Menanti Regenerasi Pasukan Garuda

Para pemain Timnas Indonesia.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA.co.id - "Jiwa yang lama, segera pergi. Bersiaplah, para pengganti." Begitulah lirik lagu yang dilantunkan oleh salah satu band terkenal Indonesia, Noah.

Mungkin, inilah perumpamaan yang pas untuk kondisi di timnas Indonesia. Ya, di 2016, kita tak lagi melihat nama Firman Utina masuk ke dalam daftar pemain yang dipanggil untuk ikut seleksi Timnas.

Kita juga tak menemukan nama Cristian Gonzales dalam daftar 47 nama pemain yang dipanggil oleh pelatih Alfred Riedl untuk ikut dalam seleksi Timnas jelang Piala AFF 2016, Myanmar dan Filipina.

Riedl justru memanggil banyak pemain muda ke dalam seleksi Timnas yang digelar pada 8 hingga 10 Agustus 2016 dan 15 sampai 17 Agustus 2016. Beberapa pemain juga berstatuskan muka baru di level Timnas senior.

Sebut saja, Teja Paku Alam, Ricky Fajrin, Rudolof Yanto Basna, Andik Rendika Rama, Adam Alis, Bayu Pradana, Septian David Maulana, Ambrizal Umanailo, Lerby Eliandry, hingga Dendy Sulistyawan.

Jika dirata-rata, usia pemain yang masuk seleksi tahap pertama nanti adalah 25 tahun. Kiper Persib Bandung, I Made Wirawan, menjadi pemain tertua yang ikut dalam seleksi pertengahan Agustus 2016 nanti.

Lilipaly Cuma Jadi 'Ban Serep' di Timnas Indonesia?

Sedangkan, ada lima pemain yang berstatuskan sebagai termuda, yaitu Ambrizal, Septian David Maulana, Dendy, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, dan Muhammad Hargianto. Mereka rata-rata berusia 20 tahun.

Asisten pelatih Timnas, Wolfgang Pikal, mengungkapkan alasan mengapa Riedl lebih banyak memanggil pemain muda di seleksi kali ini. Pikal menyatakan, Riedl ingin fokus menggali potensi pemain muda di Timnas.

"Dia fokus memanggil pemain-pemain muda terlebih dulu. Meski begitu, tetap ada peluang untuk pemain lain kami panggil. Apalagi, yang performanya bagus dan luar biasa," kata Pikal.

Pikal menuturkan, masih ada peluang bagi Riedl untuk memanggil pemain muda lainnya ke skuat Timnas. Sebab, pelatih asal Austria tersebut masih akan menggelar seleksi Timnas tahap kedua.

"Seperti 2010 lalu, seleksi sekarang ini memakai dua gelombang. Banyak pemain baru dan muda, tentu masih ada kesempatan bagi mereka," terang Pikal.

Selain memanggil banyak pemain muda, Riedl juga menyertakan dua talenta Indonesia yang bermain di luar negeri. Mereka adalah Andik Vermansyah (Selangor FA) dan Irfan Bachdim (Consadole Sapporo).

Tapi, ada masalah klasik yang mengganjal pemanggilan keduanya. Izin klub, selalu menjadi penghalang bagi pelatih Timnas jika ingin menggunakan jasa mereka.

Andik pun berharap proses pelepasannya ke Timnas tak lagi terhambat. Sebab, dia sudah sangat rindu berseragam Timnas. Sebagai catatan, Andik terakhir kali membela Timnas adalah pada 2013 lalu.

Selanjutnya

Posisi Zulham dan Andik di Timnas dalam Sorotan

Siap Lanjutkan Tongkat Estafet

Kepercayaan yang diberikan Riedl, membuat beberapa pemain muda semakin percaya diri untuk bersaing dalam perebutan tempat di skuat Timnas. Terbukti, beberapa di antara mereka merasa yakin bisa bersaing demi memperebutkan tiket berlaga di Piala AFF.

Gelandang Barito Putera, Adam Alis Setyano, salah satunya. Ini adalah panggilan pertama Adam ke skuat Timnas senior.

Tentunya, Adam merasa sangat senang. Bisa dipanggil ke seleksi Timnas senior, merupakan impian Adam sejak kecil.

Adam memang pernah bermain untuk Timnas, tapi levelnya hanya U-23. Itu dilakukannya saat SEA Games 2015, Singapura, yang lalu.

"Sangat senang karena ini panggilan pertama saya ke Timnas senior," jelas Adam.

Dia pun bertekad untuk menampilkan yang terbaik selama proses seleksi agar bisa dibawa Riedl ke Piala AFF nanti. "Posisi saya belum aman, masih seleksi. Saya siap kerja keras dan menampilkan permainan terbaik di depan pelatih," ujar Adam.

Tak cuma Adam, David juga merasa peluangnya mengambil satu tempat di skuat Timnas cukup terbuka. David juga tak gentar kala harus bersaing dengan dua nama besar demi memperebutkan pos di sektor sayap, Zulham Zamrun dan Andik.

"Kalau bicara target, inginnya bisa masuk (Timnas). Tapi, ya berusaha semaksimal mungkin saja. Masalah masuk atau tidak sudah ada yang mengatur," kata David.

Selanjutnya

Hadapi Myanmar, Timnas Indonesia Bakal Tampil Super-Spartan


Regenerasi atau Prestasi?

Piala AFF 2016 bisa menjadi titik balik dari sepakbola Indonesia usai melalui masa yang kelam. Tentunya, prestasi yang membanggakan akan menjadi obat sepadan bagi sepakbola Indonesia.

Namun, tak elok rasanya jika kita menuntut prestasi dari Timnas di Piala AFF nanti. Bayangkan, persiapan Timnas untuk menghadapi Piala AFF saja sangat mepet.

Cuma ada waktu efektif selama tiga bulan, demi menggelar seleksi dan pemusatan latihan. Waktu seleksi serta pemusatan latihan juga terbilang sangat singkat. Di Agustus 2016 saja, skuat Timnas hanya memiliki waktu selama empat hari (dalam dua periode) untuk menggelar seleksi dan pemusatan latihan.

Belum lagi, adanya pembatasan penggunaan pemain yang diterapkan oleh klub. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu telah disepakati bahwa klub hanya bersedia melepas dua pemainnya ke Timnas selama masa seleksi dan pemusatan latihan.

Alasannya, tak lain adalah karena mereka ingin fokus menggunakan jasa pemain-pemain tersebut di ajang Torabika Soccer Championship (TSC).

Dengan demikian, Riedl pun dipaksa memutar otak lebih keras. Dia harus lebih jeli dalam memilih pemain selama masa seleksi dan pemusatan latihan.

"Pelatih mau lihat pemain langsung di latihan untuk lebih dalam. Dia ingin melihat kualitas individu pemain. Bisa dibilang, (Agustus 2016) termasuk seleksi. Dan, Insya Allah, dari 47 pemain yang ikut, kami kerucutkan menjadi 26 pemain," terang Pikal.

Peluang Indonesia mencatatkan prestasi di Piala AFF semakin berat. Sebab, posisi Indonesia di Piala AFF 2016 tak seperti sebelumnya.

Kini, Indonesia menjadi tim non-unggulan. Bukan karena materi pemain yang jelek. Indonesia dikategorikan sebagai non-unggulan lantaran dinamika sepakbolanya yang sangat memprihatinkan.

Mendapatkan sanksi dari FIFA, ranking Indonesia terus menurun. Alhasil, Indonesia masuk ke pot empat (tempat non-unggulan).

Kondisi tersebut membuat Indonesia berpeluang bertemu dengan tim-tim kuat seperti Thailand, Vietnam, Singapura, dan Malaysia.

Jadi, sebenarnya bukan soal prestasi, melainkan proses regenerasi di skuat Timnas. Mungkin, inilah fokus Indonesia di tengah situasi yang serba sulit.

Sudah saatnya Indonesia mencari pengganti dari Firman Utina. Sepatutnya, lini belakang Pasukan Merah Putih memiliki penerus Hamka Hamzah. Dan, Indonesia harus menemukan sosok pemimpin lain, setelah ditinggalkan Bambang Pamungkas. Siapakah yang pantas untuk menggantikan posisi mereka?

Pemain Timnas Indonesia

Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Myanmar

Riedl tidak bisa menurunkan pilihan utamanya karena cedera.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016