Ustaz Solmed Beberkan Kronologi Kasus Pengeroyokan

Ustaz Solmed.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Shalli Syartiqa

VIVA.co.id – Kabar pengeroyokan Ustaz Solmed di daerah Serang Timur, Banten, pada akhir pekan lalu menjadi simpang siur. Solmed sempat membantah soal pengeroyokan tersebut. Namun, akhirnya ustaz kondang ini angkat bicara apa yang terjadi sebenarnya saat mendapat undangan ceramah di Serang Timur, Banten. 

JPU: Rano Karno Dapat Uang Korupsi dari Ratu Atut Rp300 Juta

Ia mengadakan jumpa pers terkait kasus pengeroyokan tersebut. Acara itu digelar di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu 11 Mei 2016. Solmed yang didampingi kuasa hukumnya, Hendra Heriyansya, menceritakan detail kronologi musibah tersebut.

"Ini menyangkut nyawa, pengalaman yang seumur hidup baru saya alami. Teriakan yang keluar itu bunuh, bantai Solmed. Ini perkara serius. Buser sudah mencari panitia," cerita Solmed dengan wajah serius.

Ustaz Solmed Siap Polisikan Pihak yang Memfitnahnya

Ia mengaku mendapat undangan untuk ceramah di Serang Timur, Banten. Tetapi, setelah tiba di lokasi pertama, ia diminta pindah karena alasan perubahan lokasi. Ia terkejut saat mengetahui hal tersebut. Namun, ia tetap mengikuti arahan panitia.

"Ternyata di situ ada perubahan tempat, takut macet ada perubahan ke Cilegon Timur. Saya keluar Cilegon Timur, saya tanya 3 kilometer, paling 10 menit. Saya ketemu panitia di sana, dibawalah saya. Setengah jam enggak nyampe-nyampe, sampai satu setengah jam enggak sampai juga," ujarnya.

Istri Terkejut Dengar Kabar Pengeroyokan Ustaz Solmed

Setelah keliling, sampailah Solmed di lokasi. Saat itu, ia melihat jamaah sudah bubar.  Ia pun tak jadi memberikan ceramah."Saya bingung orang yang jemput dan orang yang di lapangan enggak ada komunikasi," ungkap Solmed menjelaskan. 

Masih dalam kondisi bingung, ia justru dikelilingi banyak orang. Suami April Jasmine ini berusaha membuat orang-orang tersebut tenang dan menjelaskan alasan datang terlambat ke lokasi.

"Saya ajak semua orang, saya kumpulkan, saya sampaikan saya terlambat karena panitia tiga kali mengubah tempat. Saya diinformasikan keluar di Serang Timur, jemaah mulai menyalahkan panitia. Keterlambatan saya karena kesalahan panitia sampai saya tahu acaranya di Karang Bolong. Habis itu sudah kita foto-foto," ujarnya.

Namun, mendadak ia dihadang sejumlah pria berbadan besar dan tegap. Orang tersebut berdiri sambil melipat tangannya. 

"Turun saya dari masjid mau pulang, di depan ada orang yang nunggu, tangan gede, dia lipat tangan. Itu yang jadi komando, setelah itu keluarlah anggotanya bawa balok dan lain-lain. Alhamdulillah jamaah mengawal saya sampai mobil," ucapnya.

Solmed menganggap kasus seperti ini merupakan kasus yang serius dan harus ditindak lanjuti. "Saya melihat ada sesuatu yang serius. Ini bukan kekecewaan ini sudah didesain," ungkapnya.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya