Ambrosia, Perawataan Kontroversial Transfusi Darah Demi Awet Muda

Ilustrasi wanita cantik.
Sumber :
  • Pixabay/Laleyla5

VIVA – Penampilan yang awet muda menjadi impian banyak orang. Untuk memenuhi hal itu, jenis perawatan kecantikan pun kian berkembang.

Tinggal di Sini 100 Hari Bisa Awet Muda

Terbaru adalah munculnya perawatan dengan metode transfusi darah. Sebenarnya, metode ini telah digunakan untuk menyelamatkan nyawa selama beberapa dekade terakhir, namun kini sebuah start up menggunakan prosedur medis itu untuk melawan efek penuaan, dengan cara menyuntikkan darah orang muda ke orang tua.

Dikutip dari Oddity Central, perawatan itu disebut dengan Ambrosia, istilah untuk makanan mitologis dewa-dewa Yunani. Makanan ini diyakini bisa memberikan umur panjang dan keabadian bagi yang mengonsumsinya.

Dijuluki Vampirnya Indonesia karena Awet Muda, Ricky Harun: Makan Darah Suci

Untuk melakukan metode Ambrosia hanya dibutuhkan waktu dua jam, dengan cara melakukan tranfusi 2 liter plasma pendonor berusia 16-25 tahun ke dalam tubuh orang yang lebih tua. Menurut pendiri Ambrosia, Jesse Karmazin, metode perawatan ini akan memberikan hasil yang menakjubkan. Bahkan dia menyebut Ambrosia sebagai operasi plastik dari dalam, sedangkan transfusi darah tidak memberikan keabadian.

"Hanya sekali infus dari darah orang muda, maka secara dramatis akan meningkatkan penampilan, ingatan dan kekuatan mereka," katanya.

Mengenal Skin booster Seberapa Efektif Untuk Bikin Wajah Mulus dan Bercahaya?

Perusahaan Amrosia Medical menjalankan studi medis yang telah selesai pada Januari 2018 lalu, tetapi meski mengklaim metode itu memberikan hasil yang sangat positif, mereka belum mengumumkan hasil tersebut kepada publik. Dan itulah yang membuat perawatan ini sangat kontroversial di mata banyak ahli kesehatan, lantaran tidak menawarkan bukti kuat mengenai manfaatnya.

Karamazin mendapat ide memasukkan darah orang muda ke orang yang lebih tua dengan tujuan untuk menghentikan atau setidaknya memperlambat efek penuaan. Ide itu muncul setelah dia membaca beberapa studi, di mana tikus muda dan tua dibedah untuk mengamati efek pencampuran darah mereka.

Para peneliti melaporkan hal itu menunjukkan tikus tua lebih kuat dan kesehatannya sedikit membaik, sehingga Karamazin yakin bahwa hasil yang sama bisa didapat jika dipraktikkan pada manusia. Karena itu, Ambrosia telah mendapatkan banyak perhatian di media selama dua tahun terakhir, ketika Karamazin mengumumkan pada musim gugur lalu bahwa dia akan membuka klinik di New York untuk memberikan perawatan tersebut kepada lebih banyak orang.

Namun banyak ahli kesehatan menyatakan mereka skeptis tentang kemanjuran Ambrosia. "Tidak ada bukti klinis (bahwa perawatan ini akan bermanfaat), dan Anda pada dasarnya menyalahgunakan kepercayaan orang-orang," kata ilmuwan saraf Universitas Stanford Tony Wyss-Coray kepada Science Magazine.

Sementara Michael Conboy, seorang peneliti di University of California di Berkeley memperingatkan tentang efek yang berpotensi berbahaya dari Ambrosia.

“Sudah dikenal luas dalam komunitas medis dan ini juga alasan kami tidak sering melakukan transfusi, bahwa pada 50 persen pasien ada efek samping yang sangat buruk. Tubuh Anda dimasukkan dengan darah orang lain dan jika tidak cocok bisa menyebabkan gangguan sistem kekebalan yang lebih besar," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya