Minyeuk Pret, Parfum Kopi dari Aceh yang Mendunia

Minyeuk Pret dari Aceh
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dani Randi

VIVA – Biji kopi, bukan hanya menghasilkan minuman yang melegenda bagi masyarakat Indonesia, khususnya Aceh. Pemanfaatan biji kopi dimanfaatkan untuk produk lainnya. Seperti, bahan baku minyak wangi.

Beredar Kaos Kaki dengan Lafaz Allah, Polisi Malaysia Lakukan Penyelidikan

Ide produksi minyak wangi beraroma kopi khas Aceh itu, diciptakan oleh anak muda Banda Aceh, Daudy Sukma. Ia meracik minyak wangi beraroma kopi yang di beri nama ‘Minyeuk Pret’ atau minyak yang disemprot.

Daudy bersama tiga rekannya terinspirasi dari minyak nilam Aceh, yang diketahui sebagai salah satu minyak terbaik di dunia sejak ratusan tahun lalu. Minyak itu juga telah menembus pasar di Prancis, untuk dijadikan parfum dengan harga jutaan rupiah.

Vladimir Putin Becomes Russia's Longest-serving President After Winning Election

“Timbul ide kenapa kita tidak memproduksi sendiri parfumnya, toh minyak nilam memang sudah tersedia di daerah kita sendiri,” kata Daudy Sukma, saat ditemui di gerai miliknya di jalan Wedana, Desa Lam Ara, Keutapang, Banda Aceh, Aceh, Jumat, 16 Februari 2018.

Sejak diperkenalkan tahun 2015 lalu, mereka berhasil meracik 11 aroma parfum. Tiga di antaranya yang mampu memikat masyarakat, yaitu aroma Coffee, Seulanga dan Meulu.

Ada Demo, Arus Lalu Lintas Menuju Depan DPR Dialihkan Hingga Pukul 18.00 WIB

Selain ketiga parfum tersebut, Minyeuk Pret saat ini juga telah memproduksi dua varian terbaru yaitu aroma Jeumpa dan Kopi Sanger Espresso (dari biji kopi gayo). Tak tanggung-tanggung, dari semua produk minyak wangi dari bahan biji kopi ini, sudah menembus pasar Internasional, meskipun belum lima tahun berdiri.

Daudy Sukma mengatakan, produk Minyeuk Preut telah diekspor ke sejumlah negara yaitu, Arab Saudi, Amerika, Malaysia, Taiwan, Bangladesh, Dubai, Inggris, Thailand dan India.

Pihaknya, sering kewalahan untuk memenuhi permintaan. Sementara, pabriknya hanya mampu memproduksi 500 botol Minyeuk Pret perhari dengan omzet mencapai Rp300 juta per bulan.

“Permintaan di pasar sekarang melebihi kemampuan produksi pabrik, bahkan kita juga sudah mendapatkan tawaran pemasaran di Prancis dan India,” ujar Daudy.

VIVA berkesempatan untuk mencoba Minyeuk Pret, aroma kopinya cukup kental dan terasa. Memberikan kesan eksotisme, keanggunan, kelembutan serta kesegaran. Aroma creamernya pun cukup terasa, sehingga memberi kesan mewah.

Daudy mengatakan, Minyeuk Pret menggunakan etanol,  fatwa MUI dalam penggunaannya dalam parfum itu halal untuk digunakan salat. Untuk Aceh sendiri paling banyak diminati yaitu aroma Seulanga dan Coffee sementara di wilayah pulau Jawa beraroma Meulu.

Untuk harga jual Minyeuk Pret Seulanga, Coffee, dan Meulu di bandrol seharga 110 ribu isi 30 ml. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya