Unik, Seragam Kantor dari Tenun Ikat Rancangan Didiet Maulana

Konferensi pers Indonesian Legacy Into the Spotlight
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bimo Aria

VIVA – Nama Didiet Maulana sebagai salah satu desainer ternama Tanah Air tentu tidak perlu diragukan lagi. Lewat tangannya, beragam busana yang kental akan nuansa Indonesia dihasilkan.

Penantian Tenun Ikat Sekomandi Kalumpang Menjadi Indikasi Geografis Terdaftar

Didiet sendiri sejak beberapa tahun lalu memang giat memperkenalkan dan menggunakan tenun ikat dalam tiap rancangannya, lewat sebuah merek bernama IKAT Indonesia.

Untuk membuat busana ready to wear yang memang menjadi salah satu andalannnya mungkin bukanlah perkara yang sulit. Tapi bagaimana jika Didiet diminta untuk mendesain busana kantoran dari salah satu bank Tanah Air, BCA? Apa saja tantangan Didiet dalam membuat busana kantoran?

Nikita Mirzani Datengin Didiet Maulana Buat Rancang Baju, Netizen: Mencium Bau-bau Lamaran

"Merancang seragam kantoran ini banyak sekali yang harus dipertemukan. Misalnya gini, mendesain untuk IKAT apa yang saya mau, tapi merancang seragam kantor ini bagaimana caranya melalui sebuah desain saya sebagai seorang desainer bisa mengakomodir keinginan dari klien," kata Didiet saat ditemui di acara Tenun Ikat, Indonesian Legacy Into the Spotlight di kawasan Jakarta Pusat, Senin 9 Juli 2018.

Didiet Maulana Tampilkan Koleksi Busana Wiron di JFW 2024

Meski membuat busana untuk sebuah korporasi, Didiet mengungkapkan bahwa dirinya masih tetap bisa mengekpresikan kreativitas sesuai dengan idealismenya. Salah satu tantangan terbesarnya ialah membuat dalam jumlahnya yang tidak sedikit.

"Tantangannya itu satu, kuantitasnya lebih banyak ketika menjadi seragam atau bussines to business. Kita harus melihat mana perajin yang bisa menangani order tersebut, ini jadi tantangan," tuturnya.

Seperti diketahui, untuk proyek ini Didiet dituntut untuk membuat seragam bagi 27 ribu karyawan BCA di seluruh Indonesia, di mana setiap karyawan mendapatkan sekitar tiga potong. Untuk membuatnya ia membutuhkan sekitar 45 ribu meter kain yang dipercayakan kepada sekitar 500 perajin di Desa Troso, Jepara, Jawa Tengah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya