Spanyol vs Inggris, Duel Dua Tim 'Tak Tersentuh'

Timnas Inggris.
Sumber :
  • Reuter/Lee Smith
VIVA.co.id
Spanyol Tunjuk Pengganti Fernando Hierro
- Pertarungan sengit bakal tersaji di Estadio Jose Rico Perez, Jumat 13 November 2015 atau Sabtu dini hari WIB. Dua raksasa Eropa, Spanyol dan Inggris, bakal beradu kuat dalam pertandingan bertajuk uji coba.

Resmi, Fernando Hierro Mundur dari Timnas Spanyol
Menjadi menarik karena sebenarnya keduanya merupakan tim tak tersentuh dalam lima laga terakhir mereka. Spanyol berhasil meraih 100 persen kemenangan di kesempatan tersebut. Tak mau kalah, Inggris juga selalu menang di lima laga terakhir mereka.

Kiper Senior Spanyol Kritik Bola Piala Dunia 2018
Semakin sengit, karena dalam enam pertemuan terakhir kedua tim selalu saling mengalahkan. Tak ada hasil imbang yang muncul dalam enam pertemuan terakhir. Rekornya, Inggris dan Spanyol sama-sama meraih tiga kemenangan. 

Di enam pertemuan tersebut, sudah delapan gol yang lahir. Dan cuma satu pertemuan saja yang berakhir dengan skor kacamata. Itu terjadi ketika Piala Eropa 1996 lalu.

Kedua tim bermain imbang tanpa gol selama 120 menit. Pemenang pun harus ditentukan lewat adu penalti. Dan akhirnya, The Three Lions menang dengan skor 4-2.

Winger muda Inggris, Raheem Sterling, mengaku sudah tak sabar untuk tampil di laga ini. Sterling menilai pertandingan melawan Spanyol bakal sangat bermanfaat bagi timnya.

Bukan untuk adu kuat, melainkan demi menemukan berbagai pola dan strategi alternatif di putaran final Piala Eropa 2016.

"Spanyol punya pemain kelas dunia. Dan saya sangat suka berhadapan dengan pemain dari negara lain. Mereka punya pemain berteknik tinggi yang selalu ingin menguasai bola dan itu yang sebenarnya sayang inginkan. Saya selalu ingin mendominasi penguasaan bola serta mengkreasikan peluang," terang Sterling.

Tak cuma itu, laga kontra Spanyol juga bisa menjadi tolak ukur kesiapan Inggris menghadapi Piala Eropa 2016. Performa dan hasil saat menghadapi Spanyol, bisa merefleksikan bagaimana peluang sebenarnya Inggris di turnamen sepakbola terbesar antarnegara Eropa tersebut.

"Sebenarnya untuk 12 hingga 15 bulan kami tak terkalahkan. Tapi, pekan ini kami punya ujian berat. Ini saatnya kami melihat seberapa jauh kami siap menghadapi turnamen di musim panas nanti. Harapannya, kami bisa membuktikan yang terbaik," kata Sterling.

Selang empat hari, Inggris kembali mendapat tantangan berat. Mereka akan berhadapan dengan tuan rumah Piala Eropa 2016, Prancis.

"Kami tak di bawah angan-angan dan sudah pasti harus mengeluarkan yang terbaik untuk mengalahkan kedua tim yang ada di depan kami demi meninjau peluang di Piala Eropa," ujar bek timnas Inggris, Phil Jones, seperti dilansir Daily Mail.

"Maka dari itu, Spanyol dan Prancis menjadi tes yang baik. Kami akan melihat di mana posisi sebenarnya Inggris setelah pertandingan," lanjutnya.

Inggris memang punya rekor buruk dalam dua turnamen internasional terakhir mereka. Ciamik di kualifikasi, performa mereka biasanya loyo saat putaran final.

Contohnya di Piala Dunia 2014. Inggris berhasil lolos dengan status juara grup. Namun, pada putaran final mereka menjadi juru kunci Grup D dengan hanya mengoleksi satu poin saja.

Dua tahun sebelumnya, Inggris lolos ke Piala Eropa dengan status juara grup. Lagi-lagi, langkah mereka terhenti lebih awal. Di perempatfinal, Inggris dikalahkan Italia lewat adu penalti 2-4, setelah bermain imbang tanpa gol di 120 menit.

Selanjutnya: Identitas Asli Inggris Hilang?


Identitas Asli Inggris Hilang?

Inggris boleh saja tersenyum puas dengan status kelolosan mereka di putaran final Piala Eropa 2016. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu identitas mereka mulai hilang. Benarkah?

Pelatih timnas Spanyol, Vicente Del Bosque, menilai memang ada indikasi gaya asli bermain Inggris sudah hilang tak berbekas. Pola 'kick and rush' yang selama ini sudah melekat di Inggris, dianggap Del Bosque tak lagi terlihat.

Pria 64 tahun tersebut menilai fenomena ini muncul akibat invasi pemain asing di Premier League. Terlebih, mulai banyak pelatih asing yang menjajal kerasnya rimba Premier League. 

Kondisi ini, masih diungkapkan Del Bosque, menenggelamkan gaya 'kick and rush ala Inggris secara otomatis.

"Tak ada lagi sepakbola Inggris, saya rasa begitu. Tak ada gaya asli. Ini karena perpaduan gaya bermain. Kedatangan pemain asing membuat gaya bermain sepakbola Inggris sulit dilestarikan," kata Del Bosque seperti dikutip The Guardian.

Bahkan, Del Bosque tak bisa menduga seperti apa permainan asli Inggris saat ini. Pasalnya, banyak taktik dan strategi yang berkembang serta diterapkan kepada Inggris.

"Saya membayangkan, seandainya ada sinkronisasi ideologi di klub Inggris, pasti gaya main akan sangat Inggris. Di lapangan, sulit menduga tim mana ini. Keaslian dari timnas telah hilang. Mungkin hilang sebagian, tapi saya justru melihat mereka berasal dari negara lain," terang Del Bosque. 

Pandangan lain diungkapkan oleh gelandang Spanyol, Andres Iniesta. Meski identitas asli Inggris hilang, Iniesta menilai Inggris tetap tim kuat.

Dia juga berterima kasih kepada Inggris karena banyak pemain Spanyol yang merumput di Premier League serta menjadi tulang punggung klub.

"Pertandingan melawan Inggris selalu spesial. Ditambah, banyak rekan saya yang menghabiskan karir mereka di sana dan menjadi pemain penting di klub," tutur Iniesta.

"Premier League juga memberikan nilai tinggi ke pemain Spanyol. Saya pikir, Inggris tetap memiliki tim yang hebat, mereka juga merupakan salah satu timnas terkuat," lanjutnya seperti dilansir AS.

Selanjutnya: Duel Hidup-Mati Dimulai


Duel Hidup-Mati Dimulai

Selain Spanyol versus Inggris, akhir pekan nanti juga akan diramaikan dengan pertarungan hidup-mati di antara delapan negara demi memperebutkan empat tiket tersisa tampil di Piala Eropa. Ukraina, Slovenia, Swedia, Denmark, Bosnia-Herzegovina, Republik Irlandia, Norwegia, dan Hungaria, bakal beradu kuat demi bisa meraih empat tiket tersisa.

Partai playoff digelar mulai 12 hingga 17 November 2015. Fase ini digelar dalam dua leg.

Ukraina harus berhadapan dengan Slovenia di fase ini. Kemudian, Swedia berhadapan dengan Denmark. Bosnia-Herzegovina menantang Republik Irlandia demi mengunci satu tiket di partai final. Dan Norwegia beradu kuat dengan Hungaria.

Bosnia yang menjadi salah satu kuda hitam di playoff nanti bertekad untuk memberikan kejutan kepada Republik Irlandia. Bomber Bosnia, Edin Dzeko, merasa percaya diri timnya bisa melaju ke putaran final di Prancis tahun depan untuk kali pertama.

Kunci Bosnia untuk tampil di putaran final Piala Eropa tahun depan, menurut Dzeko, adalah dengan memenangkan pertandingan di leg 1.

"Saya kenal hampir semua pemain Republik Irlandia. Mereka hebat, bermain di Inggris, liga terbaik di dunia. Mereka punya kualitas individu, tapi kekuatan utama mereka itu kerjasama tim. Tak pernah menyerah," kata Dzeko.

"Mereka juga ingin ke Prancis, kami ingin tampil di Piala Eropa pertama. Jadi, kami berharap bisa menang besok," lanjutnya di situs resmi UEFA.

Tak mudah bagi Bosnia untuk mewujudkan mimpi mereka. Pasalnya, Republik Irlandia memiliki misi khusus di fase playoff ini.

Selain lolos, Republik Irlandia bertekad untuk mengakhiri rekor buruk selama berkiprah di playoff Piala Eropa. 

Sejauh ini Republik Irlandia sudah tampil di ajang playoff Piala Eropa sebanyak 3 kali. Namun, cuma satu kali saja mereka berhasil lolos lewat fase ini, yaitu pada Piala Eropa edisi 2012.

Ketika itu Republik Irlandia lolos ke putaran final usai mengalahkan Estonia di playoff dengan agregat 5-1.

"Jika kami lolos, akan sangat menggembirakan. Tentunya saya pasti bahagia sekali. Namun, andai tak lolos saya akan duduk di satu tempat dan memikirkan apakah saya layak dengan posisi sekarang ini," tutur manajer Republik Irlandia, Martin O'Neill.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya