Sumber :
- VIVAnews/Heryu Nandiansa
VIVAlife
- Menjadi salah satu pemain di film '99 Cahaya di Langit Eropa', Alex Abbad juga harus merasakan berada di Eropa selama sebulan untuk menjalani syuting.
Dalam film yang diangkat dari buku laris karya Hanum Rais itu, Alex berperan sebagai Muhammad Khan, seorang mahasiswa S3 dari Pakistan, yang juga sahabat Rangga (Abimana).
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Dalam film yang diangkat dari buku laris karya Hanum Rais itu, Alex berperan sebagai Muhammad Khan, seorang mahasiswa S3 dari Pakistan, yang juga sahabat Rangga (Abimana).
Alex menyatakan, ia memang hanya berada di Vienna namun selama satu bulan di sana ia merasakan kehidupan layaknya seorang TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang hidup di kos dan bahkan harus mengantri ke kamar mandi.
"Kenangan buat saya satu bulan bersama di Austria. Kita kayak anak kuliahan lagi. Sebulan
share
toilet. Lebih tepatnya kayak TKI," ucapnya saat ditemui di Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Kamis 7 November 2013.
Meski demikian, mantan VJ MTV itu mengaku sangat senang karena ia bisa beradu akting dengan teman-teman lamanya dalam film ini. Alex mengatakan ia sudah lama mengenal Abi dan beberapa pemeran lainnya, namun tidak pernah berada di satu frame.
"Kebetulan saya pernah belajar di Eropa. Pertama sebelumnya, saya pernah pikir "ke Eropa nih" saya pernah sekolah disana dan bisa silaturahim ke teman-teman. Plus yang main adalah teman-teman lama saya. Begitu saya tau mereka main, saya mau," ujarnya.
Selain itu, lelaki kelahiran 18 Juni 1978 itu juga mengaku cukup kesulitan memerankan tokoh yang ia perankan. Sebagai orang Pakistan, Alex mencoba mendalami karakternya hingga mendekati apa yang diharapkan oleh sutradara dan produser.
"Saya harus berperan menjadi orang Pakistan. Susah juga sih. Ada teman-teman orang Pakistan di sini tapi
nggak
tinggal di sana. Bagaimana pendekatan dia sehari-sehari itu seperti apa, itu susah," katanya.
Ia pun mencoba untuk menghubungi sosok sebenarnya dari Muhammad Khan. Alex mengatakan ia sempat berhubungan lewat
skype.
Ia bahkan harus belajar makan kari selama dua minggu untuk menyesuaikan kebudayaannya.
"Kendalanya sempat nyari-nyari karakternya. Pendalamannya cuma 1 bulan. Karakternya sebenarnya ada, dia tapi sudah balik ke Pakistan. Saya berkomunikasi mengenakan Skype. Saya
nggak
bisa
kayak
dia, tapi saya bisa mendekatinya. Saya juga belajar makan kari, hampir 2 minggu," katanya tersenyum.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Alex menyatakan, ia memang hanya berada di Vienna namun selama satu bulan di sana ia merasakan kehidupan layaknya seorang TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang hidup di kos dan bahkan harus mengantri ke kamar mandi.
