Daniel Mananta: Merek 'Damn I Love Indonesia' Banyak Ditiru

Daniel Mananta
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Bimo Aria

VIVA.co.id – Di Indonesia, seringkali terdapat kerancuan dan kesalahpahaman makna, dari Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), hak paten, dan juga merk. Hal ini diungkapkan oleh Triawan Munaf, Kepala badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dalam konferensi Pers The Big Start up, kompetisi bagi para pengusaha muda kreatif, yang diselenggarakan oleh Bli.bli.com dan bekerjasama dengan Bekraf, di Hotel Indonesia Kempinski, Senin 25 Juli 2106.

Mengenal Gurun Atacama, Tempat Pembuangan Pakaian Gak Laku

Hadir sebagai juri, Daniel Mananta yang juga merupakan founder sekaligus Ceo dari Damn I Love Indonesia. Di acara itu, Daniel juga membagikan sedikit pengalamannya, terkait dengan pentingnya, HAKI, terhadap upaya perlindungan bagi para pengusaha kreatif.

Ia juga sedikit bercerita bahwa kurang lebih satu minggu yang lalu ia berhasil mendapatkan penghargaan dari Wakil Presiden, Jusuf Kalla, sebagai salah satu perusahaan inovatif dan juga kreatif yang mendapatkan HAKI.

Dari Fesyen hingga Kuliner, Trademark Market Jadi Panggung Multisektor Industri Kreatif

“Kemarin itu Pak Jusuf Kalla bilang, HAKI itu penting untuk memproteksi karya kreatif,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Daniel juga menceritakan bahwa saat ia berkunjung ke Singapura, ia menemukan produk fesyen yang memilki nama hampir mirip dengan label fesyen miliknya. “Beberapa waktu lalu saya sering melihat Damn I Love Singapura,” katanya.

Peragaan Busana Kolaborasi Antara CCI dan Desainer Indonesia Jadi Sorotan di Cotton Day 2023

Namun karena ia telah memilki sertifikat HAKI, ia pun memberanikan diri untuk menemui penjual produk tersebut.

“Akhirnya kita datang dan perlihatkan bahwa ini Indonesia punya. Mereka sekarang tidak akan produksi lagi karena kita di back up kuat dengan HAKI. Kita akan dapat dukungan yang kuat kalau kita mendaftarkannya,” ungkapnya.

Menurutnya, ini penting sekali mengingat di Indonesia sendiri kerap kali marak kasus pembajakan, terutama dalam bidang fesyen. Daniel sendiri mengatakan ia kerap menemukan baju-baju bertuliskan Damn I Love Indonesia di pinggir jalan dengan harga yang murah dan juga kualitas yang buruk.

“Kalau di pinggir-pinggir jalan justru akan menurunkan nilai dari Damn I love Indonesia ini,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya