Intip Proses Pembuatan Motif Batik Lasem Nan Unik

Suami Istri pengrajin batik lasem
Sumber :
  • Viva.co.id/Diza

VIVA – Batik merupakan salah satu kebudayaan di Indonesia yang sudah ada sejak dulu dan menjadi ciri khas kesenian Tanah Air. Tak cuma Indonesia, masyarakat dunia mulai menyukai batik, tidak heran jika batik Indonesia sudah go international.

Cantiknya Batik Sekar Arum Sari, Resmi Jadi Seragam Baru Jemaah Haji Indonesia 2024

Ini terbukti dari nilai ekspor batik dari masa ke masa yang menunjukkan perkembangan positif. Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), capaian nilai ekspor batik dan produk batik pada 2017 sebesar 58,46 juta USD atau setara Rp889 miliar lebih (kurs USD 1 = Rp15.210).

Dikutip dari siaran pers IMF-World Bank 2018, Selasa 9 Oktober 2018, seni batik sendiri sudah mengakar di masyarakat. Berbagai motif di tiap daerah memiliki keunikan masing-masing. Sebut saja batik asal Lasem, Jawa Tengah yang memiliki warna-warna alam namun tetap memberi keindahan pada motif batiknya.

Didiet Maulana: Shopee Buktikan Batik Lokal Juga Layak Ekspor

Salah satu pengrajin batik asal Lasem tersebut adalah sepasang suami istri Sugiyarto dan Jumiaty. Keduanya ikut berpartisipasi dalam Indonesia Pavilion yang dihadirkan oleh BUMN dalam perhelatan internasional Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF) - World Bank (WB) 2018, yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali pada 8-14 Oktober 2018.

Pengrajin binaan salah satu Bank BUMN yaitu BNI itu memproduksi Batik Lasem dengan motif seperti Sekar Jagat (Bunga Sejagat) yang memiliki motif berbagai bunga, Batik Baganan yang memiliki motif Kawong Mata Dua, Kawong Bunder, Gitaran, Kawong Rambutan, Kawong Melati dan Sidomukti.

Makna 8 Motif Batik Nusantara, Dianggap Senjata Hingga Simbol Cinta dalam Pernikahan

Salah satu warna khas dari batik Lasem adalah getih pitik atau merah darah ayam. Ini bukan berarti warna merah dihasilkan dari darah ayam asli, melainkan campuran dari bubuk pewarna merah alami dengan air lasem pada zaman dahulu. Warna lain yang kerap menghiasi kain adalah merah, biru, oranye, kuning, dan cokelat.

Selama enam tahun ini, pasangan suami istri itu menjual Batik Warna Alam dengan kisaran harga Rp100 ribu hingga Rp1 juta per kain. Jumiaty mengaku sangat senang bisa ikut berpartisipasi di Indonesia Pavilion. Dengan adanya kesempatan ini, ia berharap, Batik bisa semakin dikenal luas, tak hanya di Asia tapi juga di Dunia

"Kami mengucapkan terima kasih, karena sudah diikutsertakan di acara ini. Harapan kami, dengan hadir di sini, semua pengunjung, termasuk para delegasi dapat mengetahui Batik Indonesia sehingga dapat go international," tutup Jumiaty.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya