau offside yaitu gol Kyle Walker dan Harry Kane.

"Ketika Anda kalah 1-4, mudah untuk menyoroti kesalahan wasit. Gol penyama kedudukan mereka offside dan itu kesalahan hakim garis. Gol kedua mereka juga jelas offside," ucap Pellegrini, seperti dilansir Sports Mole.

"Di satu sisi, ini soal keputusan wasit, tapi hal lainnya adalah kesalahan pertahanan kami. Kami kebobolan dari dua tendangan bebas. Dan, ini perihal penjagaan dan konsentrasi, bukan kepemimpinan," sambung eks pembesut Real Madrid itu.

Pellegrini mengatakan bahwa sebenarnya, ManCity bermain sangat baik pada babak pertama. "Tapi, saat kedudukan sudah 3-1, susah untuk membalikkan keadaan. Setelah main bagus, para pemain lalu main sangat buruk," tambahnya.

Tottenham sendiri tidak mau ambil pusing dengan tudingan Pellegrini tersebut. Menurut pelatih Spurs, Mauricio Pochettino, keputusan wasit sudah mutlak dan tak perlu diragukan keabsahannya.

“Dalam sepakbola, terkadang hal tersebut [keputusan wasit] memihak Anda dan terkadang merugikan Anda. Namun, Anda harus tetap kalem, sebab tak mudah bagi wasit untuk membuat keputusan,” ujar Pochettino selepas laga kepada BT Sport.

Terlepas dari kejadian kontroversial tersebut, Pochettino mengaku puas dengan penampilan anak asuhnya. “Performa kami sungguh brilian. Kami menghadapi tim yang sangat kuat. Saya sangat puas. Saya menyelamati para pemain saya. Ini adalah kegembiraan besar bagi suporter setelah kekalahan melawan Arsenal [di Piala Liga],” imbuh manajer asal Argentina itu.

Arsenal Pesta Gol, Chelsea Gagal Menang (Lagi)
Dari cerita saling kudeta dua klub Manchester, kita beralih ke panasnya persaingan duo klub elit London, Arsenal dan Chelsea. Hasil berbeda juga diraih oleh keduanya. Saat The Gunners berpesta, The Blues kembali tuai hasil mengecewakan.

Arsenal bertandang ke markas Leicester City kemarin dan patut berterima kasih pada Alexis Sanchez, yang sukses mencetak tiga dari lima gol yang bersarang ke gawang tuan rumah. Theo Walcott dan Olivier Giroud menambah gol Arsenal.

Determinasi dan ketajaman ini membawa The Gunners kembali menyodok ke peringkat empat klasemen sementara. Menjaga jarak tetap tiga poin dari MU di puncak.

"Kami menciptakan banyak peluang dan saya merasa kepercayaan diri telah datang. Saya pikir kami selalu berbahaya," ungkap Wenger pada BBC Sport.

"Kami bisa bangkit dari kondisi 2-1 dan setelah itu saya rasa kami mendominasi pertandingan. Alexis menunggu gol dan ia sudah lama tidak mencetak gol. Jadi, ini sangat penting baginya ketika mencetak gol," lanjutnya.

Di sisi lain, Chelsea menuai hasil mengecewakan ketika bertandang ke St James Park, markas Newcastle United. Hasil ini membuat Jose Mourinho naik pitam lihat penampilan anak asuhnya.

Chelsea tertinggal dua gol lebih dulu dari Newcastle. Ayoze Perez membawa Newcastle unggul tiga menit jelang turun minum sebelum digandakan oleh Georginio Wijnaldum saat laga berjalan satu jam.

Satu poin akhirnya mampu diamankan Chelsea berkat gol Ramires pada menit ke-79 dan Willian delapan menit kemudian. Akan tetapi, Mourinho tampak kurang puas dengan hasil imbang tersebut.

"Kami bermain sangat buruk pada babak pertama. Itu mungkin memenangi pertandingan dengan periode baik, tetapi sangat sulit saat hanya memiliki waktu 45 menit," seru Mourinho, seperti dilansir ESPN.

"Saya mengatakan kepada para pemain pada babak pertama bahwa saya tidak memiliki waktu untuk bertanya mengapa mereka tampil sangat buruk. Saya ingin berusaha memahami, tetapi saya tidak bisa menerimanya," tutup Mourinho.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya