Kisah Zahri, 14 Tahun Hidup di Tumpukan Sampah

Zahri, pria Jambi yang hidup 14 tahun di atas sampah
Sumber :

VIVA.co.id - Di sini sampah, di sana sampah, di mana-mana sampah. Ini kesan pertama kala melihat sebuah gubuk kecil di mana keluarga Muhammad Zahri, laki-laki 64 tahun tinggal dan menetap selama lebih dari 14 tahun.

Gubuk Zahri yang berlokasi di Kelurahan Beliung RT 15, kawasan 16, tepatnya di pinggir Jalan SMK IX Lurah I, Kota Jambi ini benar-benar tak layak disebut rumah. Gubuk berukuran sekitar 3 meter persegi itu selama 14 tahun menjadi tempat berlindung Zahri dan keluarga tercintanya berlindung dari panasnya teriknya Matahari dan dinginnya malam.

Kala dikunjungi, Zahri mengaku harus tidur berhimpitan bersama istrinya Daria dan putra tunggalnya, Satrya. “Kalau hujan sering pas tidur kena bocoran air,” ujar Zahri.

Meski demikian, kondisi tersebut pantang membuat keluarga kecil ini surut. Bagi Zahri, sampah merupakan periuk rezeki sekaligus "teman" baginya. Bagi sebagian orang, sampah merupakan hal yang harus dibuang, dihindari bahkan mengundang penyakit. Tapi, bagi keluarga Zahri, karena sampahlah mereka tetap bisa bertahan hidup.

Tubuh tua Zahri sedikit menggambarkan bagaimana "kerut" perjalanan hidup keluarganya. Ia mengaku tak jarang harus menyantap makanan sehari sekali. Ini pun tergantung sampah apa, dan berapa banyak yang didapat.

“Ya, bisa lihat sendiri kondisi di sini seperti apa. Kalau dapat banyak, ya kami makannya lumayan, jika sedikit ya sedikit pula, tiap hari pun makannya beda-beda karena tergantung sampah apa yang kami dapat,” katanya.

Bahkan, Zahri mengaku harus menahan lapar karena hasil usahanya memulung tidak cukup untuk membeli makanan. Demi lembaran Rp50 ribu sehari, Zahri rela berkeliling mengais setiap tumpukan sampah yang ada di Kota Jambi. Bermodal motor tua dan sebuah gerobak, Zahri mesti menunggu antara dua sampai tiga hari untuk kemudian dijualnya ke penampung.

“Penghasilan saya tak menentu, bisa dapat Rp10 ribu per hari sudah syukur. Kalau dapatnya sedikit kami sehari makan, satu bungkus dibagi tiga untuk anak dan istri,” kata Zahri.

Yang cukup disyukuri Zahri dan keluarganya adalah adanya sumber air bersih tepat berada di belakang gubuknya. Zahri mengaku juga memiliki keluarga yang tinggal di Kota Jambi. Namun, setali tiga uang, nasibnya pun tak jauh berbeda dengan keluarga Zahri.

“Mereka juga harus menghidupi keluarga mereka, jadi kami sama-sama berjuang untuk hidup di sini,” ungkapnya.

Ingin Wujudkan Cita-cita Anak

Kisah Sukses Pria Probolinggo, Pilih Berdagang daripada PNS

Hidup dalam kesulitan tak lantas membuat Zahri surut semangatnya berjuang mengubah hidup keluarganya lebih baik. Salah satunya adalah mewujudkan cita-cita anak tercintanya, Satrya, yang ingin menjadi seorang tentara.

Satrya (14) menjadi tumpuan masa depan keluarga Zahri. Kini, ia belajar di bangku kelas 6 di MI Salamah. Untuk sekolah, Satrya cukup beruntung karena mendapat bantuan beasiswa dari Bank Mandiri.

“Satrya tak malu punya orangtua yang kerja dan tinggal di tempat seperti ini. Bahkan, teman-temannya pun sering diajak dan bermain di sini,” ujar Zahri bangga.

Kondisi hidup keluarga Zahri tak jarang mengundang empati dari warga sekitar. Beberapa warga sengaja memberikan bantuan baik materi maupun semangat.

“Ada lah bantuan dari pemerintah tapi berbentuk sembako. Kalau upaya untuk memindahkan ke tempat yang lebih layak itu belum ada,” ujar Zahri.

Diakuinya, ada beberapa pihak yang ingin membantunya. Salah satunya adalah sejumlah mahasiswa ingin merelokasi keluarga Zahri untuk tinggal di rumah yang layak.

“Tapi, syaratnya harus tanah pribadi atau memiliki uang Rp60 juta. Lah, orang seperti saya ini mana punya uang sebanyak itu, tinggal saja numpang di atas tanah orang,” sambung Zahri.

Meski hidup sarat kesulitan, Zahri menegaskan tak ingin bergantung dari bantuan orang lain.

“Meski begini, kami tidak mengharap belas kasih orang lain. Kami juga tetap berusaha untuk hidup. Kami selalu berdoa, semoga kehidupan ini tidak untuk seterusnya tapi hanya sementara,” tuturnya. (art)

Baca juga:




Ihsanudin Fanani

Tips Sukses Jalani Usaha Kecil dari Pengusaha Sepatu

Setiap harinya, ia mampu menjual sekitar 500 pasang sepatu

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016