Batik Tulis Dijual Rp90 Ribuan di Adiwastra Nusantara 2018

Batik Cirebon di pameran Adiwastra Nusantara 2018.
Sumber :
  • VIVA/Isra Berlian

VIVA – Bagi Anda yang gemar mengoleksi kain tradisional Indonesia, waktunya menambah koleksi. Pameran Adiwastra Nusantara kembali digelar mulai dari 11-15 April 2018. Mengangkat tema besar ‘Nuansa Kekinian dalam Balutan Wastra Adati Nusantara’, pameran yang dihelat di Hall A dan B Jakarta Convention Centre (JCC) ini menghadirkan pengrajin dan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Tips Padu Padan, Outfit Lebaran dan Bukber Ala Dian Pelangi Pakai Songket

Dari pantauan VIVA, Rabu malam, 11 April 2018, setidaknya ada beberapa pengrajin dan UMKM hingga perancang busana yang membuka booth di sana, seperti Dian Pelangi, Batik Salma, Galeri Songket Warna Alam hingga pengrajin aksesoris.

Koleksi Dian Pelangi menawarkan beragam jenis pilihan seperti kemeja pria, kerudung, outer  hingga abaya. Kisaran harganya pun bervariasi mulai dari Rp80 ribu hingga Rp4 jutaan.

Bucket Hat - Warna Cerah, 5 Prediksi Tren Modest Fashion ISEF 2022

"Paling murah kerudung, mulai dari Rp80 ribu hingga Rp280 ribu. Ada juga kemeja pria mulai dari Rp250 ribu. Kalau untuk wanita ada jubah sama abaya juga ada. Kalau abaya itu Rp3,8 juta paling mahal sama jubah Rp4 juta," ucap Koko, salah satu sales Dian Pelangi kepada VIVA di JCC Senayan, Rabu, 11 April 2018.

Dia juga menyebut, kebanyakan masyarakat datang untuk mencari kerudung. Soal diskon, pihaknya menawarkan diskon 10 persen untuk pengunjung yang berbelanja lebih dari Rp1 juta.

6 Desainer Suguhkan Kain Adat Dalam Modest Fashion Modern di ISEF 2022

Bukan cuma busana muslim, pengunjung juga banyak yang berburu batik dan songket dalam pameran itu. Salah satunya adalah Batik Salma, salah satu brand batik yang cukup populer asal Cirebon. Salah satu pegawai Batik Salma, Hardian menyebut dalam pameran Adiwastra Nusantara 2018, pihaknya menghadirkan batik tulis dengan harga yang terjangkau.

"Kami bawa batik tulis sederhana motif mega mendung. Harganya Rp90 ribu. Kita mau memperkenalkan kepada masyarakat. Biasanya kalau batik tulis kan harganya mahal, tapi ini kita bawa ada yang murah Rp90 ribu," jelas dia.

Dia pun menyebutkan, dalam waktu sekejap saja batik tulis seharga Rp 90 ribu itu telah ludes terjual.

"Kita bawa dua kodi, rame banget setelah resmi dibuka, sekitar jam 12-an udah ludes," ujarnya.

Tak hanya batik tulis, masih banyak juga masyarakat yang mengincar batik cap. Ini tidak lain karena harganya yang cukup terjangkau.

"Yang favorit itu mulai dari Rp150 ribu sampai Rp500 ribu. Kalau batik tulis di luar Rp90 ribu itu cuma beberapa, karena harganya cukup bervariasi mulai dari Rp200 ribu hingga Rp20 juta," ucapnya.

Adiwastra 2018.

Selain itu, pengunjung juga terlihat mengunjungi beberapa booth kain songket seperti di Galeri Songket Warna Alam. Salah satu dari beberapa pengunjung terlihat sibuk memilih kain songket.

Seperti misalnya saja Ira yang tengah sibuk mencari kain songket untuk acara yang akan dihadirinya pekan depan. Dia terlihat sibuk memilih warna yang sesuai dengan dress code yang telah ditentukan. Enaknya di tempat ini adalah Anda bisa berkonsultasi langsung dari sang pemilik, yakni Meki Okiyasari. Meki pun dengan sigap memberikan masukan yang tepat dan sesuai bagi tiap pelanggannya.

Meki bercerita kepada VIVA, bahwa brandnya ini khusus menjual songket dengan pewarna alami.

"Untuk dominan terjual (Songket) pewarna alami, cuma ada yang rate harga yang terjual dari harga Rp4 juta ke atas. Karena permainan warnanya bahan warna. Ibu-ibu suka warna-warna nude, warna tanah," jelas dia.

Tidak hanya songket, ada juga beberapa kain jumputan dengan kisaran harga mulai dari Rp300 ribu hingga Rp1,2 juta. Songket sendiri yang dijualnya mulai dari Rp4 juta hingga Rp6 juta.

Beberapa pengunjung yang ditemui VIVA pun mengaku senang dengan adanya pameran ini.

"Saya lebih suka menghabiskan uang untuk belanja seperti ini dibandingkan belanja-belanja di mal-mal," ucap Hartono, salah satu pengunjung.

Jika diperhatikan, para pengunjung yang datang ke sini memang didominasi oleh para pecinta kain. Misalnya saja Tuti yang mengaku mengoleksi kain-kain Nusantara, mulai dari batik, songket hingga tenun. Dia mengaku senang dengan adanya acara ini. Sebab, di sini dia bisa mendapatkan beragam pilihan kain untuk dia koleksi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya