Fenomena Waithood: Menunda Pernikahan, Pilihan atau Tuntutan?

Ilustrasi menikah.
Sumber :
  • scenicreflection

VIVA – Belakangan ini, ada istilah baru yang lagi ramai dibahas, yaitu waithood. Pertanyaan seperti, "Kapan nikah? Mana calonnya?" atau pernyataan seperti, "Kamu terlalu pilih-pilih!" hingga "Kasihan orang tuamu, mereka ingin segera punya cucu," mungkin sudah sering kamu dengar, terutama jika kamu memasuki usia 30-an.

Bagaimana Kebijakan Pro-Growth Menciptakan Peluang Baru? Menavigasi Pemulihan Ekonomi Pasca-Crisis

Di Indonesia, pertanyaan semacam ini sering kali diajukan dengan niat baik, tapi bagi sebagian orang, bisa terasa menekan. Banyak alasan yang membuat generasi muda saat ini enggan untuk menikah. Alasannya beragam, mulai dari mengejar karir, menuntaskan pendidikan, hingga ingin mempersiapkan diri secara finansial dan mental sebelum berumah tangga.

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang fenomena penundaan pernikahan, yang sering disebut sebagai waithood, alasan di baliknya, dan bagaimana tekanan sosial serta ekspektasi keluarga turut memengaruhi keputusan generasi muda.

Rekomendasi 7 Makanan Berkuah yang Cocok Dinikmati Saat Musim Hujan

Apa itu Waithood ?

Buat kamu yang mungkin baru denger istilah ini, waithood adalah kondisi di mana seseorang memilih untuk menunda atau menunggu waktu yang tepat sebelum memasuki fase hidup tertentu, seperti pernikahan.

Waspada! Inilah 7 Alasan Bank Bisa Dicabut Izinnya dan Apa Dampaknya Bagi Keamanan Simpanan Anda

Tapi, kenapa sih sekarang makin banyak perempuan yang memutuskan buat tunda nikah? Dulu, pernikahan seringkali dianggap sebagai tujuan hidup yang utama, tapi sekarang, hal itu berubah drastis. 

Kalau kita lihat di sekitar kita, makin banyak cewek yang lebih memilih fokus ke karir, pendidikan, atau bahkan buat healing dari trauma masa lalu sebelum ngebangun keluarga. Fenomena ini bukan cuma ada di luar negeri, tapi di Indonesia juga makin terasa.

Fakta menariknya, perubahan ini bukan sekadar tren, tapi dipicu oleh berbagai alasan yang kompleks dan cukup relevan dengan keadaan sosial dan ekonomi perempuan di era modern ini.

Faktor - Faktor dari Fenomena Waithood

Ada berbagai alasan mengapa seseorang memilih untuk menunda pernikahan. Berikut beberapa faktor diantaranya.

1. Beban Sandwich Generation

Sandwich Generation Quotes

Photo :
  • Instagram/@Wantja

Banyak perempuan saat ini menunda pernikahan karena terjebak dalam situasi sandwich generation, di mana mereka harus menanggung beban finansial dari dua arah. Mereka membiayai orang tua dan saudara yang lebih muda, sekaligus kebutuhan diri sendiri. 

Di Indonesia, banyak perempuan berperan sebagai tulang punggung keluarga dan bekerja keras untuk membantu keuangan rumah tangga. Mereka juga bertanggung jawab untuk membiayai pendidikan adik-adik dan menopang kebutuhan orang tua yang tidak lagi produktif.

Tekanan ekonomi yang semakin berat membuat keputusan untuk menikah menjadi lebih rumit dan kompleks. Biaya pernikahan yang tinggi menambah beban pikiran mereka. Selain itu, tanggung jawab yang akan dihadapi setelah menikah juga jauh lebih besar. Dalam situasi seperti ini, banyak perempuan merasa belum siap untuk menjalani pernikahan dalam kondisi tersebut.

2. Karir dan Pendidikan

Ilustrasi Wanita Karir

Photo :
  • freepik.com/freepik

Faktor lainnya adalah banyak perempuan kini memilih untuk menunda pernikahan demi fokus pada karir dan pendidikan. Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan semakin terbuka, baik di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga banyak dari mereka yang mengutamakan pendidikan tinggi untuk mencapai karir yang baik dan stabil sebelum memikirkan pernikahan.

Di sisi lain, sekarang ini,  perempuan memiliki keberanian lebih untuk mengejar mimpi dan mandiri secara finansial. Kemandirian ini memberikan kepercayaan diri bahwa hidup tidak harus terburu-buru menikah, dan banyak dari mereka merasa bahwa menikah setelah mapan dan berkarir lebih baik daripada menikah muda tanpa persiapan yang matang. 

Sehingga, banyak perempuan Indonesia menunda pernikahan hingga usia 30-an, mengingat karir mereka yang belum stabil dan mengabaikan stigma peran tradisional yang menekankan tugas utama sebagai pengurus rumah tangga.

3. Trauma Masa Lalu

Ilustrasi Wanita Trauma

Photo :
  • Pixabay.com

Banyak perempuan yang memilih untuk tunda menikah karena faktor trauma masa lalu. Pengalaman pribadi, seperti menyaksikan perceraian orang tua, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), atau hubungan yang tidak sehat, menjadi salah satu alasan terbesar kenapa banyak cewek jadi ragu untuk menikah.

Berita-berita di media tentang KDRT, perceraian, dan berbagai kasus rumah tangga yang gagal juga turut mempengaruhi keputusan perempuan untuk menunda pernikahan. Banyak yang berpikir, “Daripada terjebak dalam hubungan yang tidak sehat, mendingan gue tunda dulu deh pernikahan, sampai gue benar-benar yakin.” 

Perempuan-perempuan modern menyadari pentingnya mental illness dan merasa perlu sembuh dari trauma serta menemukan kebahagiaan dalam diri sendiri sebelum berkomitmen pada pernikahan. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk memperbaiki kondisi psikologis mereka daripada terburu-buru menikah karena tekanan sosial.

4. Perubahan Nilai

Ilustrasi Self Love

Photo :
  • Pixabay.com

Dulu, perempuan sering kali diajarkan bahwa pernikahan adalah tujuan hidup yang utama. Tapi, di era sekarang, nilai-nilai itu mulai berubah. Banyak perempuan yang merasa bahwa menemukan kebahagiaan dan identitas diri lebih penting daripada buru-buru menikah.

Generasi saat ini lebih peduli tentang self-love dan kebebasan dalam hidup. Mereka ingin mengejar mimpi, menjelajahi dunia, dan fokus pada pengembangan diri sebelum memutuskan untuk terikat dalam hubungan jangka panjang. 

5. Menyusun Prioritas Hidup

Ilustrasi wanita.

Photo :
  • Freepik/lookstudio

Menunda pernikahan bukan berarti nggak mau menikah sama sekali, tapi lebih ke soal menyusun prioritas hidup yang sesuai dengan kebutuhan pribadi. Buat kamu yang juga masih galau dengan pilihan hidup, penting banget buat memahami apa yang benar-benar kamu inginkan dan butuhkan dalam hidup.

Tentukan dulu tujuan hidupmu, apakah itu mengejar karir, pendidikan, atau mungkin sekadar ingin menikmati hidup tanpa tekanan. Setelah kamu memahami apa yang jadi prioritas utama, baru deh kamu bisa membuat keputusan yang bijak tentang kapan waktu yang tepat buat menikah. 

Jadi, tidak perlu terburu-buru, karena menikah adalah keputusan besar yang memerlukan kesiapan dari berbagai aspek, baik mental, emosional, maupun finansial.

Waithood adalah Pilihan, Bukan Masalah

Pada akhirnya, menunda pernikahan adalah pilihan personal yang harus dihormati. Setiap perempuan punya perjalanan hidup yang berbeda, dan fenomena waithood ini adalah bagian dari perubahan cara berpikir yang lebih modern dan realistis. Kamu nggak harus merasa terburu-buru hanya karena tekanan sosial.

Pernikahan adalah sebuah keputusan besar yang memerlukan kesiapan total, dan kalau kamu merasa ada hal-hal lain yang perlu diprioritaskan dulu, itu sepenuhnya wajar. Yang terpenting, pastikan kamu merasa bahagia dan siap dengan keputusan yang kamu ambil.

Memasak nasi di rice cooker

Jangan Panik! Begini 5 Cara Mengatasi Nasi Kurang Matang Agar Tetap Enak

Nasi yang kurang matang biasanya terasa keras, kering, atau bahkan masih bertekstur seperti beras mentah. Kondisi ini bisa membuat siapa pun merasa frustasi, terutama saa

img_title
VIVA.co.id
13 Desember 2024