"Tak Ada Pelecehan, Soekarno Hanya Digambarkan Gloomy"

Film Soekarno, Disutradarai Hanung Bramantyo dan Diperankan oleh Ario Bayu
Sumber :
  • U-Report
VIVAlife
Sepak Terjang Netzah Yehuda, Batalion Tempur Israel yang 'Digebuk' AS
- Blogger Iman Brotoseno menilai film "Soekarno: Indonesia Merdeka" patut diapresiasi. Menurut Iman yang di profil akun Twitternya, @imanbr, menyebut diri sebagai "Soekarnois" itu, film tersebut meletakkan Soekarno pada posisi sebenarnya dalam sejarah.

Tom Lembong Pilih Setia di Gerakan Perubahan: Saya Satu Paket dengan Anies Baswedan

"Setelah sepanjang Orde Baru posisi Soekarno sering disudutkan, film ini mendudukkan Soekarno pada posisi sebenarnya," kata Iman yang juga pembuat film itu, saat diwawancara
Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak
VIVAlife melalui telepon, Jumat 13 Desember 2013.


Iman yang juga pembuat film itu menyatakan, ada beberapa hal yang perlu dikritisi dari film itu. Dari sisi sejarah, ada detail-detail yang menurut dia tidak tepat meski tidak terlalu mengganggu film secara keseluruhan.


Iman lebih melihat bingkai film secara keseluruhan yang gloomy atau gelap. "Soekarno digambarkan terlalu gloomy, padahal kita mengenal Soekarno seorang yang romantis, optimistis," kata President ASEAN Blogger Chapter Indonesia itu.


Sehingga, kata Iman, film garapan Hanung Bramantyo itu seperti memindahkan buku-buku sejarah ke dalam film. Menurutnya, film terlalu penuh dengan detail-detail sejarah Soekarno dari sejak lahir sampai Indonesia merdeka di tahun 1945, sehingga melewatkan sisi Soekarno yang romantis.


"Kita tahu, saat dia di Bandung, Soekarno begitu sangat memuja Bu Inggit," kata Iman. Cerita-cerita dengan Inggit Garnasih ini yang tak banyak dieksplorasi, kata Iman.


Namun Iman menyatakan, mendengar ada beberapa
footage
yang dipotong setelah mendapat masukan keluarga besar Soekarno. Karena itu, kata Iman, "Jelas sama sekali tidak ada yang melecehkan Soekarno di film ini. Semua masih dalam intrepretasi yang wajar," kata Iman.


Sebelumnya, setelah dua hari tayang di bioskop, film "Soekarno: Indonesia Merdeka" produksi Multivision Plus . Putri Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri, menuntut Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengeluarkan surat perintah untuk menariknya.


Rachmawati yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem itu menyampaikan itu dalam konferensi pers di Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis, 12 Desember 2013. Sejak awal, ia sudah tak setuju film itu dituntaskan produksinya. Ada beberapa poin yang menurutnya melanggar perjanjian dengan pihak Multivision Plus. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya