Kaleidoskop 2015

Kejayaan & Kejatuhan Chelsea di Tahun Kambing

Para pemain Chelsea rayakan keberhasilan merebut juara Premier League
Sumber :
  • Reuters / Dylan Martinez
VIVA.co.id
Bertemu Conte, Hiddink Minta Saran soal Inter Milan?
- Sejumlah kejutan terjadi sepanjang Tahun Kambing di dunia sepakbola. Salah satu yang paling mencolok adalah Chelsea, yang memecat manajernya hanya beberapa bulan setelah merengkuh titel Premier League.

MU Mainkan Mkhitaryan Lagi, Mourinho Tidak Puas

Chelsea terlihat perkasa musim lalu, dengan memimpin klasemen sejak pekan 3 pada akhir Agustus 2014. Mereka tidak tergoyahkan hingga akhir musim, Mei 2015, menjadi jawara Premier League dengan selisih 8 poin atas runner-up Manchester City.
Scholes Ramal MU Paceklik Trofi 2 Tahun


The Blues hanya 3 kali kalah, imbang 6 kali dan 26 kali menang. Sederet penghargaan diterima oleh tim dan para pemain Chelsea. Di antaranya Eden Hazard, sebagai Pemain Terbaik Premier League dan Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA). Beragam penghargaan juga diberikan bagi pemain-pemain lain seperti Branislav Ivanovic, John Terry, Gary Cahill, Nemanja Matic dan Diego Costa.

Chelsea musim ini, masih diperkuat para pemain terbaik mereka musim lalu. Setelah menerima trofi Premier League musim 2014/2015, Mourinho meramalkan bahwa musim selanjutnya akan lebih keras. Semua klub disebutnya bakal ingin mengalahkan Chelsea, yang berstatus sebagai juara bertahan.

Tim yang Sama


Bek Chelsea, Gary Cahill, menyebut para pemain Chelsea sadar, rival-rival akan memperkuat diri. Namun, dia yakin Chelsea akan kembali sukses, karena ada banyak pemain muda berbakat dalam skuad, yang sedang menanjak ke puncak performa.

"Chelsea saaat ini tim yang sangat muda. Saya yakin dalam tiga atau empat tahun ke depan, kami akan lebih baik lagi," ujarnya.

Namun, Chelsea terlihat seperti tim yang sama sekali berbeda. Dua hasil buruk menandai awal musim ini, Agustus 2015.

Imbang melawan Swansea City, kemudian ditumbangkan 3 gol tanpa balas oleh Manchester City. Sempat bangkit dengan menang 3-2 atas WBA, Chelsea kembali menelan kekalahan dengan skor 1-2 lawan Crystal Palace pada 29 Agustus 2015.


Nasib sial sepanjang Agustus, berlanjut di September dengan kalah 1-3 dari Everton. Chelsea juga dibungkam Porto 2-1 di Liga Champions, serta ditahan imbang 2-2 oleh Newcastle di Premier League.


Hanya kemenangan 2-0 atas Arsenal, yang sedikit mengingatkan publik bahwa Chelsea adalah juara musim lalu. Jurnalis Mirror, Darren Lewis, mengatakan turunnya performa pemain Chelsea, telah dia lihat saat tur pramusim ke Amerika Utara.


Kelelahan dan Kurang Motivasi


"Mourinho mencari cara untuk mengangkat mereka kembali ke puncak lebih lama lagi," kata Lewis.


Manajer senior Fabio Capello mengatakan Mourinho
bagi timnya. Dia membuat para pemainnya kelelahan, setelah lebih dari satu musim. 


Mantan pelatih timnas Inggris itu menyebut, dengan metode yang diterapkan Mourinho, skuadnya hanya bisa bertahan paling lama 2 musim. "Saya sudah mendengar ini semua ketika dia menangani Real Madrid. Sekarang saya bisa melihatnya di London," kata Capello.


Seolah melengkapi tudingan Capello, mantan striker kesayangan Mourinho,
, juga membuat pengakuan. Di dalam bukunya dia menyinggung, tentang kegagalan Mourinho mempertahankan metodenya dalam jangka panjang.


Kritik lebih tajam disampaikan mantan pemain Chelsea,
. Menurutnya, Mourinho tidak punya kemampuan memotivasi pemain. "Dia bukan orang yang bisa memberi kepercayaan diri pada pemain. Dia hanya coba mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki pemain."


"Pemain harus bisa memotivasi diri sendiri. Jika tidak, mereka akan dicadangkan," kata Ba. Mourinho disebutnya terobsesi dengan kemenangan, hingga menerapkan metode latihan yang sangat menguras tenaga pemain.


Kontroversi Mourinho


Mourinho bukan hanya dikenal emosional, namun juga kerap melontarkan
Bos Arsenal
, menjadi salah satu musuhnya sejak lama di Premier League. Musim ini, Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) pun terlihat jelas sangat memusuhinya.


FA menyatakannya bersalah, karena mempertanyakan integritas wasit pada Oktober lalu. Mourinho kemudian mengungkit soal
, yang seolah kebal hukum. Manajer asal Prancis itu melontarkan kritik pedas pada wasit, dan tidak dipersoalkan FA.


FA pun dinilai menerapkan
dalam melakukan penilaian terhadap Mourinho. Polemik tidak berlangsung lama, performa buruk Chelsea lebih menarik jadi sorotan media Inggris, dibandingkan sikap tak adil FA.


Pemilik klub dan petinggi Chelsea lainnya, disebut juga mulai jengah dengan kebencian FA pada Mourinho, yang dikhawatirkan berdampak pada klub. Namun, tanpa dimusuhi FA, sikap emosional Mourinho juga dianggap menularkan atmosfer negatif bagi skuad.


Pengkhianatan Pemain


Seiring buruknya performa Chelsea, spekulasi muncul tentang perpecahan dan pemberontakan di ruang ganti. Namun, para pemain Chelsea membantahnya,
para pemainnya.


Sejumlah pemain Chelsea, termasuk Eden Hazard, diserang kritik oleh suporter karena tampil mengecewakan musim ini.
menyebut gelandang asal Belgia itu masih yang terbaik di Inggris.


Namun, belakangan Mourinho mulai mengkritik para pemainnya. Puncaknya adalah tudingan pengkhianatan, setelah Chelsea kalah 1-2 dari Leicester City pada 15 Desember, yang kemudian menjadi laga terakhir Mourinho pada periode keduanya di Stamford Bridge.


Merespons kekalahan itu, Mourinho mengatakan
para pemain meninggalkan dia berjuang sendiri menyelamatkan pekerjaannya. Dia juga berhenti mengatakan yakin, tetap dipertahankan sebagai manajer.


Mourinho akhirnya dipecat pada Jumat, 18 Desember 2015. Penentangan paling keras, datang dari suporter Chelsea, yang merasa Mourinho adalah pelatih terbaik bagi The Blues.
pun ditumpahkan suporter pada para pemain Chelsea.


Pemberontakan Pemain


Cesc Fabregas disebut sebagai pemimpin pemberontakan terhadap Mourinho. Besarnya tekanan yang dirasakan pemain, dengan hasil buruk tim musim ini, diperburuk dengan sikap emosional Mourinho.


Mereka dikabarkan menjadi tidak nyaman, serta merasa pelatih berjulukan Special One itu tidak mampu mengembalikan lagi
Menurut
Secret Footballer
, para pemain Chelsea kesal dengan kurangnya kebebasan berkreasi di lapangan.


Pemain memberi usul untuk taktik bermain, yang berkali-kali tidak diakomodir oleh Mourinho. Fabregas bahkan disebut lebih
daripada menang demi menyelamatkan posisi Mourinho.


Pemberontakan di ruang ganti, bukan isu pertama di Stamford Bridge. Mourinho pun bukan satu-satunya pelatih, yang disingkirkan melalui konspirasi para pemain. Kapten Blues John Terry, yang dikabarkan memimpin
terhadap Rafael Benitez.


Benitez dalam pernyataannya, menyebut beberapa manajer Chelsea sebelum dia, juga dipecat karena tidak disukai pemain-pemain senior. Pemecatan terhadap Andre Villas-Boas pada Maret 2012, juga didahului pertengkaran dengan pemain senior.


Peluang Chelsea


Mourinho dipecat setelah kekalahan kesembilan, ditambah tiga hasil imbang. Rekor kekalahan dan imbang sejauh ini, adalah yang terburuk ketiga sejak Roman Abramovich membeli Chelsea pada 2003 silam.


Hasil terburuk terjadi pada musim 2011/2012, di mana Chelsea hanya 18 kali menang, 10 imbang dan 10 kalah, hanya finis di posisi 6. Berikutnya, musim 2010/2011, dengan 21 menang, 8 imbang dan 9 kalah, tapi masih dapat finis sebagai runner-up.


Merujuk pada tertahannya tim-tim pemuncak klasemen, serta sejarah hasil buruk Chelsea di musim lalu, Blues masih punya kesempatan bangkit. Posisi 4 besar masih bisa jadi harapan, asal mereka tidak lagi hanya bermain imbang, apalagi kalah.


Pertandingan pertama Chelsea tanpa Mourinho, berakhir dengan kemenangan 3-1 atas Sunderland pada Sabtu, 19 Desember 2015. Namun, di laga perdana Guus Hiddink sebagai manajer sementara, Sabtu, 26 Desember 2015, Chelsea hanya mampu bermain imbang 2-2 melawan Watford.


Hiddink punya kelebihan pengalaman, untuk menangani para pemain bintang yang punya ego tinggi, sebagai mantan pelatih timnas Belanda. Namun, 
jelas tidak dapat menjanjikan banyak hal untuk menyelamatkan Chelsea musim ini. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya