Perdana, Festival Film Etnografi Indonesia Digelar Tiga Hari

Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Shalli Syartiqa

VIVA.co.id – Indonesian Ethnographic Film Festival untuk pertama kalinya digelar di Indonesia selama tiga hari pada 16-18 November 2016, bertempat di ruang Apung dan Library Plaza, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

Mendikbud: Film Indonesia Bagian dari Hidup Kita

Festival yang didukung oleh pemerintah Jawa Barat itu direncanakan akan menjadi agenda tahunan para sineas muda berbakat Tanah Air.

"Kenapa kita kerja sama, ada fakultas ilmu budaya di Universitas Indonesia. Ini kembali redefinisi apa etnografi film. Jangan hanya fokus pada film dokumenter, film fiksi juga bisa mengangkat etnografi," kata aktor senior sekaligus Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar di Bakoel Koffie, Cikini, Jumat, 11 November 2016.

3 Rekomendasi Film Bertema Nasionalisme Teman Nonton Saat di Rumah Aja

Tak hanya menyuguhkan film-film bermutu tinggi, festival ini akan menyuguhkan sederet kategori di antaranya workshop, seminar, screening, dan kompetisi.

Sineas Garin Nugroho didapuk menjadi pengisi acara dalam workshop tersebut.  Untuk program kompetisi, juri yang ditunjuk adalah Totot Indarto, Tommy Awuy, dan Seno Gumira Ajidarma.

Sebelum Meninggal, Didi Kempot Menyelesaikan Filmnya

"Ada 50-an submission film yang masuk (kompetisi), ada delapan film screening, dokumenter dan feature," ucap Franki Raden selaku director Indonesian Ethnographic Film Festival.

Ditambahkan Deddy, Indonesia memiliki potensi besar sebagai lahan penelitian dan kajian riset film berbasis etnografi.

"Begitu banyak peluang membuat film etnografi dengan keragaman di Indonesia, mungkin terbanyak di dunia, potensinya ada. Itu mengapa banyak tokoh film dunia datang ke Indonesia membuat film," kata pria berusia 61 tahun itu.

Berikut beberapa judul film yang akan diputar di festival Indonesian Ethnographic Film Festival, Global Metal (Sam Dunn), Street Punk anda Aceh (Maria Bakkalapulo), Retrospective (Garin Nugroho, Hidup Untuk Mati (Tino Saroengallo), dan Cahaya Dari Timur (Angga Dwimas Sasongko).

Festival Indonesian Ethnographic Film Festival ini terbuka untuk umum, informasi lebih lanjut Anda bisa langsung cek di website www.ief-fest.com. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya