Pawai Indonesia di Festival del Bosque de Chapultepec Mexico

VIVA – Alunan aneka alat musik perkusi nusantara seperti gong, gendang, dan rebana ramai mengiringi barisan masyarakat Indonesia yang mengikuti pawai multikultur yang menutup Festival del Bosque de Chapultepec 2017 pada 26 November 2017. Sekitar 50 masyarakat Indonesia yang dengan bangga memamerkan keragaman pakaian nusantara berpawai dari Casa de Lago hingga panggung utama di Puerta de los Leones di area Hutan Chapultepec ini. Turut dalam barisan pawai, Duta Besar Republik Indonesia untuk Meksiko Serikat, Yusra Khan.

?Ini adalah kali kedua KBRI berpartisipasi dalam festival budaya di hutan kota terbesar di Mexico City ini. Sejalan dengan tema festival yang ingin memperkenalkan keragaman budaya dari negara-negara yang kaya akan keragaman hayati (biodiversity) ini, partisipasi kembali Indonesia akan semakin menunjukkan kepada Meksiko bahwa Indonesia tidak hanya kaya keragaman hayati, namun juga kaya seni budayanya.? Demikian disampaikan Duta Besar Yusra Khan, yang pada pawai tersebut bangga memamerkan tenun ikat.

Dalam festival ini, Indonesia juga menampilkan tari Saman yang dibawakan oleh Kelompok Pakoeningrat binaan Kedutaan Besar RI di Mexico City. Kekompakan penari saat menarikan Saman dengan iringan tabuhan gendang ini mendapatkan sambutan meriah dari sekitar 600 penonton yang memadati area terbuka depan panggung utama di Puerta de los Leones. Antusias warga Meksiko untuk menyaksikan festival yang telah terselenggara 14 kali ini dimanfaatkan KBRI Mexico City dan masyarakat Indonesia di Meksiko untuk mempromosikan Indonesia kepada masyarakat Meksiko dan turis mancanegara yang mengunjungi hutan kota seluas 7 hektar.

Festival Chapultepec 2017 merupakan festival budaya tahunan yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Mexico City sejak tahun 2003. Berbagai kegiatan terselenggara selama festival, mulai dari pertunjukan musik dan tari, pemutaran film di danau di lingkungan hutan kota, bersepeda santai keliling hutan kota di malam hari, piknik malam hari, tur keliling hutan, yoga, dan aneka workshop keterampilan dan permainan untuk anak-anak.

Festival juga dimeriahkan dengan pawai multikultur yang menampilkan keelokan busana tradisional dan keragaman alat musik khas negara peserta pawai, antara lain Indonesia, Kolombia, Brasil, Meksiko, dan Afrika Selatan. Pembukaan festival pada 18 November 2017 mencapai rekor kehadiran pengunjung, yaitu 4000 pengunjung. Hingga sehari sebelum penutupan penyelenggaraan festival, tercatat 23.000 orang pengunjung.