Studi Ungkap Kemiripan Struktur Wajah Model Sampul Majalah Vogue

Tujuh model di sampul Vogue edisi Maret 2017
Sumber :
  • instagram.com/voguemagazine

VIVA – Menjadi bintang untuk sampul Majalah Vogue, bisa dibilang suatu pencapaian tertinggi dari para pelaku fesyen internasional. Deretan model yang tampil pada sampul majalah Vogue bahkan tak jarang menciptakan kontroversi.  

Geger Wanita Miliader Jatuh Miskin, Kini Jadi Gelandangan

Vogue sendiri sempat menjadi berita utama di panggung global dalam beberapa bulan terakhir. Ini karena mereka menampilkan model yang mengenakan jilbab di sampul majalah Vogue Inggris untuk pertama kalinya. Hal tersebut lantas memicu kontroversi di Arab Saudi. 

Namun dari deretan bintang yang menjadi foto sampul majalah Vogue ternyata memiliki struktur wajah serupa. Sebuah penelitian yang menganalisis rata-rata wajah bintang-bintang sampul Vogue dari seluruh dunia telah menunjukkan kurangnya keragaman yang signifikan dari majalah ini selama seperempat abad terakhir.

Dokter Indonesia Dapat Kesempatan Berkarier di Korea

Penelitian itu melihat kembali majalah Vogue dari seluruh dunia selama 25 tahun terakhir untuk memastikan fitur wajah rata-rata dari model sampulnya. Perusahaan pemasaran konten, NeoMam, berkolaborasi dengan spesialis data dan teknologi, Giuseppe Sollazzo, mencoba mengekstraksi fitur wajah dari banyak model sampul Vogue menggunakan teknik yang disebut ‘Delaunay Triangulation’.

Dilansir Independent, Penelitian, yang ditugaskan oleh MyVoucherCodes, telah mengungkapkan wajah rata-rata model yang menghiasi sampul majalah Amerika Serikat itu selama 25 tahun terakhir. Mulai dari fitur wajah rata-rata model sampul Vogue di AS, Rusia, Prancis, Jepang , Brasil, Inggris dan Italia.

Miris, Wanita Ini Dulu Kaya Raya, Kini Jadi Gelandangan

Selena Gomez di sampul Vogue Amerika Serikat.

Ketika melihat semua gambar, jelas bahwa sebagian besar model yang tampil sebagai sampul ialah model kulit putih, terlepas dari upaya terbaru majalah untuk mempromosikan keragaman dan perkembangan.

MyVoucherCodes menjelaskan bahwa ia memilih untuk menggunakan Vogue sebagai dasar penelitian, karena reputasinya yang terhormat sebagai salah satu "publikasi mode paling bergengsi" di dunia.

“Kami memulai proyek ini dengan mencari nama dan gambar dari setiap model sampul wanita untuk tujuh edisi Vogue ini selama 25 tahun terakhir,” kata perusahaan.

Pengecualiannya adalah edisi Rusia dan Jepang, yang diluncurkan pada tahun 1998 dan 1999, masing-masing, dan Vogue Brasil, yang kami tidak dapat sumber setiap cover sebelum tahun 2000.

Para peneliti menyusun daftar model sampul menggunakan berbagai sumber, termasuk Fashion Model Directory, Fashion Spot dan Wikipedia. Mereka kemudian menempatkan penanda pada 68 area wajah, sebelum menggunakan metode 'delaunay triangulation' untuk mengekstraksi fitur wajah.

Triangulasi delaunay melibatkan pemisahan gambar menjadi segitiga, sebelum menggunakan algoritme untuk mengubah beberapa gambar menjadi satu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya