Di Tempat Ini, Film Jadul Indonesia Juga Diputar

Kineforum
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Agung

VIVA.co.id – Ruang putar film Kineforum yang terletak di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, difokuskan sebagai sarana penayangan tontonan alternatif. Hal ini berangkat dari keluhan masyarat atas kebutuhan film yang tidak diputar atau hanya ditayangkan dalam waktu sebentar oleh bioskop komersil.

Sejumlah Bioskop di Jakarta Sudah Buka Kembali, Bagaimana Cinema XXI?

Lulu Ratna selaku Komite Film DKJ mengatakan, bahwa geliat film Indonesia sempat naik turun meski tahun kemarin banyak sinema yang meraih box office. Namun terlepas dari itu semua, banyak juga sinema Tanah Air yang populer meski tidak mencuat di arus utama.

"Kalau ke Kineforum, setidaknya kita dapat sesuatu yang enggak cuma sekadar isi waktu luang, nonton, lalu selesai. Di sini, kita berharap supaya penonton pulang membawa sesuatu dan pengetahuan baru," ujarnya di Kineforum, pada Rabu, 29 Maret 2017.

Para Ahli Sebut Bioskop Minim Penularan COVID-19

Program yang disajikan Kineforum tak cuma berkutat dalam ranah film alternatif saja, tapi juga turut mengangkat sinema lama yang pernah melegenda pada masanya. Tak pelak, hal ini merupakan upaya mereka dalam membangkitkan kenangan manis atas sinema Tanah Air yang dahulu begitu dicintai khalayak luas.

"Kita memutar sinema remake serta back to back, kalau sampai dibuat ulang kan berarti film itu berhasil. Kita berusaha mengenang kembali, keberhasilan yang pernah diraih film itu," kata Lulu.

Bioskop Seluruh Indonesia Batal Buka 29 Juli 2020

Film legendaris Indonesia macam Badai Pasti Berlalu serta sekuel Catatan Si Boy, tak luput dari perhatian Kineforum untuk ditayangkan. Perihal kerja sama antarsejumlah pihak, Lulu berkata kalau Kineforum telah mempersiapkan itu

"Kita hanya fokus ke ruang putar aja, nantinya dari donasi, bakal ada kerja sama dan hasilnya dibagi dua bersama pihak film. Ada teman-teman yang bekerja di belakang, karena itu semua butuh tim operasional," ujarnya.

Kineforum pun tak membiarkan akses penonton yang bisa semena-mena. Mereka ikut menyeleksi siapa saja yang ingin menonton ke ruang putar tersebut berdasarkan kriteria umur.

"Selain memutar, kita juga memberlakukan klasifikasi, kalau film 18+ kita bakal cek KTP-nya. Meskipun punya uang, tapi jika usianya di bawah 18, kita tolak. Ini adalah usaha untuk mendewasakan penonton, banyak peraturan baru yang enggak ada di bioskop komersil dan akan kita berlakukan di sini," kata Lulu. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya