Saat Kaum Disabilitas Lenggak-Lenggok di Catwalk New York Fashion Week

Model difabel
Sumber :
  • Metro/ Kevin Hagan

VIVA – Di tahun 2014, anak laki-laki desainer Mindy Scheier meminta satu celana jeans untuk dikenakannya ke sekolah. Anak bernama Oscar Scheier ini menderita suatu kondisi langka dari distrofi otot, artinya ia sangat kesulitan sekali menemukan pakaian yang pas, terutama pakaian yang fashionable, seperti pakaian yang teman-temannya miliki.

Buka Bersama Perhimpunan Tionghoa, Istri Gus Dur Ingatkan Kemajemukan Indonesia

Empat tahun kemudian, perjalanan tersebut menuntun pada sebuah peragaan busana di New York Fashion Week.

"Itu benar-benar membuka mata saya akan kebutuhan tidak hanya anak saya Oliver, tapi jutaan orang, hampir 60 juta orang di Amerika Serikat dan miliaran orang secara global dengan disabilitas," ujar Mindy seperti dikutip laman Metro.

Berprestasi di Ajang Internasional, Atlet NPC Sumut Diguyur Bonus Rp3,1 Miliar

Dengan karier fesyen selama lebih dari 20 tahun yang dimilikinya, Mindy mengangkat isu itu dan memutuskan untuk menggunakan pengalamannya untuk menggabungkan keduanya.

Begitulah Runway of Dreams Foundation terbentuk. Yayasan ini berdiri di atas keyakinan bahwa pakaian adalah kebutuhan dasar semua manusia, apapun bentuk tubuhnya.

Al-Qur'an for All: Hadirkan Iqro'na untuk Penyandang Disabilitas

Organisasi non profit ini akhirnya menggelar peragaan perdana mereka di New York Fashion Week. Yayasan ini membangun, menyampaikan dan mendukung inisiatif sosial untuk melebarkan jangkauan dari pakaian adaptif dan mengangkat komunitas dengan kemampuan berbeda ke dunia fesyen.

Sekitar 30 model penyandang disabilitas berjalan di atas runway mengenakan pakaian yang didesain khusus untuk beradaptasi bagi tubuh dengan disabilitas. Pakaian-pakaian tersebut dikeluarkan oleh desainer-desainer seperti Target, Tommy Hilfiger, dan Nike

Runway of Dreams juga memiliki besasiswa yang diberikan kepada para desainer muda dan mulai merintis kariernya yang ingin mendalami lebih jauh pakaian adaptif dan menjaga agar inovasi fesyen inklusif tetap tumbuh.

Runway of Dreams adalah satu dari sekian banyak tanda yang menggugah bahwa industri fesyen pada akhirnya melebarkan jangkauannya di luar stereotip tubuh tinggi, berkulit putih, kurus, dan normal.

Di pagelaran New York Fashion Week pada bulan Februari, 40 persen model berasal dari berbagai ras, dibandingkan hanya 21 persen di tahun 2015. Dan, semakin banyak model transgender mendapat kontrak dari agensi besar.

Pada bulan Juli, Aaron Phillips menjadi model transgender berkulit hitam pertama yang menandatangani kontrak dengan Elite Management. Phillips juga menderita cerebral palsy.

Ini menjadi sangat masuk akal, pakaian adalah benda yang paling siap untuk beradaptasi di dunia, dan fesyen penuh dengan imajinasi liar dan luas.

Dengan suplai tanpa henti dari tipe tubuh yang berbeda, bisa dipastikan akan ada banyak sekali imajinasi fesyen yang akan muncul.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya